BAB 3

589 Kata
Senin....   [Ems lo di mana? gue gak liat mobil lo di kampus.] pesan Ana hari Senin.   [Hp lo mati......kemana sih?]   Masih Ana hari berikutnya.   [Gue mulai cemas nich, gak biasanya lo gak ada kabar kayak gini......Kampus jadi sepi sudah tiga hari gaada lo, Dusen juga jadi pada malas masuk, karena gak ada yang di omelin] Kalimat terakhirnya sempat membuatku tertawa sendiri, memang hanya Anna yang selalu dapat melucu di suasana tidak tepat sekalipun.   Dua jam kemudian suara pengingat pesanku kembali berbunyi.   [Gue samperin kerumah lo, siang ini mobil gue udah siuman dari bengkel!]   Mataku berkedip melihat rentetan pesan dari Ana yang sebenarnya tak sempat k****a semua. Ada sekitar dua puluh panggilan masuk dari nomer yang sama, dan hanya Ana. Batinku hanya bisa meringis membayangkan betapa sibuknya anak itu hanya karena tidak melihatku dua hari. Dan sekarang bocah itu akan kesini, kulempar kembali ponselku yang sempat memantul dua kali di atas tempat tidur.   Jamberapa ini? Oh..pantas perutku terasa lapar. Sudah jam dua belas siang dan mulutku ternganga ketika coba menghitung dalam kepalaku. Aku sudah tidur hampir lima belas jam. Kupikir apa itu bisa membuat otakku waras, karena terlalu banyak tidur ternyata hanya membuat kepalaku justru jadi pening.   Dengan langkah malas aku berjalan kedapur coba mencari apa saja di dalam kulkas yang mungkin bisa kumakan. Kuambil tiga butir telur dan beberapa sosis beku kemudian berjalan mendekati meja kompor. Kunyalakan api dan meletakkan frayingpan. Sambil menunggu mentegaanya panas kupecahkan tiga butir telur yang kemudian kutaburi garam dan merica. Kupotong beberapa sosis beku kemudian kumasukkan lebih dulu kedalam penggorengan dan taklama kutuang sekalian telur yang sudah kukocok tadi.   Kutinggalkan omlet panas yang masih mengepul, menganbil botol jus jeruk dari dalam kulkas, kemudian kembali menghampiri omlet menu sarapan dan makan siangku.   Satu suapan membuat mulutku langsung kembali menganga, karena masih terlalu panas. Aku bangkit lagi untuk mengambil minum. Sambil menunggu makananku dingin kunyalakan layar laptopku dan kemudian Ana datang pada saat kuhabiskan suapan kedua.   Anak itu menerobos pintu dapurku yang memang sengaja kubuka lebar, aku menoleh Anna sebentar dan kembali mengunyah makananku. Bisa kurasakan keterkejutan di matanya.   "Kemana aja sih lo ini?" Ana berjalan mengitari mejaku berdiri kaku dengan dua tangannya bertumpu di atas meja.   "Gue baru turun."   "What !!!" mata Ana langsung melotot dan mulutnya menbentuk huruf O.   "Gila! gimana klo sampai nyokaplo tau?"   Setelah kecelakaan yang menimpaku saat itu, aku memang sudah tidak pernah ikut pendakian lagi dan sudah menjadi batas keras bagi orang tuaku. Tapi ada kalanya aku sangat perlu waktu untuk melarikan diri seperti kemarin. Akhrnya aku menerima ajakan Barra.   "Aku baik-baik  saja, An," jawabku masih tak mengalihkan pandanganku dari layar persegi yang masih menyala di depanku, tanganku kembali menngetik beberata pencarian di goggle.   "Emily !!!" batin Anna jengang, dan bisa kurasakan kejengkelannya yang sudah nyaris di ujung tanduk, karena pasti dia tau jika memang ada yang tidak beres.   "Ada apa sebenarnya ?" kurasakan nada suara Anna yang melunak untuk membujukku.   Matanya memang kelewat jeli untuk di acuhkan.   "Kau kelihatan cerdas," kataku sekedar menguji batas kesabaran Anna yang sengaja kuabaikan dari tadi.   "Sudah berapa hari lo gak bercermin?"___"lihat lo bener-bener jelek Ems!"   Anna masih menilaiku dengan kepala geleng-geleng, kemudian seketika berhenti seolah ada lampu yang tiba-tiba berpijar di kepalanya.   "Jangan bilang lo udah ketemu malaikat penyelamar lo dan gak ngasih tau gue !"   Alisku hanya berkerut  ketika menatap sosok berambut ikal di depanku, dan kuperhatikan tubuhnya beringsud ngeri saat menarik tempat duduk pelahan dan ikut duduk dengan tenang.   "Jadi benar kalian sudah bertemu?" tanya Anna lebih serius.   Aku hanya mengngguk pasrah.   Matanya spontan melebar dan mulutnya kembali membentuk huruf O.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN