Shani duduk terdiam di teras rumah, dengan di temani oleh segelas teh hangat, ia menikmati suasana malam di tempat kelahiran Afdhal. Desa yang cukup akrab dengan nya. Walau hanya beberapa bulan ia menetap. Tapi, suasana desa ini sangat lah membuatnya nyaman. Jauh dari kebisingan, mendengar suara binatang malam. Dan, satu lagi yang membuatnya selalu betah tinggal di desa Afdhal. Ia bisa mendengar suara riak air mengalir, yang berasal dari sebuah sungai kecil yang berada tepat di depan rumah. Begitu tenang, dan membuat fikiran lebih fresh lagi. Ia merindukan desa ini. Suara pintu gerbang yang di buka membuatnya menoleh. Dan, melihat Afdhal baru saja pulang habis dari masjid. Mengenakan baju Koko putih, dengan peci hitam. Serta, kain sarung sebagai bawahan. Ia mengulum senyum kecut, m

