"Bisa dibilang begitu," jawab Cyrill dengan rahang mengeras. Alexa memperhatikan pria itu dengan lebih seksama. Cyrill lebih tinggi sedikit dari Ian dan bertubuh tegap, dengan rahang tegas dan mata yang tajam. Ada aura menakutkan yang terpancar darinya. Sama sekali tidak terlihat seperti seorang gigolo yang ada di dalam pikirannya selama ini. Meskipun ia akui pria itu lumayan tampan. "Aku rasa kita perlu sedikit minuman," kata Cassie sambil meraih botol sampanye. Dengan cepat Ian merebut botol yang belum terbuka itu dari tangan Cassie, "Membuka sampanye adalah tugas pria, karena ini bisa melukai tangan Nona yang halus," cetusnya. Cassie mengerucutkan bibirnya, membiarkan saja Ian melakukan tugasnya. Membuka botol sampanye dan menuangkan isinya ke dalam gelas-gelas kristal yang terdapa

