Arjuna Flame mulai sepi begitu jam makan siang selesai. Para staf sibuk membersihkan dapur, suara peralatan logam beradu menjadi musik ritmis yang biasa Dante dengar setiap hari. Tapi hari ini… semuanya terasa terlalu berisik. Terlalu lambat. Terlalu mengganggu. Karena Dante tidak bisa berhenti memikirkan Kana. Gerakan Kana. Kata-katanya. Cara ia berdiri di antara Dante dan Viola. Tidak seharusnya itu memengaruhi Dante sebesar ini. Tapi pengaruhnya tidak hanya besar… itu mematikan. Theo memanggil, “Chef, jadwal prep malam ini—” “Batalkan.” Theo terkejut. “Chef? Tapi kita ada tamu VIP besok—” “BATALKAN.” Suara Dante pecah, tajam, tidak seperti biasanya. Theo mengangguk cepat, mundur beberapa langkah. Ia tidak bodoh — hari ini bukan hari untuk membantah Chef Dante Arjuna. Dante menu

