DUA PULUH SEMBILAN

1826 Kata

Tiga hari berlalu semenjak kejadian itu Damian datang lagi ke rumah yang ditinggalinya bersama dengan Fiona. Sejak awal masuk hanya ada satpam yang membukakan gerbang untuknya. Masuk ke dalam kamar, yang biasanya dia mendengar tangis anaknya di sana. Dia duduk dipinggiran ranjang. “Damian, kamu bantu pakaiin baju buat adik ya!” dia tersenyum seketika mengingat kenangan itu selalu muncul diingatannya begitu dia sampai di rumah ini Fiona selalu meminta tolong padanya untuk memasangkan baju untuk anaknya. Semua terdengar sangat jelas kenangan indah itu. Emosinya yang tidak bisa dinetralkan hari itu membuatnya harus terpisah dengan Fiona dan anak-anak. “Damian jangan dong! Mereka masih belum boleh, kamu malah suapin es krim,” “Dikit aja, Fiona,” Rasanya dia sedang melihat dirinya sen

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN