Satu

650 Kata
Nella berbaring di tempat tidur sambil mengangkat kedua tangan menatap ponselnya tinggi-tinggi. Sebuah foto terpampang jelas di profil w******p. Seorang pria tengah berdiri membelakangi, rasanya seperti mimpi untukku Nella. "Nella! Ne ... lala ..." Ceklek. "Ya ampun ini anak di panggil enggak pernah direspons!" omel Luna. Luna Sebastian Kurniawan, sang kakak yang sebentar lagi akan menikah dengan seorang pengusaha kaya raya. "Lihat apa sih! Serius amat!" kepo Luna telah berada di atas tempat tidur empuk dan nyaman lembut itu. "Ganteng ya! Sampai perhatikan foto itu?" masih mengomel si Luna. "Ganteng, iya, Kak! Tapi, kok dia gak balas chat gue ya?" cuap-cuap Nella bersuara. "Ya sabar kali, Nel... Mungkin dia lagi sibuk atau bagaimana," kata Luna. Nella berputar tubuh menghadap kakaknya yang sebentar lagi pergi jauh. Rasanya sepi deh, tak ada yang omeli dia lagi. "Kak, Lala juga ingin kawin!" ceplos Nella bikin Luna tabok mulutnya. "Huss...! Sembarangan mulut itu! Kamu masih kecil, kuliah dulu setelah itu kerja. Baru nikah." "Habisnya, kakak sudah di colong sama calon kaya raya. Aku pun mau dong. Sepi, kalo kakak sudah nikah. Siapa yang omelin Lala lagi." Cemberut Nella merasa sedih banget. "Kakak nikah gak selamanya pergi jauh, kamu juga bisa datang ke kantor suami kakak, kalau bosan!" Games si Luna sama adik kecilnya itu. "Memang boleh? Nanti abang ipar marah kalo Lala ke kantor bikin ribut." Putar kembali tubuhnya seperti guling - guling merasa bosan tidak ada balasan dari chit-chat nya. "Tentu boleh dong, sayang. Abang Alex sudah di bagian keluarga kita. Dia juga sayang sama kamu! Sudah, tidur sana. Besok bangun pagi, harus temani kakak ke bridal." Luna turun dari tempat tidur Nella, kembali ke kamarnya. Nella masih sibuk sama ponselnya. Luna benar geleng kepala dengan tingkah adiknya itu. ❣❣❣ Edy tengah sibuk dengan persiapan saudara sepupunya untuk pernikahan besok. Benar menjengkelkan baginya. Dia yang mau menikah, kenapa harus dirinya sibuk dengan perlengkapan gedung sebagiannya. "Dy, ini bagaimana bagus?" tanya Alex sedang mencoba beberapa pakaian jas tuxedonya. "Bagus banget. Semua bagus!" jawabnya kesal. Sudah berapa pakaian yang dicoba sama sepupunya ini. Merasa hidupnya tidak ada hal lebih penting. Pekerjaannya juga harus dikerjakan, kalau bukan sang sepupu akan menikah tentu ia tidak akan mengurus sifat jelek adiknya ini. "Kok jawabnya begitu, aku hanya ingin tampil lebih baik untuk calon istriku nanti. Seorang Alex Chandra Kusuma harus menunjukkan kemampuan sebenarnya, kamu juga tidak ingin kalau anak tunggal Kusuma berpenampilan seperti gembel, kan?" Senggol Alex membanggakan dan percaya diri pada dunianya. Sudah berapa kali Edy mendengar kata gombalan puitis itu dari mulut sang adik sepupunya. Kalau bukan penyampaian amanat almarhum beliau mungkin ia juga nggak akan ada di dunia adik sepupu penuh dramatis ini. "Sekarang ada lagi yang mau kamu coba jas tuxedo-nya?" Edy bertanya, sudah menumpuk pakaian itu di atas tempat tidur Alex. Penuh hingga tidak terlihat bentuk ranjangnya. "Ini bagus, aku suka. Ternyata memilih pakaian ini butuh waktu lama," jawab Alex menyukai jas tuxedo warna cream ditempati kemeja abu-abu gelap dengan dasi berwarna yang sama. "Oke, jadi semua ini tidak ada kamu suka? Biar aku minta Bibi Siti membereskannya." kata Edy kemudian, pekerjaannya sudah kelar. Kini ia harus segera kembali mengerjakan beberapa pekerjaan kantor yang sudah lama menundanya. "Iya, sudah itu saja. Terima kasih, abang sepupu yang baik," ujar Alex berlalu menggantungkan baju yang ia pilih. Berada di ruang kerja, Edy duduk lanjutkan pekerjaan yang berserak di mana-mana. Ponsel yang dari tadi tidak ia bawa memang dibiarkan. 6 pesan belum dibaca  +62865173*** Edy membuka pesan dari siapa itu.   +62865173*** Hi, Om... masih ingat gue gak? •Eh... tes... tes... •Om... ini Lala yang d gak sengaja di cafe Tea Garden! •Om... Iihh... balas dong! •Halo... Loha... •Om Edy.... Edy mengabaikan pesan tidak dikenalnya. Ia lebih baik melanjutkan pekerjaan kantor daripada mengurus pesan gak penting itu. Nella yang dari tadi menunggu balasan dari Edy tak kunjung juga. Akhirnya ia sendiri ketiduran, getaran ponselnya kedip sekali. Pesan ✉ masuk dari Om Edy. Om Edy ? 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN