⚠️2⚠️

886 Kata
Aku memandang dengan malu-malu pria yang berada di sampingku. Setelah melalui drama dan penantian panjang akhirnya dosen menyeramkan ini berganti status menjadi suamiku. "Kenapa?" tanyanya seakan menyadari kalau sedari tadi aku menatapnya, "mau apa? Minum?" tanyanya lagi. Aku menggeleng lantas menggeser dudukku ke arahnya. "Tamunya masih banyak?" tanyaku. Pak Aarav mengangguk pelan. Kedua mata kami menatap ke arah depan di mana para tamu sudah bersiap untuk menaiki panggung pelaminan kami. Saat mulai mendekat barulah aku dan Pak Aarav berdiri, menyalaminya satu per satu. Aku senang sih, tapi cape juga. Pasalnya jumlah tamu undangan tembus sampai dua ribu. Tangan dan kakiku pegal sedari tadi, bahkan bibirku juga ikut pegal karena terlalu lama tersenyum. "Pak, cape," aku menunjuk ke arah kakiku, "pegal Pak," ucapku mengeluh "Mau ke kamar sekarang?" Aku mengangguk."Tapi tamu undangannya gimana?" "Ya enggak apa-apa biarin aja, siapa suruh datangnya kelamaan. Kamu kalau dipaksakan takutnya malah jatuh sakit," Pak Aarav berjongkok lalu melepaskan high heels yang aku pakai, "biar enggak terlalu pegal. Bisa jalan gak? Atau mau saya gendong." Eh, aku tahu saat ini kita sudah halal untuk pegang-pegang, tapi enggak gendong-gendongan juga di depan umum. Malu tahu. "Bisa, Pak," jawabku cepat. Sebelah tangan Pak Aarav melingkar di pinggangku, membawaku lebih rapat dengan tubuhnya. "Yasudah, ayo," ucapnya sambil melangkahkan kakinya. "Pak, aku bisa sendiri. Bapak di sini aja." Langkah Pak Aarav mendadak terhenti. "Nanti yang bantu buka gaun pengantin kamu siapa? Kalau bukan saya." Aku malu. Aku kan belum minta, tapi dia sudah siap siaga ingin menolongku membuka gaun pernikahan. Entah kenapa, memikirkan hal itu, pikiranku sudah melayangkan ke mana-mana. "Ayo, Dhara," perintahnya. Dia seperti tidak sabar sekali. Aku saja yang sedari tadi sudah meringis karena pegal tidak sampai segitunya. Malam ini, aku dan Pak Aarav menyewa kamar hotel sehingga saat selesai acara kami langsung naik ke kamar. Ibu dan adik-adikku sudah pulang ke rumah baru kami semenjak sore tadi dikarenakan kondisinya yang masih belum benar-benar stabil. "Siapa dulu yang mandi? Saya atau kamu?" tanya Pak Aarav setelah membuka gaun pengantinku. Untung saja aku pakai baju dalaman lagi sehingga bagian belakang tubuhku tidak terlihat olehnya. "Terserah." "Bareng?" tawarannya yang langsung mendapat gelengan kepala dariku, "kenapa? Kan udah sah. Enggak dosa." Aku menghentakkan kakiku lalu berjalan ke arah kamar mandi. "Aku duluan," ucapku lalu menutup pintu. Aku terdengar dia terkekeh pelan setelah itu hanya suara air mengalir yang terdengar. Beberapa saat kemudian, dengan mengenakan baju piyama berwarna hitam, aku keluar dari kamar yang mandi. "Gantian Pak,"ucapku. Dia meletakan ponselnya lalu bergantian menggunakan kamar mandi. Selama dia berada di kamar mandi, tubuhku berubah menjadi panas dingin. Ini malam pertama kami, biasanya suami istri melakukan itu. Kalau ditanya siap atau tidak, ya jawabanku siap, tapi aku takut. Takut dan juga malu sih. Suara pintu yang terbuka mendadak terdengar. Aku menggigit bibirku berusaha meredakan rasa gugup. Netra mataku menangkap Pak Aarav berjalan ke arah lemari, mengambil kaus hitamnya lalu dia berjalan mendekatiku. "Kenapa enggak tidur? Katanya cape," aku menggeleng pelan. Bagaimana aku bisa tidur kalau jantungku berdegup kencang, "menunggu saya?" tanyanya dengan senyum yang sulit aku artikan. Senyum menggoda atau apa. "Pak," aku buru-buru meletakan bantal guling saat dia mendekat ke arah sisi ranjangku, "jangan mendekat. Aku udah mandi." Kedua alisnya saling terpaut. "Terus apa masalahnya?" dia membuang guling itu ke sembarang arah, "saya juga sudah mandi. Kita jadi sama-sama wangi," ucapnya terdengar seram. Ternyata bukan hanya tatapannya yang seram, kata-katanya juga. Dia semakin bergerak mendekat, sedangkan aku semakin bergerak menjauh. "Pak, tolong. Ih, seram banget," ucapku dengan tatapan was-was. "Kamu kenapa sih? Emang saya mau ngapain?" Aku mendadak terdiam lalu kembali menatapnya. "Emangnya mau ngapain?" tanyaku membalikan ucapannya. Dia menarik tanganku dengan sedikit kencang setelah itu dia menarik pinggangku dan memelukku dengan erat. "Mau tidur sambil pelukan." "Oh, kirain." Aku bisa bernapas lega. "Kirain apa?" Aku membalikan tubuhku lantas kami berdua saling bertatapan dengan jarak yang sangat dekat. "Bukan apa-apa," aku menyengir, "Pak aku mau ganti panggilan." "Boleh. Mau panggil apa?" "Aku mau mengubah panggilan pak jadi mas. Aneh gak?" "Coba dulu." "Mas Aarav, bisa geseran gak? Napas kita deketan banget. Panas. Aku enggak nyaman." Dia tertawa kencang, sebelah tangannya menarik pinggangku sehingga tidak ada jarak diantara kami. "Panggil begitu boleh, tapi kalau geseran, saya enggak mau." "Dhara, masih cape gak?" tanyanya dengan suara yang lebih lembut. Aku kembali panas dingin. Aku diam saja, tidak menjawab. Aku memilih berpura-pura tidur sampai pagi menjelang. Maafin ya, Pak. Habisnya aku belum siap. Cerita ini sudah tersedia versi lengkap, untuk kalian yang mau baca duluan, dapat diakses di k********a. Di k********a kalian bisa mendapatkan 1. Ebook Lengkap (59 part) 2. Bagian Tambahan Ekslusif di karyakarsa Sudut Pandang Aarav (10 part) Sudut Pandang Dhara (3 part) Sudut Pandang Fajar (1 Part) Sudut Pandang Penulis (3 Part) Hanya dengan Rp44.000 kalian bisa akses semua partnya. Cara belinya: 1. Masuk ke aplikasi k********a bisa melalui web atau aplikasi. 2. Cari nama kreator (TheDarkNight_) dan cari judul karya (Full _ Ebook _ Mr. Scary and Our Journey _ TheDarkNight_) 4. Ubah harga jika kamu ingin memberi apresiasi lebih. Pilih metode pembayaran: GoPay, OVO, s****e Pay, Indomart, Alfamart, atau transfer bank. 5. Ikuti petunjuk pembayaran (lihat bagian-bagian yang menerangkan pembayaran dengan Gopay, OVO, Virtual Account BNI, dan Pembayaran QR). 6. Kembali ke laman k********a dan ke karya tadi. Pastikan kamu sudah login, ya. Kalau transaksi sudah berhasil, Karya yang sebelumnya bertuliskan "terkunci" akan ganti jadi "terbuka".
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN