William masih berada di ruangannya, ia juga sudah menyelesaikan beberapa revisi pada kesalahan yang ada pada dokumen kerjanya. Pria itu kemudian menggeliat, merasa sedikit lelah, dan memerlukan istirahat beberapa menit saja. “Maaf membuatmu menunggu cukup lama,” ujar Barbara yang tiba-tiba saja sudah berada di dalam ruangan. Wanita itu membawa nampan, lalu di atasnya ada camilan dan juga dua cangkir kopi. “Tidak masalah, aku juga tahu jika jarak dapur dari ruangan ini cukup jauh.” William langsung saja berdiri, ia duduk di atas sofa, dan mengulas senyumannya. Barbara yang mendengar dan melihat tingkah suaminya hanya diam, ia kemudian meletakkan nampan di atas meja. “Apa aku boleh bertanya padamu?” William menatap bingung. “Apa boleh?” tanya wanita itu lagi. “Tentu saja. Apa yang ing

