Setelah mendengar banyak cerita dari istrinya, William hanya bisa diam. Apa yang Barbara ceritakan padanya cukup mengejutkan, apalagi fakta jika kakeknya adalah orang yang merancang semua rencana itu. “Maafkan aku,” ujar Barbara dengan suara pelan. Ia menelan ludahnya kasar, menatap William yang hanya diam dengan tubuh gemetaran. William yang sejak tadi diam bukn karena ia marah, tetapi karena sangat kaget mengetahui banyaknya kenyataan mengejutkan. Pria itu kemudian memijat kepalanya, ia menghela napas panjang, dan berusaha mengulas senyuman. “Aku mohon … selamatkan Alice.” “Barbara, maaf … aku tidak bisa menyelamatkannya dengan cara memiliki seorang anak. Tapi aku akan berusaha melindunginya di tempat ini, itu juga akan lebih berguna daripada meninggalkannya bersama Kakekku.” “A-ap

