Baby Boy or---?

1523 Kata
    Hari minggu—weekend—iya sama saja. Apa pun itu, pokoknya waktu untuk libur. Berleha-leha pacaran sama kasur, atau sayang-sayangan sama kata malas. Begitu juga Kayari Manayaka, tetapi beda caranya. Menulis itu memang passion dia, jadi susah sekali berhenti. Masih sering menulis-nulis artikel sekalipun sudah menjadi sekretaris Tuan Selatan Cendana. Sekretaris sekaligus plus plus. Lumayan menambah-nambah penghasilan. Kalau ngomongin black card dari si bos, memang bisa dipakai buat beli apa pun, tapi ngeri juga. Tagihan kan jelas dikirim pada Selatan. Nanti Selatan tahu semua hal. Padahal tadinya jelas Kayari mau langsung beli apartemen. Nanti kalau ada apa-apa, Selatan tahu semua tentang Kayari. Lagian kembali lagi—passion!     Lalu tidak terbayang juga bagaimana adiknya akan merajuk kesepian kalau Kayari bilang akan pindah ke apartemen sendiri.     "Kak. Kamu belum makan. Mau dimasakin ramyun juga nggak?" tanya Arka sambil berjalan melewati ruang tengah di mana Kayari sedang mengetik. Arka berjalan menuju dapur yang mejadi satu dengan meja makan. Ada dua meja makan di rumah Kayari dan Arka, satu di ruang makan khusus di mana ada meja panjang dengan beberapa kursi, lebih mewah dan resmi, namun jarang sekali digunakan sebab mereka hanya tinggal berdua. Satunya lagi menjadi satu dengan dapur. dapurya tentu bersih, dapur kering. Meja yang ada di sana tidak begitu besar, tetapi tetap cukup untuk beberapa orang. Di tengah-tengah, di kelilingi dengan cabinet, kulkas, dan banyak peralatan dapur modern seperti biasa. Letak dapur lebih tinggi sedikit dari pada ruang tengah yang harus dilalui. Posisinya itu memang langsung menghadap ruang tengah. Tipe rumah minimalis zaman sekarang. Lagipula memang jarang sekali memasak, kecuali seperti ramyun. Keduanya sama-sama sibuk. Tetapi ada ibu pengurus rumah yang memasakkan. Biasanya juga ada bahan-bahan yang sudah dimasak dan tinggal dihangatkan di dalam kulkas.     Kayari menoleh ke belakang, melihat si bungsu yang gemesnya tidak ketulungan lagi masak. Dibandingnya dengan dirinya, Arka jauh lebih lihai dalam memasak. Mungkin karena Arka lebih banyak di rumah kalau tidak ada kelas. Sama sekali tidak berminat nongkrong ke sana sini juga. selain main gim, dia sering memasak, berlatih alat musik atau membuat lagu. Selain itu Arka juga ahli dalam mengedit video dan fotografi. Rajin sekali sekarang Arka sedang memasak. Mukanya serius begitu. Lucu. Mau unyel-unyel saja. Memang sejak kecil Arka tak pernah berubah ketampanan dan kelucuannya. Sayang saja jomlo terus. Kayari mungkin akan merencanakan acara take me out untuk Arka. Akan dia bantu pilih yang berbobot. Yang kuat memanjakan adeknya. Tapi tenang, nanti juga dimanjakan balik. Disayang. Kayari tahu Arka sekali, yang memang perhatian, kayak sekarang.     "Nope! Kamu saja makan yang banyak. Kakak sedang mencari nafkah untuk berfoya-foya." Prinsip hidup Kayari yang sangat berbeda. Bekerja dengan keras agar bisa menghabiskannya dengan leluasa. Hidup mewah. Sekalipun mereka berada dari keluarga berada, Kayari tidak lantas menggunakan dan menghabiskan uang orang tuanya begitu saja.     Arka tertwawa sambil menggelengkan kepala dan melanjutkan masak ramyun. “Pokoknya aku masakin,” kata Arka bersikeras. Seperti biasa juga. Si adik manis dan perhatian. Memang ya, Kayari itu ada-ada saja. Unik. Bikin Arka tambah sayang. Kalau begini terus, Arka ngeri juga. Nanti jadi bucin sama kakak sendiri. Cukup deh bayangin yang nggak-nggak. Jangan sampai berharap menikah. Masih waras kok sedikit, mereka kakak-adik. Iya, sedikit.     Satu email dari Tuan Selatan Selatan masuk.     Ini hari libur. Kayari berharap bisa berleha-leha. Tapi apalah daya. Dia buka emailnya yang ada satu file di sana. Isi judul emailnya ; Hiburan buat kamu.     Keningnya berkerut bingung. Lalu memutar videonya. Dia langsung tersedak karena satu layar besar laptop itu, video dia yang lagi ‘main’ sama Selatan. Dia menungging sambil megang sisi meja kantor milik Selatan. Rok sudah ke atas. Celana Selatan sudah turun sepaha. Baju berantakan. Rambut apa lagi. Selatan dari belakang sudah sibuk gerakin pinggul buat keluar—masuk.     Suara videonya? Jangan ditanya.     Kayari langsung mematikan videonya. Panik. Menengok ke belakang yang ada Arka di dapur. Mata mereka berdua saling ketemu. Bersirobik. Arka jelas melongo beberapa saat, mustahil tidak mendengar, tapi buru-buru buang muka. Lalu langsung pergi dari sana sambil bawa ramyun, ke kamar lagi.     Damn!     Kayari kacau total. Langsung membalas pesan Selatan.       To ; Selatan     Helo, Tuan Selatan! Maaf, maksud anda apa ya ini? Mau dipakai untuk revenge porn nantinya atau memang berniat menjatuhkan saya?       Selatan membalasnya sangat cepat.       To ; Kayari Whoa, easy love. Cuma mau kasih tunjuk biar kamu tau saya punya. Sharing.       To ; Selatan Ngerekam ini tanpa persetujuan saya? Bukannya gak ada ya dikontrak?       To ; Kayari     Gak, gak ada niat ngerekam langsung. Ini cctv ruangan saya yang emang kelewat mukhtahir. Di ruangan saya ada kamera khusus jadi kalau ada yang masuk atau ngebobol, saya tahu. Tapi tenang, ini Cuma saya yang megang. Ini juga mau saya lenyapin kok. Tapi sebelumnya kasih kamu dulu biar kamu tahu juga, saya punya ini. Biar sama-sama enak dan tahu.       To ; Selatan     Ok ok baik. Tolong hapus.       To ; Kayari     Pasti. Jangan lupa buat refrensi. Itu posisi kamu kurang nungging dan harusnya agak ke kanan biar masukinnya lebih dalem. Kamunya nanti bakal lebih enak rasanya.       Wow! The real dom here. Kayari geleng-geleng kepala sendiri. Khas Selatan sekali, mendominasi dengan seksi. Tidak perlu membentak atau sok galak, sok mengintimidasi, lembut, tetapi sudah terlihat jelas. Dapat dirasakan.       To ; Selatan     Pak. Saya lagi libur. Tolong kasih saya waktu buat menikmatinya.            To ; Kayari     Kalau mau nikmat, ya sama saya. Nanti saya kirim deh refrensi video lain yang bukan kita.            Serius, Kayari mau teriak. Bosnya ini memang b******n. Semena-mena dan dirty talknya bikin merinding.       To ; Selatan     Ok       To ; Kayari     Ok? So baby girl, film your self for me.       Ini benar-benar tipikal dominan. Kalau Sagara lebih sering caranya ketika terangsang adalah minta pada  Kayari untuk mendesah. karena sedang ingin tapi jauh. Kalau Selatan ini kelewat dominan. Lebih suka visualisasi nyata.       ***          Arka kaget. Frustasi sendiri melihat dan mendengar jelas apa yang di laptop kakaknya. Serius, itu di layar Kayari lagi disetubuhi oleh pria yang tidak Arka kenal. Siapa tahu! Tapi dari ruangan sama pakaian yang dikenakan Kayari, jelas di kantor.     Setahu Arka, Kayari sudah putus dengan mantan kekasihnya dan itu sudah cukup lama. Tidak tahu kalau sekarang udah punya pacar lagi. Padahal juga di kantor baru belum begitu lama. Dia sendiri sejujurnya waktu Kayari putus padahal sudah seneng banget. Kenapa sekarang secepat ini??     Dan lagi—jelas dia frustasi secara seksual. Arka tahu Kayari pasti pernah kayak ‘gitu’. Bercinta. Melakukan hubungan penetrasi. Tapi tidak pernah terpikirkan dia sampai menyaksikan langsung, visualisasi nyata ya walaupun Cuma di layar. Biasanya Cuma bisa menerka-nerka di bayangan atau di mimpi. Bagaimana indahnya Kayari ketika melakukan kegiatan semacam itu. Napas terengah, mendesah, pergerakan yang indah, tubuh telanjang, mata sayu. Dia benar-benar membayangkan kakaknya bak seorang dewi. Dan di layar tadi yang dia saksikan, beberapa terwujud nyata, Ini Kayari bener-benar menungging dan disetubuhi, dimasukkan liangnya oleh pria itu. Dan ekspresi Kayari, muka Kayari, raut Kayari—gila Arka deh. Mana dapat melihat secara nyata yang dia bayangkan, tubuh Kayari mulus sekali. Walaupun dia tahu bagaimana bentuknya, tetapi itu dulu waktu masih kecil. Yang sekarang, luar biasa. Apalagi bokongnya, sekal sekali.     Pikirannya jadi ke mana-mana. Susah. Mustahil diam saja. Persetan sama ramyun. Sudah tidak lapar lagi. Pokoknya satu-satunya yang dia lagi lakukan saat ini,  pasti menggunakan lotion di tangan sambil sibuk menaik-turnkan tangannya pada bagian paling nikmat. Gila dia!     Coba membayangkan kalau yang ada di posisi pria itu adalah dia. Merasakan bagaimana 'diangetin' sama Kayari. Kulit yang saling bersinggungan. Atau Kayari yang menyebut nama dia sambil kesakitan tapi nikmat.     "Kak Kayari—eungh—"     Biar dia tenggelam sama bayangan dia sendiri. Memejamkan mata membayangkan mulut Kayari bermain di sana. Atau mungkin di pangkuan dia, meminta dengan manja buat terus dihentak. Women on top yang unik. Bisa di kasur atau di kursi gim kebesarannya.     "Kak—enak. Adek suka banget ka Kayari gini—" racau Arka makin tidak karuan.     "G-gini apa dek?" I     tu suara Kayari. Arka buru-buru menengok dan menemukan Kayari di depan pintu dengan muka kaget sekali.     Iya, dia ke atas, niatnya mau bersikap seolah tidak terjadi apa-apa, biar Arka lupa. Jelas malu dilihat adik sendiri, walaupun Arka juga sudah dewasa, pasti mengerti. Mau mentraktir Arka juga, biar diam dan tutup mulut. Sogokan untuk si adik. Dia tahu Arka juga tidak akan mengatakan pada siapa pun, sogokan ini lebih pada biar tidak dibahas saja ketika mereka berdua.     Tapi yang dia dapatkan, si adek sedang memuaskan diri sendiri dengan jarinya. Nikmat sekali sambil menyebutkan nama dia. Lalu berbicara hal-hal kotor, seolah dia sedang melakukan sesuatu pada Arka. Seolah mereka sedang melakukan sesuatu yang begitu nakal, kotor dan di luar norma. Masalahnya, mereka ini kakak adik. Kayari merinding sendiri. Apalagi Arka yang dia kenal itu polos sekali. Tidak pernah terbayang akan menjadkannya fantasi seks.     Arka sukses melongo. Bingung. Kaku.     Pertama, ini tanggung.     Kedua, malu dia ketahuan lagi memuaskan diri sendiri.     Ketiga, yang dibuat fantasinya itu, tokoh utama wanitanya, sekarang yang sedang menangkap basah dia. Dan itu kakaknya sendiri.     Keempat, iya, orang yang ada di fantasinya itu ada di depan dia. Antara dia malu, kaget, panik dan—     Semakin frustasi dan mau merealisasikan. Bener-bener melakukan seks bersama Kayari. Sinting! Dia tahu dia sudah gila!     Mata bulat indah Arka menjadi begitu sayu. Mengerjap dan bibirnya meloloskan napas terengah yang mirip seperti erangan frustasi.     []  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN