Dominant Sagara II (Possessive)

1819 Kata
    Beberapa orang memerhatikan mereka. Sagara terlihat begitu tenang, bahkan menggenggam tangan Kayari. Ada staf yang melempar senyuman, sebab yang mereka ketahui, Kayari adalah sepupu Sagara. Yang mereka saksikan adalah sebuah keeratan dalam hubungan keluarga. Jika tahu apa yang akan mereka lakukan nanti, haruskah mengatakan, mereka adalah keluarga normal? Untung saja memang kehidupan pribadi Sagara tidak terekpos. Menjadi misterius adalah pesonanya. Dia sendiri lebih mengedepankan kemampunan  dan project-projectnya daripada kehidupan pribadi. Jejak digital Sagara sebagai superstar benar-benar baik. Dia tidak pernah ada skandal sama sekali. Paling hanya rumor dia sering bermain dengan wanita, itu saja mengutamakan persetujuan. Consent.     Masuk ke ruang tunggu, tempat berleha-leha di mana ada beberapa orang di sana, staf, manager, bodyguard dan juga stylish serta make up artist, beberapa dari mereka pasti ada yang mengetahui kalau Kayari bukanlah sepupu Sagara sesungguhnya. Biasanya orang paling dekat seperti manager, sebab raut wajahnya cukup terkejut. Pertama kalinya seorang Sagara Caraka seolah menaruh dirinya sendiri dalam bahaya. Walaupun dia tetap bermain aman, tetapi kehadiran Kayari di lokasi syuting cukup mencengangkan.     Menyusuri ruangan, mereka sampai ke tempat lainnya. Tujuan utama. Ruang ganti dengan tembok putih, tidak besar, tidak juga kecil. Cukup untuk mereka berdua, atau bisa tambah satu orang lagi. Memastikan sekitar, Sagara lalu menarik Kayari dengan lembut ke dalam. Sang manager menyadari dan tahu dia harus menjaga privasi Sagara agar tidak ada yang masuk ke dalam.     Bisa ditebak apa yang dilakukan Sagara dan Kayari  di kamar ganti yang tidak begitu besar itu. Tanpa menunggumembuak waktu, Sagara menciumi bibir Kayari. Melumat penuh gairah. Terengah-engah. Sedari tadi sudah menunggu Kayari datang dengan miliknya yang menyesakkan di dalam celana. Sudah membesar. Sagara akui ini salahnya sendiri. Akhir-akhir ini dia merasa agak berbeda. Alih-alih tertarik pada wanita lain, bahkan dengan wanita di film dewasa saja dia tidak berminat. Satu-satunya yang membuat Sagara mulai terangsang adalah membayangkan bagaimana Kayari melakukannya malam itu di hotel. Pertemuan pertama mereka dengan Kayari yang terkesan anggun, dingin, seksi. Kemudian menjadi begitu berantakan di atas kasur ketika dia hentak berkali-kali. Mendesah dan mengeong seperti kucing manis yang ingin dimanjakan oleh Sagara. Rasanya ingin memelihara Kayari saja. Ingin tubuhnya dijilati Kayari atau sebaliknya.     Kayari itu—luar biasa. Bagaimana bisa wanita itu menjadi begitu seksi, dominan tetapi juga menerima apa saja yang dia lakukan. Mereka sama-sama memberi dan mendapatkan kenikmatan. Sagara rasanya ingin mencoba banyak hal dari yang vanilla sampai hard bersama Kayari. Ingin tahu bagaimana wanita itu menanggapi dan mengikuti permainannya yang jujur saja, Sagara juga sadar dia ‘agak kasar’, dalam arti mengebu-ngebu. Hentakannya selalu dalam sekali dan suka mendengar Kayari mengerang, mendesah, pasrah. Miliknya.     Alhasil, puncaknya adalah tadi. Hanya melihat media sosial Kayari. Foto-foto wanita itu yang cantik, seksi, menggoda. Bahkan hanya ketika wajahnya datar. Sagara seperti ingin mengurut miliknya sendiri pada bagian intim kemudian mengeluarkan di foto Kayari. Urung melakukan itu, dia kenal dan dekat dengan Kayari asli, maka Sagara memutuskan untuk meminta Kayari untuk datang yang senang sekali langsung disetujui. Bagaimana Kayari menyukai dan tergila-gila padanya, membuat Sagara juga tergila-gila. Dia suka dipuja. Dia suka Kayari menyukainya. Cuma dia.     “Aku sudah turn on dari tadi, ya ampun. Terus pas lihat kamu datang. Muka kamu, badan kamu, bibir kamu, mata indah kamu. Aku nggak kuat lagi mau main sama kamu…,” kata Sagar berbisik pada Kayari. Mendesak di tembok ruang ganti. Napasnya terengah. Benar-benar sedang terangsang. Gila Berahinya meningkat. “Kamu pakai rok mulu, pendek, aku suka. Aku jadi gampang masukkinnya. Suka kan? Ehm?” Sagara memasukkan tangannya ke dalam rok Kayari.     Dimulai dari mengusap-usap paha, naik ke atas, di depan celana dalam Kayari, jarinya mengusap-usap. Bermain menusuk-nusuk dengan sengaja. Lalu senyuman terukir. “Kan sudah basah. Suka banget kamu yang kalau sensitive setiap aku giniin. Kayarinya aku. Kamu juga bikin aku terangsang banget. Gampang banget aku apa-apa langsung h***y….,” cerocos Sagara dari kata manis seolah dia sayang, maklum sedang terangsang, sampai kata kotor agar Kayari merasakan yang sama.     Memejamkan mata lalu menengadah, bibir Kayari sedikit terbuka hingga meloloskan cicit pelan. Berusaha keras tidak mendesah gila agar orang tidak tahu apa yang sedang mereka lakukan. Sagara melanjutkan aksinya. Satu jari menyelinap lewat pinggri dalaman, lalu masuk ke labia, mengusap-usap yang basah sebelum memasukkan. Satu jari. Dua jari. Digerakkan cepat sampai Kayari lemas sendiri. Mau jatuh. Seluruh tubuhnya ngilu. Nikmat. Seperti mau mengelinjang. Meremat tangan Sagara, rasanya sakit, tapi tidak masalah, tidak seberapa, bahkan setimpal dengan yang akan dia dapatkan nantinya.     Mengeluarkan jarinya, Sagara mengecupi pipi Kayari. “Nggak…, jangan keluar pakai jari aku. Walaupun iya, tahu, kamu suka. Panjang. Enak kan? Cairannya ya ampun banyak. Basah….” Lagi. Kotor. “Pakai punya aku yang bawah ini aja, sudah berdiri sejak tadi,” sambung Sagara segera membalikkan tubuh Kayari menghadap ke tembok. Mendesak sementara dia di dalamnya. Sudah tahu mau ke arah mana adegan ini.     Sagara menurunkan celananya sampai paha di belakang Kayari yang menghadap ke tembok. A quicke yang sebenarnya tidak seperti namanya, tidak cepat-cepat sekali. Mengambil pengaman, kondom, Sagara segera memakainya. Bermain aman, bukan hanya perkara hamil atau tidak, tetapi juga penularan penyakit, sekalipun keduanya dipastikan tidak memiliki. tapi bagaimanapun mereka asing. Posisi nyaris mirip doggy Style, sebab diawali juga dengan agak membungkuk dan menungging, namn setelahnya kembali pada posisi semulai.     Sagara menghentak. Menekan berkali-kali. Mendesak Kayari yang di tembok, jadi tidak bisa ke mana-mana. Menerima hentakan yang rasanya menjadi semakin dalam. Yang bikin rasanya semakin ngilu. Nikmat sekali. Jika urusan hentakan dan hujaman, Sagara juaranya. Faster dan harder.     “Eungh—h Sa—ga,” desah Kayari ketika di bawah sana seperti dikoyak. Dimiliki. Dimasuki. Penuh. Menghujam. Kukuh dan tegak.     “Stss, jangan berisik, sayang. Di luar nanti dengar …,” kata Sagara lembut. Menggoda. Seduktif. Tidak benar-benar dengan ucapannya. Mungkin dia memang ingin orang mendengar bahwa di dalam, Kayari sedang digagahi olehnya. Membayangkan itu membuatnya semakin terangsang. Semakin cepat.     Desahan Kayari harus dihentikan dengan Sagara memasukkan dua jari ke mulut seolah sedang melakukan hal yang sebelumnya dilakukan. Kayari mengecap, mengulum dan menjilat. Sagara bersumpah, Kayari ahli sekali menggoda. Membuatnya keluar klimaks dengan puas, walaupun rasanya ingin dicabut dulu, agar naik kembali ke atas, lalu dimasukkan lagi. Semakin lama semakin nikmat. Tapi memang keadaan dan waktunya tidak mendukung.     Selesai apa yang mereka lakukan, Sagara mendapatkan klimaks dan pelepasan, Kayari juga merasakan hal sama. Tidak ada cairan tumpah ruah seperti di film. Tidak seperti itu. Hanya keluar basah sedikit dan lengket untuk Kayari. Mengalir sedikit ke s**********n dan milik Sagara. Sudah menyiapkan tisu, segera dibersihkan.     Sambil Sagara menciumi leher Kayari setelahnya, dia melepas kondom yang tadi dia pakai. Ada cairannya. Membersihkan dengan tisu dan make celananya lagi. Kayari juga menurunkan lagi rok yang tadi dia naikkan agar Sagara bisa melakukannya dengan mudah. Mengisi dirinya penuh. Melakukan penyatuan antar surga dan neraka di bawah sana.     Jujur saja, kaki Kayari sangat lemas dan sedikit gemetar karena tadi mereka melakukan seks sambil berdiri.     Sagara meluk Kayari. Erat. Pria itu memang selalu memberikan after care manis. Seperti pacar. Tidak hanya selesai lalu pergi begitu saja. Dan sebenarnya yang diperlakukan seperti ini oleh Sagara, sampai sebegininya, hanya Kayari sejauh ini. "Jangan keluar dulu. Sini sebentar. Mau peluk. Harum banget sih,” ucapnya dengan suara baritone yang merdu. Meneduhkan sekaligus seduktif secara bersamaan. Kata-katanya manis, tapi bibirnya menjelajah ke mana-mana sambil memejamkan mata. Kayari kembali dibuat melenguh lagi. Sudah lemas, sekarang ditambah ngilu.     "Aku gak tau apa-apa tentang kamu. Kamu tau semua tentang aku. Kamu tinggal di mana? Kamu kerja di mana?" tanya Sagara tiba-tiba. Di luar ekspektasi. Hubungan mereka jelas tidak mengarah ke sana. Hanya hubungan senang-senang. Tidur bersama. Kepuasan. Sagara sendiri sepertinya kaget dengan pertanyaannya, tetapi ya, dia ingin tahu.     Kayari terdiam sebentar sambil menjauhkan diri dari Sagara agar berhenti menciumi dirinya. Lagipula, bagaimana mau jawab kalau disentuh terus? Yang terjadi malah tidak akan berhenti mendesah dan tidak menjawab apa pun. Berusaha keras menghindar, Kayari menjawab, tetapi bukan sesuatu yang membuat Sagara puas. Malahan seperti ditantang dan cukup mengejutkan untuknya. "Memang harus tau?"     "Wow, Kayari Manayaka." Kaget. Yang dia tahu, Kayari fansnya, tergila-gila padanya. Bukankah harusnya senang jika ditanya seperti ini? Wanita lain akan merengek dan memohon berada  di posisi Kayari. Menggantikan Kayari agar mendapatkan perhatian dari dirinya. Kayari— berbeda.     "Kode etik. Jangan bahas pribadi aku. Yang penting—we good, kan?" Kayari menekankan bagian ‘we good’ di akhir agar menjaga privasi masing-masing. Maksudnya, dua-duanya menikmati hubungan ini. Sama-sama merasa diuntungkan dan merasa nikmat. Enak. Iya, Kayari juga tidak terbayang bagaimana kalau Sagara tahu info lengkap tentang dirinya. Hubungan mereka ya Cuma sebatas ini saja seharusnya.     Apalagi kalau ingat di tempat kerja lama dia sering menulis artikel tentang Sagara. Membayangkan kalau Sagara datang wawancara ke kantornya, lalu mereka ketemu muka dan— wow mereka punya rahasia berdua —sering tidur bersama. Terbayang sudah muka semena-mena dan sombongnya Sagara. Sejak mengenal Sagara lebih dalam, dia seperti sudah bisa membaca sifat itu. Tidak membenci, tapi untuk beberapa hal memang harus dihindari karena tidak cocok.     Mengangguk-anggukkan kepala, Sagara berusaha tenang. "Ok. Ok. Lalu kalau yang teleponin kamu terus sejak kita ketemu dan setiap kita ketemu, siapa?" tanya Sagara. Mungkin itu adalah salah satu yang paling membuatnya penasaran. Ingin menyuarakan pertanyaan yang ada di dalam kepalanya.     Oke, itu Arka. Adiknya yang sering menganggu.     "Kamu—punya pacar?" tanya Sagara lagi membondong pertanyaan seolah sudah tidak sabar. Seolah ingin menangkap basah Kayari.     Kayari tidak menyangka bahwa Sagara akan bertanya seperti itu.     Tidak. Kayari tidak langsung menjawab, Lebih hati-hati. Kan seram saja kalau ujung-ujungnya bisa revenge porn. Kalau mereka berpisah lalu Sagara memberi tahu adiknya, hancur saja semuanya.     Terkekeh licik melihat Kayari yang diam saja. "Nggak mau bilang juga? Ha?" Suaranya seolah menantang. Tetap seduktif. Alih-alih terlihat marah, Sagara malah terlihat sangat menikmati keadaan yang ada. Tangan Sagara malahan sekarang sudah kembali nakal di bagian d**a Kayari. Diremas-remas di sana. Rasanya sampai ke pangkal paha Kayari.     "Kamu— nakal banget ya. Sudah punya pacar, tetapi masih main sama aku. Wow. Padahal kamu kelihatan tipikal anak manis banget. Aku suka Kayari Manayaka. Suka kamu yang nakal sama liar." Sagara bisik seduktif di telinga sambil mencium di sana. Sengaja. Menjilat. Dia benar-benar tergila-gila dengan tipikal Kayari. Ini yang buat dia kecantol terus. Bahkan saat menonton film dewasa, dia akan membayangkan wanitanya adalah Kayari.     "S—Sa—ga—” Terngah. Mendesah. Kayari dibuat pening.     Melanjutkan aksinya. Dia suka menggerayangi tubuh Kayari. Suka mendapatkan reaksi Kayari yang liar. Pacar orang lain. "Kalau aku yang jadi pacar kamu, setiap hari aku ikat kamu di kamar kali biar nggak nakal. Cuma buat aku,” katanya Posesif. Entah fantasi liar apa yang ada di dalam pikiran Sagara.     Itu seram sebenernya, tapi kenapa Sagara bisa bikin jadi kedenger seksi banget? Gila.     "Tapi untungnya aku bukan pacar kamu. Aku selingkuhan kamu. Aku suka kamu nakalnya sama aku. Just tell your boyfriend, I f**k his girlfriend and no one can he do about that. I dom you everytime. Kasih tau bagaimana jagonya aku buat kamu enak. Kayari keluarnya sama aku. Aku keluarnya sama Kayari. Sampai muncrat.”     Sagara si dominan seksi yang cukup gila. Seduktif. []
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN