After Married 16

1297 Kata
#playmulmedplease! Kita tidak dipersatukan hanya untuk sekedar bersama, namun kita dipersiapkan untuk melewati hari-hari yang akan datang dengan saling menguatkan. ⚠️WARNING!⚠️ Sepanjang perjalanan mereka hanya kesunyian yang melingkupi, tak ada satupun dari mereka berniat memecah keheningan ini. Baik Ari atau pun Susi lebih nyaman dengan kediaman mereka, sibuk dengan pemikiran masing-masing sampai mobil yang dikendarai oleh kedua orang itu tiba dikawasan perumahan. Tak ingin membuat suasana semakin menjadi canggung, Susi berdeham pelan sambil melirik kesamping melalui ujung matanya. Dia tidak tahu bagaimana cara meloloskan diri kali ini, semua rencana yang telah dia susun bersama Arifin belum semuanya dilakukan. Tunggu? Rencana Arifin? Astaga Susi lupa akan hal itu, sial. Selepas Ari memarkirkan mobil ke garasi, Susi langsung berlari masuk kerumah tanpa memperdulikan tatapan bingung Ari. Wanita itu mengusap wajahnya kala berdiri tepat di depan pintu kamar mereka. "Bego! Kenapa gue bisa lupa sih." Keluh nya di liputi rasa cemas yang membuat tubuh Susi terasa lemas, oke mungkin reaksi ini terlalu berlebihan tapi masalahnya dia tidak tahu harus melakukan apa! Tanpa dia sadari Ari sudah berdiri tak jauh darinya, membawa tas yang berisi pakaian kotor. "Sekarang apa lagi?" Pertanyaan yang menjurus pada pernyataan bahwa sikap Susi menunjukkan penolakan atau mungkin otak wanita itu sedang mencari alasan untuk menghentikan hasrat terpendam Ari. "Itu pak, saya gak tahu mau bilang apa tapi jangan masuk kamar dulu. Bisa gak?" "Kenapa?" "Gak apa-apa tapi saya malu." Pria itu berdecak berjalan mendekat, membuat kepala Susi menggeleng keras memberikan peringatan agar Ari tak memaksa masuk. Namun Ari tetaplah Ari yang keras kepala, semakin di halangi maka semakin besar keinginan nya untuk melihat apa yang Susi sembunyikan. Apa kamar mereka berantakan sampai Susi merasa malu? Rasanya tidak mungkin karena Susi adalah orang yang rajin, lalu apa? Tangan Ari yang sudah memegang gagang pintu tertahan karena Susi masih bersikeras tak mau mengizinkan pria itu masuk. Seharusnya nanti malam Ari baru tiba di Jakarta dan Susi sudah menyiapkan kejutan, tapi malah kelupaan dan seperti ini. Astaga! Memalukan sekali. "Pak, saya mohon jangan masuk kamar dulu ya. Please pak, ya ya ya?" Permohonan yang keluar dari mulut Susi sama sekali tak di hiraukan oleh Ari, malah dia menyingkirkan genggaman wanita itu dan memutar knop pintu. Bersamaan dengan jatuhnya Susi, kaki nya terasa lemas tak bisa menahan beban tubuh sendiri. Tak memperdulikan Susi yang terduduk lemah di luar kamar, Ari terpaku sejenak ketika melihat bagaimana bentuk kamar mereka sekarang. Antara percaya ini nyata atau hanya mimpi, dia terpana dengan semua yang di sajikan depan mata. Ari tidak tahu harus bereaksi seperti apa melihat pemandangan mengejutkan ini, tapi dia tahu jika Susi memang berniat memberikannya sebuah kejutan. Dan tidak menyangka akan seperti ini, mengagumkan. Tak butuh waktu lama untuk Susi segera bangkit dan ikut masuk kedalam kamar, menyaksikan sendiri bagaimana keterkejutan suami nya sekaligus haru. Wanita itu menyentuh bahu Ari, sentuhan yang menyadarkan pria itu dari perasaan bahagia yang telah memenuhi setiap sel dalam tubuhnya. Penampakan seperti ini seharus nya menjadi special karena Ari pulang nanti malam, dan Susi belum menyelesaikan semuanya. Untuk membuat dekorasi seperti ini, Susi mengerjakan semua nya sendiri tanpa bantuan siapapun, karena memang dia ingin memberikan sebuah kejutan yang memang dibuat oleh nya meski ide gila ini berasal dari Arifin. Ari membalas sentuhan tangan Susi di pundaknya, menarik pelan tubuh wanita itu hingga berdiri di depan nya. "Kamu benar-benar menyiapkan kejutan untuk saya, apa ini artinya kita bisa melakukan itu?" Getaran dari setiap sentuhan yang Ari berikan membuat tubuh Susi kembali di rayapi perasaan membuncah, euforia karena tenggelam di dalam tatapan penuh kerinduan dari kedua mata suami nya. "Menurut bapak gimana?" Ari hanya tidak tahu harus melakukan apa selain kembali meremas pinggang Susi, menempelkan tubuh mereka tanpa ada jarak se-inci pun. "Terima kasih sudah menunggu dengan sabar ya pak." Ucapan tulus yang di berikan Susi untuk pria itu dari lubuk hati yang terdalam, karena bagaimana pun hubungan mereka selama ini Ari tetap mampu menjaga privasi dan keinginan Susi dengan baik. "Terima kasih juga sudah membuat saya menunggu, sampai rasanya kepala saya mau meledak setiap tidur di sebelah kamu." Susi terkekeh, melingkarkan kedua tangannya di leher pria itu sambil memejamkan mata begitu juga Ari yang ikut menutup mata. "Bismillah, Allahumma jannibnaassyyaithaana wa jannibi syaithoona maarazaqtanaa". *Dengan menyebut nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezeki yang Engkau anugerahkan kepada kami. Kedua insan itu merafalkan doa mereka dalam hati masing-masing, membuat suasana yang meliputi mereka pun berubah menjadi sejuk dan penuh candu. Bersamaan kedua nya membuka mata, Susi merasakan bahwa terpaan nafas Ari begitu hangat menyentuh kulit wajahnya. Kali ini, dia tidak akan menolak atau pun mencari alasan lagi untuk berlari dari kewajiban. Satu bulan lebih ia menunda memberikan hak Ari, dan hari ini, detik ini dia akan memberikan semua itu dengan ikhlas. Kecupan singkat singgah di kening Susi, turun kemata, hidung dan pipi lalu terakhir bibir merekah warna merah muda milik perempuan itu. "Saya gak akan melewatkan hari ini." Tidak ada yang berani memulai lebih dulu, semua nya terjadi begitu saja. Ciuman yang sempat terhenti karena mereka masih di kantor kali ini kembali terjadi, namun sedikit berbeda. Penuh gairah dan panas, di tuntut oleh nafsu namun tidak di butakan oleh sesuatu yang berlebihan. Susi menerima setiap hal yang dilakukan Ari, mengangkat tubuh ramping itu lagi-lagi dalam gendongan  mencari sela agar mereka bisa menikmati setiap detik yang terlalui dengan hal yang sangat mengesankan. Ari tak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengecup leher jenjang yang selama ini selalu mengganggu nya karena begitu mulus dan menggoda, ya Tuhan mereka baru berciuman dan Ari sudah merasakan bahwa dirinya begitu penuh dan sesak. Bohong jika selama ini dia tidak terganggu dengan segala yang ada pada Susi, wangi tubuh perempuan itu memiliki ciri khas nya sendiri belum lagi lekuk tubuh yang seolah mengundang sisi laki-laki untuk mengumpat, semua hal yang ada dibalik pakaian wanita itu adalah milik nya dan betapa dia sangat bahagia karena sekarang sudah tiba saat nya mereka saling menyerahkan kepemilikan masing-masing. "Ahh. ." Satu erangan lolos begitu saja dari mulut Susi, membuat kesadaran Ari menipis dan membawa tubuh wanita itu untuk berbaring di tempat tidur. Tanpa peduli pada apapun lagi, ia membuka kemeja yang sejak tadi menghalangi nya. Apa yang laki-laki itu lakukan membuat Susi menutup wajahnya memakai kedua tangan, malu. Ari tersenyum menyadari bahwa wanita yang saat ini tengah terbaring itu menutup mata, rona merah yang begitu jelas terlihat membuat nya semakin bersemangat menuntaskan hasrat menggila ini secepat dan sepanas seperti yang selama ini dia bayangkan. Sialan! Dan sebelum semua itu benar-benar terjadi, Ari menyentuh tangan Susi kemudian menciumnya. "Ada pesan terakhir sebelum kita memulai perang ini?" Pertanyaan yang benar-benar membuat jantung Susi serasa mau melompat keluar, mereka akan bercinta, memadu kasih bukannya perang! "Saya mau aja kabur pak, tapi rasanya udah gak ada lagi cela untuk lari." Ari tersenyum dan dapat dipastikan bahwa setelah perjuangan selama beberapa waktu terakhir, akan terjawab hari ini. Ruangan yang tadi nya sunyi mulai di penuhi oleh suara-suara aneh yang membuat orang-orang berpikir bahwa mereka sedang dalam proses penaburan benih demi mendapatkan bibit unggul, semua terasa panas dan menggelora. Menerbangkan segala kewarasan, menambah segala tuntutan agar dipuaskan. Penuh hasrat dan cinta di dalam setiap sentuhan yang terjadi, hingga malam tiba. Selesai! End! Hayo loh! Aku tahu pasti kalian merasakan perubahan pada cerita ini, tapi perlu aku tegaskan karena status mereka yang sudah menikah jadi konsep nya HALAL untuk melakukan hal intim. Dan yeah, kalian bisa menyimpulkan sendiri. Aku sebenarnya gak mau memasukkan unsur dewasa tapi apa boleh buat, karena alur nya memang harus seperti ini. Lagi pula, aku tidak begitu menjelaskan apa yang mereka lakukan jadi ya BIJAKLAH dalam memilih bacaan ya guys! Aku gak tau dapet feel nya gak part ini, tapi ini adalah sajian dari malam pertama mereka yang tertunda. Terima kasih sudah menemani mereka sejauh ini, konflik akan bermunculan setelah ini jadi persiapkan diri ya
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN