Bab 22 Harga

1272 Kata

Almas melongok juga ke arah tatapan Malika bertumpu. Mereka masih dalam mobil yang baru saja berhenti di depan hotel. Keduanya tidak menemukan satu pun papan bunga atau hal semacam ucapan selamat atas pernikahan Aris dan Sita di depan hotel Moon. Satu sisi hati Malika senang sekali. Itu pertanda Aris masih mau mendengarkan permintaannya. Mungkin saja Aris mau bermuslihat jahat lagi? Memanfaatkan Malika yang seorang pimpinan perusahaan tempatnya bekerja? Tak ada yang tahu jalan pikiran lelaki itu. Menikahi hanya untuk uang taruhan saja Aris bisa. Pasti Helena akan mendukung penuh putranya untuk kemewahan sebesar perusahaan Danuarta. Satu sisi lain hati Malika berisi sedih berpadu takut. Bukan Malika takut menghadapi Aris. Ia khawatir hatinya terlalu lemah dan terbujuk lagi oleh lelaki ters

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN