"Aku... siap."

1368 Kata

Rupanya, Kai bersungguh-sungguh tidur di dalam mobil yang masih terparkir di sebuah lahan kosong tidak jauh dari rumah Safira. Kecemasannya akan kondisi perempuan itu ternyata mulai berlebihan. Padahal, Safira juga sudah meminta Kai untuk pulang saja ke apartemen. Hingga pukul satu dini hari, Kai belum juga bisa memejamkan mata akibat pergerakkan yang tak sebebas saat tidur di kamarnya. Berkali-kali dia menggerutu saat kakinya yang panjang tidak bisa berselonjor dengan bebas di jok belakang. Punggungnya juga mulai terasa sakit akibat posisi yang tidak pas. "Ck! Susah banget, sih!" Pemuda bertato itu lantas terduduk dan membuang kasar napasnya. "Safira bisa tidur gak, ya?" Pikirannya lagi-lagi tertuju pada Safira. Karena tak mau menduga-duga, Kai berinisiatif mengirim pesan. Hampir se

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN