DRAMA MURAHAN

1198 Kata

Beberapa hari berlalu seperti embusan angin yang tak meninggalkan jejak. Dan Kinara… masih hidup. Hidup—tapi retak. Hancur—tapi harus tetap tersenyum. Ia tahu satu hal: boneka harus selalu tersenyum. Tersenyum sampai pori-porinya pecah, sampai uratnya putus, sampai dirinya benar-benar rusak tanpa bisa diperbaiki lagi. Di halaman belakang mansion itu, langit tampak tinggi dan luas. Spektrum biru yang menenangkan, awan yang bergerak bebas… Indah. Bebas. Jauh dari kandang bernama kehidupan yang kini menjebaknya. 'Apa aku bisa berada di sana? Seperti burung—terbang dan tidak membawa siapa pun, tidak menunggu siapa pun?' Kinara tersenyum lemah. Senyum yang begitu rapi… begitu palsu. Amora duduk di sampingnya, memperhatikan dari jarak yang tak benar-benar jauh namun juga tak pernah cu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN