Part 1

1122 Kata
                                                                                        Part 1 Kamu hanya bisa mempercayai diri kamu sendiri. *** Aku melangkah keluar dari rumah. Lepas membaca sebuah surel yang datang padaku. Surel yang berisikan permintaan tolong dan sebuah janji. Surel yang dikirim tanpa itu membuatku bertanya-tanya, bagaimana pengirim surel itu tahu mengenai kehidupanku bahkan sampai permasalahan kedua orang tuaku yang sudah tiada. Padahal rahasia itu hanya aku dan Tuhan yang tahu. Sebab kabar duka itu hanya tersirat melalui surat dan aku tidak tahu bagaimana wujud mayat kedua orang tuaku. Karena yang dipikiranku saat itu adalah, mereka adalah pahlawan perang. Mereka dikirim demi melindungi negara tercinta kita semua--Magnolia. Ah, sampai lupa! Namaku Alkas Parvez. Orang tuaku memberikan nama ini sebagai doa semoga kelak aku menjadi seorang penolong yang sangat bijak sana. Penolong yang bisa melindungi orang lain sampai akhir hayatku, seperti ibu dan ayahku. Sejak mereka pergi, hidupku dibiayai oleh kerajaan, sebagai balas budi atas perjuangan kedua orang tuaku. Ayahku memang tentara dan ibuku adalah dokter. Dan Mereka selalu ditunjuk bertugas bersama. Wajar menurutku, karena jika aku menjadi Raja aku juga akan memilih mereka, mereka berdua sangat kompeten. Lupakan mengenai masa laluku. Kini, aku menatap bangunan yang menemaniku selama ini. Rumah yang dibangun kedua orang tuaku. Rumah yang begitu hangat dulu dan sekarang rumah ini menjadi dingin lepas kepergian mereka. Hidupku hanya berkutat pada bagaimana aku bisa menjadi tentara yang hebat di negaraku. Tentara yang akan melindungi orang-orang nantinya. Karena aku tahu, berada di posisi sekarang ini tidak mudah. Aku meninggalkan kediamanku, karena aku harus melapor pads Raja jika aku akan pergi meninggalkan Magnolia demi ke sebuah kota bernama Kota Merah. Sebuah kota yang ada di pedalaman hutan yang keberadaannya sangat jauh dari istana kerajaan. Kota yang katanya tidak pernah di masuki penghuni lain, tapi qku memberanikan diri ke sana karena sebuah surel. "Prajurit Alkas Parvez berkunjung!" Aku masuk setelah mendapatkan izin. Di sana Raja dan Ratu duduk sambil menatapnya dan jangan lupakan juga ada putri kesayangannya serta lelaki yang aku kenali sebagi sepupu daro gadis cantik jelita tersebut. "Maaf jika kedatangan saya mengganggu waktu Yang Mulia. Saya datang ke sini membawa sebuah berita. Di mana seseorang mengirim saya sebuah surel. Dalam surel itu mereka meminta bantuan padaku dan dia men--" "Menjanjikan sesuatu yang sangat kamu butuhkan bukan?" tebak sang Raja. "Benar, Yang Mulia." jawabku sambil menatap kedua matanya. Dari mana Raja tahu perihal ini? Apa surel ini darinya? "Tengoklah ke belakang. Mereka pemuda yang sama dengan kamu, mereka dikirimi surel yang sama untuk datang ke sana." Aku yang tadi hanya fokus pada Rajaku, kini memutar tubuh menatap tiga pemuda berpakaian sama denganku. Aku yakin mereka juga prajurit di sini, terlihat pakaian yang mereka kenakan persis dengan apa yang aku kenakan saat ini. "Saya pikir, surel itu hanya di kirimkan pada saya." "Saya tidak tahu siapa yang mengirimi kalian surel tersebut. Tapi yang ingin saya katakan pada kalian berempat hanya satu, saya tidak mengizinkan kalian ke sana. Jika kalian semua memaksa, maka saya hanya meminta pada kalian, kembalilah dengan selamat." "Apa maksud Yang Mulia berkata seperti itu?! Apa kami akan mati konyol di sana? Tidak mungkin! Apalagi saya adalah prajurit terhebat di sini, saya tidak akan mudah mati begitu saja." aku menatap lelaki yang kini berdiri di sampingku. Lelaki bernama Matteo Edzard ini sepertinya hilang akal. Bagaimana bisa dia begitu berani kepada Raja di saat kami semua hanya diam mendengarkan titahnya. "Begitukah? Kalau anda sangat percaya diri, buktikan. Buktikan dengan kembalinya anda ke sini. Saya mau lihat orang sombong seperti anda membuktikannya. Sebab prajurit hebat bukan di lihat dari perkataannya melainkan dari tindakannya. Jika kalian semua mau pergi silakan, jawaban saya akan tetap sama." Aku menatap Raja dengan ragu. "Anda hanya Raja yang tidak tahu bagaimana kami menderita selama ini! Kami hanya mau mencari keberadaan keluarga kami dan anda menahannya? Bukankah ini sangat tidak masuk akal? Apa mungkin sebenarnya anda yang membunuh kedua orang tua kami?" aku kaget dengan lelaki bernama Lazuard Srver. Lelaki yang menurutku tidak bisa memisahkan antara perasaan pribadi dengan pekerjaan. Terlihat bagaimana emosionalnya dia ketika menatap Raja Magnolia yang hanya tersenyum tipis di sana. "Keluarga kalian meninggal di medan perang bukan meninggal di sebuah kota yang keberadaannya saja kita tidak pernah ketahui. Apakah di sana ada kehidupan atau tidak. Sebaiknya kalian berdua jaga sikap. Kesombongan dan sok tahu kalian akan membuat kalian terjebak dalam permainan yang entah siapa yang membuatnya," kata seseorang yang sangat aku kenali, dia adalah orang kepercayaan Raja, dan dia juga adalah sahabat dari kedua orang tuaku. Kalau aku tidak salah namanya Gale. "Anda yang seharusnya jaga sikap, kami hanyalah orang yang mencari keadilan. Dan melalui surel ini kamu tahu kalau kalian menyembunyikan mayat keluarga kami, karena mereka ada di sana. Kota yang anda asingkan keberadaannya." lagi-lagi aku dibuat kaget oleh pemuda yang datang ke sini. Pemuda itu bernama Aristide Savian. Ketiga pemuda itu sama dengannya. Sama-sama anak seorang prajurit. Tapi mengapa surel itu hanya menunjuk kami yang kehilangan kedua orang tua kami? Seakan ini sudah tersetting dengan begitu rapi. Apa dugaanku salah? "Lakukan yang ingin kalian lakukan, jawaban saya tetap sama. Saya tidak pernah mengizinkan kalian ke sana." "Cih! Kami pergi tidak perlu izin dari anda, Yang Mulia Raja. Karena kami akan buktikan betapa busuknya anda selama ini!" aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan saat ini. Bahkan saat ketiga pemuda yang ada di ruangan yang sama denganku melangkah lebih dulu, aku malah terdiam sambil menatap Raja. Aku yakin ada alasan kenapa Raja tidak mengizinkan kami ke sana. Pasti ada alasannya! Aku sangat yakin itu. Dan akan aku cari tahu semuanya supaya tidak melukai kerajaan nantinya. "Aku sangat berhutang budi kepada kedua orang tua kamu. Tapi percayalah mereka tidak meninggal di sana. Mereka meninggal di tempat lain. Jika kamu menemukan mayatnya jangan mudah percaya. Sebab ketika kamu masuk ke kota itu hanya diri kamulah yang bisa kamu percaya." Aku menatap semua mata yang ada di sana termasuk Putri Rajaku yang berjalan mendekatiku. "Bawalah, kamu akan memerlukannya. Jika kamu kembali dengan selamat langsung temuiku." Aku tidak tahu maksudnya apa dan kenapa aku harus menemuinya? Bukankah aku seharusnya menemui Raja? Tapi kenapa aku harus menemui putrinya? Lalu, untuk apa kalung ini sebenarnya? Apa kalung in--aku tersentak saat melihat kalung yang diberikan sang putri. Kalung itu milik ibuku. Di mana liontin yang kini ku buka berisikan foto kami bertiga dan sebuah tulisan, "Jangan pernah mempercayai orang selain Putri Michelia." tulisan itu menggunakan bahasa latin yang tidak semua orang mengerti. Jika Putri di depanku mengerti maksudnya, pasti dia tahu apa yang terjadi kedepannya. Pasti dia tahu masa depan kami semua. "Saya akan kembali dengan selamat, saya berjanji atas nama kedua orang tuaku dan Raja Magnolia." aku memberikan hormat kepada mereka semua. Aku akan mencari tahu semuanya. Aku akan berusaha menemukan hal-hal yang tersembunyi di sini. Aku bersumpah akan kembali ke negara ini dan mengabdi pada Magnolia. ****
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN