Bab 7 : Bukan Satu-satunya

1447 Kata

Sanya membelikan Ardika toast isi daging untuk sarapan—sebagai bentuk permintaan maaf sekaligus ucapan terima kasih atas kemurahan hati lelaki itu yang sudah banyak membantunya kemarin. Pagi-pagi sekali tadi Ardika sempat mengirim pesan singkat, memberitahukan bahwa urusan kecelakaan semalam telah diselesaikan. Penabrak dinyatakan bersalah karena mengendarai motor dalam keadaan mabuk. Datang lebih awal ke kantor, Sanya menyiapkan secangkir kopi untuk Ardika. Ia meletakkan kopi dan toast itu di atas nampan, menambahkan secarik catatan kecil di sampingnya. Saat melihat Ardika baru saja tiba, Sanya segera menitipkan nampan itu pada Zeno, lalu terbirit lari menjauh. Zeno hanya tersenyum kecil melihat tingkah lucu wanita itu. Ardika yang baru saja melepas jasnya, menoleh saat Zeno masuk memb

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN