10. Aku hanya melakukan apa yang kamu mau Arisa!

1049 Kata
Perasaan Ren campur aduk di saat kekasihnya Arisa memintanya untuk melakukan hal yang tak pernah Ren bayangkan. "Tidak sekali pun aku berniat menjadi pria panggilan seperti itu meski aku akan kelaparan sekali pun. Tapi, kekasihku sendiri memintaku untuk melakukan itu?" Walau bukan berdasarkan dari cinta, tapi Ren cukup terkejut saat Arisa menawarkan Ren untuk menjadi umpan buruannya. Meski Ren tidak mencintai Arisa tapi Ren cukup yakin jika Arisa memiliki perasaan untuk dirinya. "Arisa, kamu ingin aku menggoda wanita lain?" Ren kembali menanyakan maksud penawaran Arisa yang benar-benar melampaui logikanya dan Arisa malah membenarkan hal tersebut. "Iya, dengan wajahmu yang seperti ini. Kamu pasti bisa mendapatkan buruan untukku!" kata Arisa lagi penuh semangat. "Tidak.. aku tidak mau. Aku tidak bisa melakukannya." "Aku tidak bisa menyentuh wanita lain selain kamu Arisa!" tolak Ren dengan tegas. Arisa mendengus, ia terlihat kesal dan kembali menjelaskan rencananya. "Apa yang ada di pikiranmu Ren?" "Aku tidak menyuruhmu menyentuh wanita lain. Aku juga tidak akan membiarkan sentuhan selain sebuah rangkulan saja." Ren cukup tidak mengerti, namun Arisa kembali menjelaskan jika tujuannya murni hanya untuk berburu darah manusia. Sehingga tidak penting jenis kelamin, ikatan perasaan atau yang lainnya. "Aku hanya butuh darah mereka Ren. Bahkan dengan pekerjaanku saja, aku tidak membutuhkan yang namanya sentuhan fisik. Aku bisa menaklukan mereka begitu mereka membukakan pintu untukku!" Arisa pun menunjukkan kemampuannya itu, ia memerintahkan pria yang terkapar di lantai itu untuk bangkit dan duduk di sofa. Pria itu menuruti begitu saja perintah dari Arisa. Sesuatu yang benar-benar tidak masuk akal. Mungkin kemampuan yang sebenarnya Arisa miliki sebagai seorang vampir. Seketika itu Ren merasakan bahaya apa yang sedang ia hadapi. Kali ini bukan lagi sebuah permainan saling menggoda dan menggali informasi. Ren menyadari jika sosok vampir jauh lebih berbahaya dari apa yang ia kira sebelumnya. "Mengerikan. Sangat mengerikan. Arisa bisa membuat seseorang patuh begitu saja?" Bila mana bisa membuat orang patuh semudah itu. Tak bisa Ren bayangkan apa saja yang bisa sang vampir lakukan dengan hal tersebut. Sinyal bahaya terus menyala di hati dan pikiran Ren. Tidak hanya untuk mengerem dirinya untuk segera menghindari Arisa tapi sinyal itu juga menunjukkan betapa bahayanya seorang vampir. Membuat orang patuh artinya ia bisa memerintahkan apapun termasuk mencuri dan membunuh. Sungguh hal yang seharusnya dihindari oleh Ren. Akan tetapi, Ren terus mengabaikan segala fikiran buruknya itu. Ia harus menyingkirkan segala perasaan tidak enak tersebut. Pasalnya, baik terciprat sedik atau tercebur sekalian. Faktanya Ren sudah terlibat dengan seorang vampir. Ren sendiri tidak yakin jika ia bisa selamat dari jeratan Arisa. "Aku tidak yakin Arisa tidak akan melepas aku begitu saja jika aku menyerah!" Apa lagi sejak awal, apa yang Ren saksikan sendiri sudah di luar akal sehatnya sehingga di saat Arisa menjelaskan hal tersebut. Sudah tidak asing lagi bagi Ren untuk menyaksikan kejutan lainnya. Bergulat dengan pikirannya Ren akhirnya memutuskan untuk terus melangkah. Ia tidak akan goyah dan tetap pada tujuannya yang sebelumnya. Ia mengincar segala informasi tentang Jimmy melalui Arisa. Ia harus tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Jimmy. Intinya Ren tak kehilangan tujuannya. Bahkan jika nyawa yang menjadi resiko. Ren bertekad untuk tidak menyerah begitu saja. Tidak ada jalan mundur, tak bisa berbalik arah dan Ren hanya perlu untuk bisa bertahan dengan terus melangkah maju. "Arisa tidak bisa. Meski kamu bilang aku tak perlu untuk menyentuh para wanita itu. Aku tetap tidak bisa bersikap manis pada orang yang tidak aku suka." "Aku tetap tidak bisa melakukan hal itu dengan wanita lain!" Ren sengaja menolak dan ia terus menekankan pada perasannya yang merasa bersalah jika melakukan hal-hal tertentu dengan wanita lain. Perasaan Arisa campur aduk. Di satu sisi ia senang dengan hal tersebut sebab semakin Ren menolak ia semakin merasa di cintai. Namun, Arisa juga tidak bisa menyangkal jika hasratnya sebagai seorang vampir membuatnya membutuhkan mangsa tersendiri untuk memenuhi rasa laparnya. "Arisa sungguh aku tidak sanggup jika harus meladeni wanita lain. Aku hanya ingin bersama denganmu. Selama ini saja semua terasa masih kurang. Sejak kita menjalin hubungan ini, sudah terlalu banyak kejutan yang menghampiriku. Untuk menangangi semua ini saja rasanya hati dan pikiranku tidak karuan." "Sekarang kamu malah memintaku melakukan hal itu? Aku saja sedang berusaha untuk membuat kamu tidak di dunia seperti itu lagi!" Tanpa henti, Ren mencurahkan segala isi hatinya. Ia tak memberikan kesempatan untuk Arisa menanggapi segala ucapannya. Ren sejujurnya tidak peduli. Ia melakukan semua itu semata-mata hanya untuk meluluhkan hati Arisa kembali. Ia mungkin bisa dengan mudah menggoda wanita manapun yang ia kehendaki bila ia menginginkannya. Hanya saja, Ren sejatinya memang bukan seorang pria playboy seperti itu. Sehingga ia terlalu malas untuk meladeni wanita yang bahkan kerap kali menghampirinya. Tubuh tinggi dengan otot yang kekar, wajah tampan dan terlihat tegas. Kulit yang putih mulus serta suaranya yang dalam dan berat. Jika urusan paras, Ren benar-benar menarik banyak perhatian. Bila Ren berjalan tak terhitung berapa banyak orang yang akan melirik pada dirinya. Bahkan di kafe saja, Ren menjadi seorang idola. Banyak tamu wanita yang sengaja datang ke kafe hanya untuk melihat Ren. Lalu, apa bila seseorang mendengar suaranya yang berat dan dalam itu. Suara Ren pasti akan mendebarkan hati mereka yang mendengarnya. Begitu dalam, lembut, sekaligus terdengar gagah dan garang. Suara yang akan membuatmu menyadari jika itu suara Ren meski hanya mendengarnya dari kejauhan. Ren faktanya memang memiliki pesona tersendiri, tak sulit bagi Ren bila ia memang ingin menjadi pria yang menjerat para wanita. "Aku tahu, tapi aku membutuhkan darah untuk tetap hidup. Kamu mau aku berburu sendiri?" Arisa meninggikan suaranya dan menegaskan jika ia juga tidak punya pilihan lain dan Ren mau tidak mau harus menerima kondisinya seperti itu. "Tidak.. tidak... aku lebih tidak sanggup melihat kamu bersama pria lain Arisa." "Baiklah, aku akan melakukannya. Aku akan melakukan apapun selama itu bisa membuat kamu berhenti menjadi wanita panggilan." Ren tampak menyerah, ia menundukkan kepalanya sambil menghela napasnya yang berat dan Arisa kembali memluk tubuh pria tersebut sambil mengucapan rasa terima kasihnya. "Arisa kamu sungguh ingin aku melakukan hal itu?" tanya Ren sekali lagi yang langsung di sambut anggukan dari Arisa. "Kamu yakin tidak akan cemburu jika aku mendekati para wanita itu?" "Bukankah itu lebih baik dari pada kamu cemburu Ren?" Senyuman Arisa membuat Ren semakin yakin akan pilihan yang dia buat. Setuju dengan penawaran itu Ren pun meminta Arisa untuk yakin pada keputusannya itu. "Tapi, ingat. Ini semua adalah apa yang kamu inginkan. Aku hanya melakukan apa yang kamu mau Arisa!"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN