BAB 1: PENASARAN

1268 Kata
“Aduh, kenapa lukanya tidak mau berhenti?!” Eloisa semakin panik. Sekarang sapu tangannya sudah penuh darah. “Ku- kurasa kita perlu pergi ke klinik. Takutnya lukanya infeksi,” kata Eloisa lagi saat melepas saputangannya dari pipi Darren, darah segar kembali mengucur. “Aduh, saya sudah tidak ada saputangan lagi!” dia terus mengoceh sendiri, tidak menyadari kalau pria di depannya belum bergerak atau bicara sepatah katapun. Mendengar Eloisa mencari sapu tangan, otomatis tangan Darren mengeluarkan sapu tangan dari saku celananya dan memberikannya pada wanita itu. Eloisa langsung mengambil sapu tangan itu dan menekan kembali luka yang sudah kembali mengeluarkan darah lagi. Dia langsung menyuruh Darren menekan sapu tangan itu ke pipinya dan menarik lengan pria itu yang satunya untuk mengikutinya turun dari rooftop menuju klinik kampus. Kedua orang itu tidak memperhatikan kalau ada orang lain yang bersembunyi di belakang pintu menuju rooftop, yang memang menunggu mereka turun dari rooftop. Clara yang sejak tadi tidak terima diputuskan begitu saja ingin tahu siapa wanita yang dilindungi oleh Darren, sampai pria itu memutuskannya begitu saja! Biasa pria itu cuek terhadap semua pacar-pacarnya, bahkan Darren bisa berkencan dengan dua atau tiga wanita sekaligus! Mata terbelalak saat mengenali wanita yang turun bersama Darren. Bu Eloisa? Si dosen killer yang mengajar akuntansi. Pantas saja Darren melindungi wanita itu. Pasti mereka membuat kesepakatan! “Dasar perawan tua gatel, bisa-bisanya wanita itu mempergunakan kuasanya untuk membuat Darren menurut padanya. Lihat saja, aku pasti akan membantu Darren lepas dari perawan tua itu. Nanti pasti Darren mau kembali menjadikanku pacar!” Tanpa sadar Eloisa dan Darren menjadi pusat perhatian karena mereka terlihat bergandengan tangan sepanjang jalan, walaupun mereka tidak jalan bersisian. Posisinya adalah Eloisa yang menarik tangan Darren dan berjalan di depan pria itu. Sedangkan Darren hanya mengikuti wanita itu. Pikirannya masih memikirkan bagaimana caranya bisa menemukan jawaban yang membuatnya penasaran setengah mati sejak tadi. Darren adalah pria yang pintar. Dia sangat suka teka-teki, puzzle dan semua kegiatan yang memutar otak. Dia akan gelisah dan kesal setengah mati saat tidak bisa menemukan jawaban akan sesuatu hal. Biasa jika sudah mentok, dia akan bertanya pada kakaknya atau pada ayahnya, dua orang yang dia akui kepintarannya. Tapi untuk masalah yang kali ini, bagaimana dia bertanya pada kakak atau ayahnya? Kakaknya hanya memiliki satu mantan pacar, bagaimana kakaknya itu bisa tahu rasa rasa bibir wanita lain? Ayahnya juga sebelas dua belas dengan kakaknya. Lagipula bisa dibantai dia oleh Ibunya kalau bertanya pada Ayahnya soal rasa mencium wanita lain. Belum dapat jawaban, dia sudah masuk rumah sakit! Darren melirik wanita di depannya yang sekarang sedang menarik tangannya. Berarti sekarang dia harus mencari jawaban sendiri. Nanti dia akan mencoba mencari di mesin pencarian online, dan kalau tidak berhasil menemukan jawabannya, berarti wanita itu harus bertanggung jawab! Siapa coba yang tadi maen nyosor aja? Eh, sekarang orang lain yang disuruh tanggung jawab! Akhirnya mereka sampai di klinik kampus. Dokter wanita yang berada di sana langsung menghampiri mereka. Saat melihat luka Darren, wanita itu meringis, menyayangkan wajah mulus bak aktor korea itu terluka. “Luka ini cukup dalam. Apa yang terjadi?” tanya Dokter Sofi. “I-itu ...,” Eloisa panik. Dia bingung untuk menjelaskan. “Tadi wajah saya kebaret besi di rooftop, saya ceroboh sehingga tidak melihat besi itu.” jawab Darren. “Ya ampun! Lebih baik kamu ke rumah sakit. Kalau besi itu berkarat, nanti lukamu bisa infeksi,” kata Dokter Sofi panik. Dia akan sangat menyayangkan jika wajah tampan ikon kampus mereka ini sampai memiliki bekas luka. “Sekarang saya coba bantu untuk hentikan pendarahannya dulu. Setelah ini, langsung ke rumah sakit ya!” lanjut Dokter Sofi yang sekarang sedang mengambil perlengkapan untuk membersihkan luka dan obat untuk membantu mengobati luka itu untuk sementara waktu. Tidak ada yang bicara lagi di tempat itu. Eloisa tidak tahu harus bicara apa sehingga dia hanya memperhatikan Dokter Sofi yang sedang mengobati Darren. Darren yang otaknya masih berputar di masalah yang sama malah tidak memperhatikan apapun karena terlalu fokus dengan pikirannya sendiri, sedangkan Dokter Sofi sibuk mengobati plus pegang-pegang wajah tampan Darren. “Nah, darahnya sudah berhenti. Lebih baik sekarang kamu segera ke rumah sakit,” saran Dokter Sofi pada Darren. “Eh, ada Bu Eloisa juga ya?” tanya Dokter Sofi. Dia baru menyadari kalau ada Bu Eloisa juga disana, dan wanita yang dimaksud hanya bisa meringis kala menyadari kalau sejak tadi ternyata dia tidak terlihat. “Iya. Bu Eloisa tadi yang membantu saya,” Darren yang menjawab. “Terima kasih Bu Dokter cantik. Saya permisi dulu,” pamit Darren manis yang membuat Dokter Sofi tersipu. Darren lalu menarik Eloisa untuk keluar dari klinik. “Oh iya, sama-sama. Jangan sungkan untuk kesini lagi kalau kamu membutuhkan bantuan atau perawatan,” ucap Dokter Sofi dengan senyum yang sangat lebar. “Permisi, Dok,” kata Eloisa sebelum dia keluar dari klinik. “Iya, Bu Eloisa, silakan,” jawab Dokter Sofi. Eloisa langsung menarik tangannya dari pegangan Darren setelah mereka agak jauh dari klinik. “Luka kamu sudah mengering. Sekarang jangan mengganggu saya lagi!” kata Eloisa ketus. Mendengar rayuan gombal Darren pada Dokter Sofi membuatnya semakin ingin segera menjauh dari pria ini. Dasar buaya darat yang tidak bisa melihat wanita cantik! “Ibu harus membawa saya ke rumah sakit, loh, begitu kata Bu Dokter,” jawab Darren dengan senyum menawannya. “Lah, lukamu tidak kenapa-kenapa, untuk apa ke rumah sakit?” tolak Eloisa. Rasanya jantungnya berdebar semakin cepat tanpa dia inginkan saat melihat senyum pria tampan di depannya ini. “Saya ini model, loh, Bu. Kalau wajah saya sampai tidak mulus lagi, Ibu mau tanggung jawab?” tanya Darren. Eloisa langsung melihat ke arah luka yang tidak sengaja dibuat cincinnya dan menyadari, walaupun darah di luka itu sudah berhenti, tapi sekarang lukanya sedikit menganga, yang membuat terlihat sedikit daging di dalamnya. Wanita itu meringis. Sepertinya memang harus ke rumah sakit. Apes sekali dirinya, dirinya yang dirugikan tapi dirinya juga yang harus bertanggung jawab! “Baiklah. Saya akan mengantarmu ke rumah sakit. Tunggu disini, saya akan mengambil tas dulu.” kata Eloisa pasrah. Dia lalu berjalan meninggalkan Darren tanpa berniat mendengarkan jawaban pria itu. Dan Darren juga berlaku seperti anak baik, dia menunggu dengan tenang disana. Sekitar sepuluh menit kemudian, Eloisa sudah kembali. “Ikut saya!” perintah Eloisa dan Darren kembali mengikuti Eloisa seperti anjing yang mengekori tuannya dengan tenang sampai ke depan mobil wanita itu. Eloisa lalu membuka kunci pintu mobilnya dengan remote, namun tiba-tiba, Darren mengambil kunci itu dari tangan Eloisa. “Biar saya yang menyetir,” kata Darren. Dia berjalan mendahului Eloisa yang masih terkejut dan masuk ke mobil. “Eh, tunggu dulu!” protes Eloisa sambil mengejar Darren. Namun Darren sekarang sudah duduk di kursi pengemudi. “Duduk saja Bu. Biar saya yang menyetir,” kata Darren sambil menunjuk kursi di sisinya. “Tidak usah. Ini mobil saya. Biar saya yang menyetir!” tolak Eloisa. “Tidak sopan membiarkan wanita menyetir saat saya masih bisa melakukannya,” kata Darren dengan senyum menawannya yang membuat kalimat bantahan Eloisa tertahan di kerongkongan, tidak bisa keluar. Senyum itu sangat berbahaya untuk kesehatan jantungnya! “Duduklah di samping, Bu. Nanti kita akan semakin lama sampai di rumah sakitnya. Sekarang saja sudah sore,” kata Darren lagi yang akhirnya membuat Eloisa menurut dan dia berjalan untuk duduk di kursi penumpang sebelah pengemudi. Keduanya duduk berdampingan di mobil sedan hitam. Saat mobil itu meninggalkan kampus, tanpa mereka sadari, ada satu perempuan yang mengintai dari kejauhan, wanita yang sama dengan sejak tadi terus mengikuti mereka. 'Darren sekarang mau pergi bersama wanita itu? Ini tidak bisa dibiarkan! Aku tidak akan membiarkan wanita itu bersama Darren setelah wanita itu membuat Darren memutuskanku. Akan kubuat wanita itu keluar dari kampus ini!' ****
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN