“Kenjiro, aku akan tetap di sini. Semua kunci rumah sudah ada di pesawat itu, ini nomor ponsel khusus milikku. Rasanya ke depannya kita akan sering berkomunikasi, simpanlah nomorku. Senang bekerja sama dengamu Kenjiro,” ucap Hyun lalu menjabat tangan Kenjiro. “Begitu pun dengan ku, sampai jumpa, Hyun!” pamit Kenjiro sambil membungkukkan tubuhnya, ciri khas orang Asia saat berpamitan dan memberi hormat. Sesampainya di Barcelona, Joseph belum juga sadar karena diberikan dosis tambahan obat bius oleh Kenjiro. Tubuhnya masih terkulai lemas. Ia terbaring di sebuah kamar berbentuk kubus, kamar yang kedap suara dan memiliki penerangan yang sangat terang. Ruangan itu memang dirancang untuk membuat siapa saja yang menempatinya pasti akan terkena serangan depresi karena setres dan kesulitan tidur

