Masih kritis....

1087 Kata
"Elea bangun kumohon,, Susterrrr.... susterr.... tolong cepat selamatkan gadis ini" Laila meneriaki para suster disana agar bisa bergerak lebih cepat. Tubuh Elea segera dibawa untuk ditindak lanjuti di unit gawat darurat. Laila dan lelaki disampingnya hanya bisa mengantar Elea sampai depan pintu kamar saja, suster bilang agar sabar menunggu diluar agar tidak mengganggu dokter saat pemeriksaan. Tak seberapa lama ayah Laila sudah sampai dirumah sakit untuk menemui putrinya. "Laila, bagaimana dengan temanmu nak?" "Ayah, dokter belum mengatakan apa apa pada kami" "Bagaimana kejadiannya bisa seperti ini ?" "Aku tidak tau ayah,,, saat aku sampai Tuan ini sudah mengangkat tubuh Elea untuk masuk kedalam mobil, aku tidak tau apa sebenarnya yang terjadi" Laila mencoba mejelaskan pada ayahnya,,, Sedangkan lelaki asing yang bersama mereka tadi hanya diam dengan wajah datarnya. Ayah Laila, pak Suryo menatap pada Lelaki yang disebut putrinya tadi,, sekali melihat penampilannya saja lelaki dihadapannya ini bukan laki laki sembarangan, dari stelannya, sepatunya, jam tangan yang dikenakannya terlihat sangat mewah dan barang bermerek. "Tuan, terimakasih sudah menolong Elea. Anda sudah sangat bermurah hati telah membawanya kerumah sakit ini. Sekali lagi terimakasih Tuan." "Tidak masalah pak, jangan merasa sungkan." "Tuan,, apa kira kira anda tau bagaimana kronologi kecelakaannya terjadi?" "Saya tidak tau pak" jawab lelaki itu dengan datar Beberapa saat kemudian dokter pun keluar dari ruangan tempat Elea diberi tindakan "Keluarga pasien nona Elea" "Kami dokter" Laila dan ayahnya menjawab secara bersamaan sambil berdiri dan mendekat kearah sang dokter. "Dokter, bagaimana keadaan Elea dok, apa dia sudah Sadar?" Laila berharap Elea tidak mengalami hal hal yang buruk "Begina nona, pasien mengalami banyak kehilangan darah, dia harus segera mendapatkan transfusi darah, sedangkan disini tidak punya stok darah yang cocok untuk pasien. Jika untuk menunggu stok darah dari Rumah sakit yang lain tidak mungkin lagi nona, paling cepat sampainya nanti sekitar satu jam lebih, takutnya pasien tidak bisa menunggu selama itu. Jadi maksud kami apa keluarga disini ada yang mempunyai golongan darah yang sama dengan pasien agar transfusinya segera kita lakukan" "Golongan darahnya apa dokter ?" "Kami butuh darah O+ untuk pasien" " Golongan darah saya dengan ayah saya B dokter, apakah kami bisa mendonor?" Laila berharap segalanya dilancarkan untuk menolong sahabatnya Elea. "Tidak bisa nona,, apa ada keluarga yang lain yang bisa mendonor saat ini?" "sekitar berapa lama pasien bisa menunggu dok, sekiranya saya bisa mencari dulu, saya mau bertanya dulu pada sanak keluarga kami" "Harus secepatnya nona, karena kami juga harus secepatnya melakukan tindakan pada pasien,, pasien harus segera masuk ruang operasi" "Apa !!!" Laila sangat terkejut mendengarnya, membayangkan sahabatnya akan dioperasi "Pak, nona. Pasien harus segera dioperasi, pendarahan dikepala sangat bahaya, jika kita mengulur ulur waktu ditakutkan keadaannya semakin drop" "Dokter, tolong lakukan yang terbaik" Pak Suryo berharap yang terbaik untuk sahabat putrinya yang sudah dia anggap seperti anaknya sendiri. "Iya pak, kami pasti membantu semaksimal mungkin, karena itu kita harus segera menemukan pendonor saat ini pak" "Dokter, saya siap jadi pendonornya, lakukan segera tindakannya" "Apa golongan darah anda sama dengan pasien?" "Iya, mari kita lakukan pemeriksaan" "Baik,, mari Tuan ikut saya" Lelaki asing itu pergi bersama dengan dokter meninggalkan Laila dengan sang ayah... "Laila sudah nak, jangan menangis terus. Ayo nak, kamu harus istrahat dulu. Ayah takut nanti kamu malah jatuh sakit" "Iya ayah,, ayo kita harus istrahat dulu. Bagaimana kalau ayah pulang saja, biar aku yang tunggu Elea disini." "Baiklah, tapi sebentar lagi. Paling tidak tunggu matahari terbit, ayah tadi sudah mengabari ibumu agar tidak menghawatirkan kita disini. Istirahatlah sebentar, ini sudah jam 5 subuh, bentar lagi matahari terbit tapi kamu malah belum dapat istrahat sama sekali" "Baik ayah" Saat Laila mencoba merebah di kursi tunggu depan ruang tindak Elea, tiba tiba suster menghampiri lagi. "Permisi nona, bapak. Segala administrasi pembayaran untuk nona Elea harus dibayar nona agar pasien segera dioperasi. Apa kalian sudah melakukan pembayaran ?" "Suster, biayanya sekitar berapa?" "Paling tidak sekarang bapak harus membayar 20 juta pak. Nanti setelah operasi baru pembayarannya ditotal semuanya" "Apa??? Suster untuk sekarang kami tidak punya uang sebesar itu" Laila dan ayahnya terlihat semakin bingung, karena mereka memang hanya orang yang hidupnya sederhana. "Pak, kalau bapak tidak membayar biayanya operasi tidak akan dijalankan pak, sedangkan nona Elea harus di beri tindakan sekarang" Laila menangis,, kemana dia harus mencari pinjaman uang sebanyak itu, tapi dia juga tidak tega membiarkan sahabatnya begitu saja. Sedangkan dia tau Elea tidak punya saudara, dia tumbuh di panti asuhan. Jadi pada siapa lagi dia meminta tolong. Laila bingung terduduk lesu dikursi belakangnya. "Saya yang akan membayar semua biayanya suster, sebentar lagi sekretaris saya akan sampai kesini untuk mengurus administrasinya" Si Lelaki asing tiba tiba muncul dari belakang mereka. Laila menatapnya penuh bahagia, siapa lelaki ini. Apakah dia malaikat yang dikirim Tuhan untuk menolong Elea ??? batin Laila. "Baik tuan, terimakasih" Suster pergi meninggalkan mereka dari tempat itu Saat si lelaki itu juga akan pergi meninggalkan tempat itu, Laila tiba tiba mencegatnya untuk mengucapkan terimakasih padanya "Tuan maaf. saya ingin mengucapkan terimakasih kepada anda, sedari tadi anda sudah berbaik hati pada sahabatku. Apakah anda mengenai Elea tuan ?" "Tidak!" "Jadi kenapa anda selalu menolongnya ?" "Karena dia manusia, aku juga manusia, tak ada salahnya saling menolong bukan?" Laila terdiam, dia menatap lelaki itu lama. Wajahnya seperti tidak asing, "Dimana aku pernah melihat lelaki ini ?" gumamnya dalam hati. "Baiklah, saya akan pulang dulu, sekretaris saya akan sampai sebentar lagi dia akan membereskan segalanya, jika ada yang anda butuhkan, sampaikan saja pada sekretarisku nanti" Lelaki itu membalikkan badan, melangkah kearah pintu luar ingin pergi dari tempat itu, tiba tiba saja pintu ruang tindakan terbuka dan seorang suster keluar terlihat panik. Laila menangkap lengan perawat itu untuk bertanya "Ada apa suster, apa yang terjadi dengan Elea?" "Maaf nona, tolong jangan halangi jalan saya, saya sedang buru buru memanggil dokter" Perawat itu lari terburu buru, dan perawat satu lagi keluar dengan ekspresi yang sama juga, terlihat panik. "Suster, ada apa dengan pasien, apa terjadi hal yang buruk?" Laila mencoba menanyakan pertanyaan yang sama juga pada si perawat. Si lelaki asing tadi tidak jadi pergi, dia hanya diam ditempatnya memerhatikan siperawat, seolah menanti jawabannya juga. "Nona, pasien di dalam sudah sangat kritis, operasi harus segera dilakukan. Permisi, kami harus siap siap sekarang" Laila menangis sedih, dia takut apa yang ada dalam pikirannya sekarang terjadi nyata pada Elea. "Ayah, aku takut dengan keadaan Elea" "Tidak nak, Elea kuat. Dia pasti baik baik saja, dokter sudah menanganinya." Lelaki asing tadi tetap diam ditempatnya sambil merenung, tatapannya sendu, terlihat dia juga sedih mengetahui situasi ini, "Bagaimana jika gadis itu tidak selamat ? aku akan dihantui rasa bersalah selamanya" gumamnya dalam hati.....
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN