Behind every mask there is a face, and behind that a story – Marty Rubin “Sini, sama Paklik.” Lelaki itu meraih tangan Luna, lalu menggendong Luna di pangkuannya. Sementara ibunya sibuk menyiapkan makan malam di dapur. Berbeda dengan ayahnya, pakliknya seorang pria yang berbadan ramping. Sederet kumis tipis menghiasi bagian bawah hidungnya. Alih-alih seram seperti ayahnya Seto, pakliknya malah ramah dan hangat. Lelaki itu juga mengajak Luna bersenandung. Luna sesekali tersenyum riang meskipun canggung. Ibu dan ayahnya tak pernah mengajaknya bernyanyi. Dari Seto ia tahu sedikit-sedikit. Pelangi dan Bintang Kecil, hanya dua lagu itu yang ia hapal dalam kepala. Sembari bernyanyi, lelaki itu menciumi pipinya. Tangannya perlahan masuk ke dalam gaun Luna, menyusup ke dalam singlet yang su

