Kalina menumpuk beberapa berkas yang telah selesai dipilah. Dengan sedikit susah payah Kalina ketuk ruangan itu. Seulas senyum hangat langsung menyapanya. Baru kali ini, dia diminta tolong untuk membantu Mbak Ima diruangan Arsip. “ Sore Kalina.” Sapa Ima, wanita itu tersenyum lebar menyambutnya dan langsung membantu membawa beberapa arsip. Mereka berdua mendatanya dan langsung menatanya sesuai dengan tanggal dan abjad. Gadis itu menegakkan punggungnya yang sedari tadi bekerja ekstra. Rasanya pegal sekali tidak di produksi tidak disini sama saja. “ Kalau kamu haus, ruang pantry ada disebelah.” Ucapnya dengan senyum. “ Buatkan satu kopi hitam tanpa gula seperti biasa dan antarkan ke ruangan Tuan Adam sekarang!” perintah suara itu, Kalina membalikkan badan dan orang itu langsung pergi.

