Darren "Hah, apa yang baru saja Bapak katakan?" Sinta yang entah sejak kapan masuk ke ruangan ini menatapku dengan wajah heran. "Ah, tidak ada Sinta. Apa yang kamu bawa itu?" Baru pertama kali menghadapai situasi seperti ini, jujur saja aku merasa dilema dan seperti ada ketakutan yang tidak bisa dikatakan. Aku memang sedang melamun dan tentu hanya Anya yang bisa membuatku seperti ini. Meski aku suka berganti-ganti pacar, terapi tidak pernah ada di dalam sejarahku seorang Darren teringat dengan pacarnya. Menurutku status itu terlalu rendah untuk dipikirkan, apalagi sampai membuat waktuku terbuang sia-sia. Tentu hanya seorang wanita yang berstatus sebagai istri yang pantas untuk diperlakukan seperti itu. "Ini adalah beberapa laporan yang harus anda periksa, lalu tanda tangani," ucapnya

