Bab 11

1868 Kata

"Oke kalau begitu, jadi tenagaku tidak terbuang sia-sia." Segera aku menghidangkan makanan yang sudah terlanjur aku buat ke mana makan. Aku memakannya sendiri seperti orang yang benar-benar hidup sendiri, padahal sudah menikah dan prianya juga sedang berdiri di dekatku. Dia hanya melihat dari dekat dengan tatapan biasa saja, seolah makanan kesukaan yang ada di hadapannya ini adalah pajangan. Aku terus makan tanpa menghiraukan kendaraannya. Anggap saja tidak ada, sama seperti dia menatapku. Sebenarnya dari tadi hingga sekarang aku masih heran. Kenapa dia yang hanya makan masakanku tiba-tiba berkata seperti itu? Apa jangan-jangan dia sudah menemukan wanita yang bisa masak sesuai seleranya lebih baik dariku? Yah, sudah pasti seperti itu. Kalau tidak, mana mungkin dia berubah drastis seper

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN