Bianca melepas kepergian Liam, jantungnya masih berdebar kencang. Kakinya lemas. Kenapa dirinya harus kembali bertemu dengan Liam? Di rumah sakit pula! Astaga, ternyata keputusannya untuk kembali ke Jakarta sama saja seperti bunuh diri!
Bianca mengambil ponsel, hendak menelepon Evan. Namun tepat sebelum Bianca menekan tombol ‘call’, Bianca ingat kalau Evan sedang butuh waktu sendiri. Bianca mendesah lelah, kenapa Liam harus hadir disaat rumah tangganya dengan Evan sedang bermasalah begini? Bikin tambah pusing saja!
Bianca menggeleng lelah, tidak dapat berpikir banyak. Pertemuannya dengan Liam sudah membuat pikirannya kacau balau. Belum lagi dengan hasil test Evan tadi, otomatis Bianca semakin pusing! Kenapa masalah selalu datang bertubi-tubi? Tidak bisakah dirinya hidup tenang dan damai
