Curious

1332 Kata
Keesokan paginya…. Setibanya di kantor, Liam langsung memanggil Ervin agar masuk ke dalam ruangannya. Semalam suntuk Liam tidak bisa tidur akibat rasa penasarannya mengenai Bianca sudah tidak bisa dibendung lagi, itulah yang membuat Liam datang ke kantor sepagi ini. Ervin yang melihat kehadiran Liam di kantor sebelum jam 7 pagi tentu saja langsung keheranan, apalagi dirinya langsung dipanggil ke dalam ruangan si boss! “Selamat pagi, ada apa, Boss? Tumben datang ke kantor sepagi ini?” tanya Ervin tanpa basa basi, ingin segera tau tugas apa yang akan diberikan kepadanya. Liam melempar selembar foto diatas meja. Hasil cetak dari pihak hotel semalam tentang wajah Bianca yang tertangkap CCTV hotel. Ervin mengambil foto itu dengan kening berkerut bingung. Meski samar, tapi Ervin cukup yakin kalau dirinya mengenali wanita yang ada di dalam foto tersebut. ‘Bukannya ini nona Bianca, konsultan keuangan yang kemarin bertemu?’ batin Ervin keheranan meski hanya dalam hati. “Kenapa ekspresi wajahmu seperti itu?” tanya Liam penasaran, tidak memahami apa yang ada di dalam pikiran asistennya. Ervin berdeham, berusaha menormalkan ekspresi wajahnya agar tampak wajar. ‘Lebih baik untuk saat ini aku diam saja, lagipula aku penasaran apa yang ingin si boss ketahui mengenai nona Bianca,’ putus Ervin dalam hati. “Tidak ada, Boss, saya hanya sedang berpikir ada apa dengan foto ini?” kilah Ervin luwes, hal yang sudah biasa dilakukannya karena terlalu sering menutupi kebobrokan bossnya. “Saya ingin kamu mencari tau segala hal tentang wanita yang ada di dalam foto itu. Ingat, semuanya! Saya tidak ingin ada satu informasi pun yang terlewat! Saya beri waktu 1x24 jam dan semua informasi itu sudah harus ada di atas meja saya!” tegas Liam. Ervin mengerang dalam hati, dilema, jika si boss ingin tau semua informasi mengenai nona Bianca berarti dirinya tidak bisa menutupi apapun lagi, karena jika sampai ketahuan, bisa tamat riwayatnya! “Memangnya ada apa dengan wanita ini, Boss? Tidak biasanya boss memberi saya perintah seperti ini?” tanya Ervin tidak bisa membendung rasa penasaran dan juga curiganya namun yang didapat hanya tatapan tajam Liam, bukan jawaban! Membuat Ervin langsung meringis, sadar kalau sudah bertanya diluar teritori yang seharusnya! “Baiklah, Boss. Saya akan mencari tau informasi mengenai nona ini sebanyak dan secepat mungkin,” putus Ervin menyerah kalah atas rasa penasaran yang masih mendera hatinya. Liam hanya mengangguk, berharap setelah hari ini dirinya bisa langsung bertemu kembali dengan Bianca! Liam tidak sabar ingin segera membuat wanita itu bertekuk lutut dan takluk ke dalam pesonanya! Di luar ruangan, Ervin langsung mengerjakan tugas yang diberikan oleh Liam, tugas mengenai Bianca tentunya. Ervin sadar kalau saat ini bossnya itu sedang sangat penasaran dengan Bianca jadi lebih baik dahulukan soal itu terlebih dahulu, biarlah pekerjaan kantor menunggu sejenak! Tidak butuh waktu lama, Ervin sudah mendapat semua informasi yang dibutuhkan. Lengkap mengenai latar belakang pendidikan, keluarga, teman dekat, dan semuanya ada! Tidak percuma memang menggunakan nama bossnya yang memiliki koneksi luas dimanapun hingga memudahkan tugas Ervin. Kening Ervin mengernyit heran saat membaca ulang profil Bianca, baru menyadari kalau wanita itu sama sekali belum pernah berpacaran. Bagaimana bisa? Di usia yang sudah lebih dari 20 tahun dan belum pernah pacaran sama sekali? Sungguh langka! Apakah wanita itu tinggal di gua makanya tidak pernah bertemu dengan pria? Tidak mungkin kan? ‘Udahlah, bukan urusan gue juga!’ batin Ervin sadar diri. Ervin mengetuk pintu ruangan Liam dan baru berani masuk setelah mendengar suara berat bossnya. “Ini semua informasi yang saya dapatkan mengenai nona Bianca, Boss!” Liam mendongak, matanya tampak berbinar saat mendengar jawaban asisten pribadinya seolah sudah begitu lama menunggu informasi mengenai Bianca! Liam langsung membaca semua informasi yang ada dan senyumnya mengembang lebar saat membaca profil Bianca. Belum pernah berpacaran? Bagus! Berarti Evan, pria yang semalam berkali-kali menelepon itu bukan kekasihnya! Tapi kenapa mereka berdua selalu berkomunikasi begitu intens? Aneh! ‘Apapun itu aku tidak peduli, yang pasti aku harus bisa menaklukkanmu, Bianca!’ batin Liam dengan senyum smirk yang tampak begitu licik. “Apa ada hal lain yang ingin boss tanyakan mengenai nona Bianca?” tanya Ervin sebelum keluar dari ruangan. Liam melirik Ervin sekilas dan kembali menekuri tulisan yang ada di lembar kertas tesebut hingga pandangannya tertumbuk pada pekerjaan Bianca. Konsultan keuangan. “Wanita ini bekerja sebagai konsultan keuangan?” tanya Liam memastikan. Ervin mengeluh dalam hati, menyadari kalau doanya tadi tidak terkabul karena ternyata bossnya memperhatikan semua hal yang tertulis di dalam kertas tersebut. Terpaksa Ervin mengangguk mengiyakan. “Betul, Boss.” “Bukankah keuangan pribadi saya dihandle oleh perusahaan ini?” tanya Liam dengan jantung berdebar, menyadari kalau semua ini bukan hanya sekedar kebetulan. Mungkin saja Tuhan memang mendukung niatnya untuk mendapatkan Bianca! “Betul, Boss!” Jawaban Ervin membuat Liam teringat akan satu hal, pantas saja dirinya merasa tidak asing dengan nama Bianca karena ternyata wanita yang mengurus mengenai masalah keuangannya memang adalah wanita yang sama! “Segera atur waktu pertemuan saya dengan wanita ini. Saya ingin bertemu langsung dan membahas mengenai masalah keuangan saya!” putus Liam mengambil langkah pertama. Ervin mengernyitkan kening, pura-pura heran. “Bukannya kemarin boss bilang saya saja yang mengurus mengenai masalah keuangan pribadi boss?” Liam melirik sadis kearah Ervin membuat pria itu kembali meringis dalam hati, sadar sudah menanyakan hal yang tidak ingin dijawab oleh bossnya. “Saya berubah pikiran! Lagipula kenapa kamu tidak bilang sejak awal kalau wanita ini adalah Bianca, wanita yang mengurus masalah keuangan saya?” tuduh Liam, merasa kesal karena Ervin tidak mengatakan apapun. Padahal Ervin pasti sudah tau kalau Bianca adalah wanita yang sama dengan konsultan keuangannya, mereka berdua kan sudah pernah bertemu langsung! “Boss tidak bertanya pada saya,” balas Ervin enteng. “Berani kamu ya! Dan kenapa kamu tidak bilang kalau konsultan yang menangani saya secantik ini? Kamu malah terkesan membiarkan dugaan saya yang berpikiran kalau wanita itu seorang nerd yang tidak menarik sama sekali!” omel Liam, persis seperti wanita yang sedang PMS, alias datang bulan. ‘Takut nona Bianca digarap juga sama si boss!’ jawab Ervin, tentu saja hanya berani dalam hati. Ervin sadar diri dan tidak ingin cari mati di depan bossnya, tidak untuk saat ini. Dirinya masih butuh pekerjaan! Cicilannya masih banyak! “Saya takut boss nggak percaya sama omongan saya,” kilah Ervin luwes. “Alasan!” dengus Liam tidak percaya membuat Ervin nyengir, paham kalau bossnya memang tidak mudah dibohongi. “Pokoknya atur waktu pertemuan saya dengan Bianca secepat mungkin!” perintah Liam. “Baik, Boss!” “Apa ada yang lain lagi, Boss?” “Tidak ada. Kamu balik kerja sana!” usir Liam galak, tidak perlu berpikir dua kali, Ervin langsung melesat pergi dari ruangan bossnya. “Sebentar lagi kita akan kembali bertemu, Baby!” gumam Liam dengan senyum licik. Senyum yang muncul jika dirinya memiliki tekad yang begitu kuat untuk mendapatkan hal yang begitu diinginkannya. Dan kali ini hal yang Liam inginkan hanyalah seorang wanita yang bernama Bianca! Sementara itu Ervin yang sudah berada di luar ruangan Liam hanya bisa berdoa dalam hati, berharap dugaannya salah. ‘Semoga nona Bianca aman dalam perlindungan Tuhan. Dan semoga si boss tidak memiliki niat macam-macam pada nona Bianca,’ harap Ervin cemas. Jujur saja Ervin cukup khawatir dengan niat Liam, sebagai seorang sahabat sekaligus asisten pribadi Liam, tidak pernah sekalipun pria itu meminta dicarikan informasi mengenai wanita seperti ini. Maka tidak heran kalau permintaan Liam tadi membuatnya keheranan. Ervin sadar kalau Bianca memang memiliki pesona yang sulit ditolak, dengan wajah cantik dan terlihat begitu kalem membuat pria manapun akan menoleh dua kali jika berpapasan dengannya, namun itu juga yang membuat Ervin keheranan dan bertanya-tanya kapan Liam bertemu dengan Bianca? Apakah semalam di hotel mereka bertemu? Tapi bagaimana bisa? Bukankah saat Ervin pulang, Liam sudah berada di kamarnya? Apa bossnya itu kelayapan lagi setelah dirinya pergi? Bisa jadi kan? Atau mungkin terjadi sesuatu diantara mereka tanpa sepengetahuan dirinya? Gawat! Semoga saja tidak, kalau benar ada pasti pertemuan mereka akan menjadi canggung! “Sudahlah! Itu semua tidak penting, yang penting semoga si boss tidak melakukan hal aneh!” gumam Ervin bermonolog pada dirinya sendiri dan kembali ke meja kerjanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN