54. Sia-sia

1636 Kata

Naira tak henti menangis dalam kamarnya. Memikirkan betapa mesranya sejoli itu membuatnya merasa kecewa dan sesak dalam d**a. Rasanya terlalu menyakitkan. Wajahnya tertelungkup di balik bantal. Perjalanan yang ia tempuh sejauh puluhan ribu kilometer terasa sia-sia. Yang ia dapati hanya Jimin yang telah menggandeng wanita lain. Cukup lama Naira menangis di sana sampai sebuah ketukan terdengar dari arah pintu. Wanita itu menghapus jejak air matanya. "Layanan kamar, Nyonya," ucap seorang pelayan saat pintu terbuka. "Maaf, tapi aku tak memesannya." Ada tersisa isak tangis di sana ketika Naira menjawab. "Ini hanya jamuan untuk tamu kami yang baru cek-in hari ini. Semua tamu mendapatkannya." "Kalau begitu letakkan saja di sana!" peritnah Naira. Pria itu pun mendorong troly berisi pudin

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN