Tok.Tok.Tok.
Jose mengetuk pintu rumah Palloma. Jose tidak mendapatkan keberadaan Palloma di club malam ini, Carlos berkata bahwa Palloma masih ingin beristirahat di rumahnya. Itulah kenapa malam ini Jose berdiri di depan pintu rumah Palloma.
Palloma sudah mengintip dari balik jendela sebelum membuka pintu, dan Jose pun tersenyum melihatnya.
"Pergilah! Aku sedang tidak ingin menerima tamu siapapun!" Seru Palloma dari dalam rumah tanpa membuka pintu bagi Jose.
"Aku hanya ingin memeriksa kondisimu! Tapi mendengar suaramu yang begitu lantang mengusirku, sepertinya kau sudah dalam kondisi baik!" Sahut Jose berseru dari depan pintu. Tak ada seruan apapun lagi dari Palloma.
"Aku membawakan vitamin dan makan malam untukmu! Kuletakkan di depan pintu!" Ucap Jose lagi berseru pada Palloma, lalu melangkah pergi setelah meletakkan makan malam dan vitamin untuk Palloma.
Palloma tak menghiraukan apapun yang dikatakan Jose, bahkan hingga esok paginya Palloma tetap tidak mengambil makanan dan vitamin yang dibawakan oleh Jose.
Palloma membuang semua itu saat esok harinya dia akan pergi bekerja ke rumah Tuan Jack. Saat tiba di pertigaan jalan, Palloma melihat Jose sedang berjalan hendak menuju ke klinik. Merekapun berpapasan di trotoar yang sama.
"Hai." Sapa Jose dengan tersenyum, namun Palloma tidak membalasnya, bahkan menatap Jose pun tidak.
Palloma terus berjalan melewati Jose, seolah tak ada pria itu disana. Jose hanya tersenyum dan melanjutkan perjalanannya menuju ke klinik.
Palloma dan Jose menjalani hari ini dengan kesibukan dan rutinitas pekerjaan mereka seperti biasanya. Tapi yang tidak biasa adalah malam ini hanya Palloma saja yang berlanjut datang ke Club. Jose tidak terlihat bahkan sampai club' tutup.
"Dia tak datang malam ini." Ucap Carlos pada Palloma saat berjalan pulang bersama.
"Siapa?" Tanya Palloma pura-pura tidak mengerti ucapan Carlos.
"Dokter Jose." Sahut Carlos.
"Apa pemasukanmu berkurang banyak jika dia tidak datang?" Tanya Palloma sinis.
"Tidak, aku hanya kehilangan seorang pelanggan yang baik saja." Sahut Carlos dan Palloma mencebikkan bibirnya pada Carlos sangat tidak suka dengan pujian Carlos terhadap Jose.
"Sa.ngaaaat..... baik." Tegas Carlos lagi dengan sengaja dan membuat Palloma memukulkan tas nya ke p****t Carlos.
Carlos tertawa melihat sikap Palloma yang sangat tidak menyukai Jose.
"Kenapa kau sangat tidak menyukainya? Apa dia pernah melakukan sesuatu yang mengecewakanmu?" Tanya Carlos dan Palloma hanya mengedikkan kedua bahunya.
"Dia sangat menyukaimu Pall, dia bahkan terlihat lebih dari sekedar menyukaimu, dia jatuh cinta dan memujamu." Ucap Carlos lagi.
"Carlos, dia itu tidak akan pernah berbeda dan lebih baik dari semua pria yang menginginkanku. Intinya dia hanya ingin tubuhku saja, setelah berhasil menikmati tubuhku ini, dia hanya akan menambah daftar pria yang membuangku setelah dia bosan. Kau bilang dia mencintaiku??? Ingat Carlos! Aku ini terkenal sebagai seorang Harlot, selamanya aku ini tak akan pernah pantas untuk menjadi pasangannya. Dia hanya akan mendapat banyak cibiran dari sekitarnya, dan dia pasti akan mengungkit masa laluku sebagai seorang Harlot saat dia marah. Jadi lebih baik tidak pernah ada hubungan apapun diantara kita berdua, kau paham itu?" Sahut Palloma.
"Kau tetap akan menolaknya jika dia mengajakmu menikah?" Tanya Carlos dan Palloma hanya diam.
"Tak ada sedikitpun rasa suka padanya dalam dirimu?" Tanya Carlos lagi dan Palloma hanya diam lagi.
"Kenapa kau terus diam?" Tanya Carlos lagi.
"Karena kau tak perlu bertanya tentang semua itu." Sahut Palloma, lalu keduanya berhenti di pertigaan jalan, dimana jalan menuju ke rumah mereka mulai berbeda jalan.
"Kuharap kau mau memberinya sedikit kesempatan, bukalah dirimu sedikit untuknya, siapa tahu Tuhan sedang ingin mengubah nasib buruk hidupmu dengan mengirimnya ke kota ini."ucap Carlos lalu mencium pipi Palloma dan berbelok masuk ke blok rumahnya.
Palloma hanya menghela napas besar lalu lanjut berjalan menuju rumahnya sendirian. Palloma sedikit terpengaruh dengan ucapan terakhir Carlos, dan memutuskan untuk sedikit melewati blok rumahnya menuju ke klinik. Entah apa yang akan dia lakukan jika Jose memang ada di klinik itu. Saat sudah dekat klinik, Palloma melihat lampu klinik masih menyala, dia ragu untuk melanjutkan langkahnya, tapi akhirnya tekadnya kuat untuk melihat ke klinik.
Palloma terkejut saat melihat ada dua orang yang sedang berciuman dengan sangat penuh nafsu di dalam ruangan klinik, bahkan dia semakin terkejut saat tahu bahwa Jose lah pria yang sedang berciuman dengan seorang wanita yang memakai pakaian perawat yang seksi itu.
Tak ada yang tahu dengan alasan mengapa suasana hati Palloma kini mendadak kecewa dan terasa sakit menusuk ke dalam. Palloma sendiri pun tak mengerti dengan yang terjadi dalam dirinya. Palloma akhirnya memutuskan berbalik kembali ke arah rumahnya, dia semakin mengeratkan jaket yang dipakainya karena udara dingin mendadak menyerangnya dengan sangat kuat. Palloma tak mengerti mengapa dirinya menjadi seperti ini, bahkan airmata yang sudah 8 tahun ini tak pernah keluar dari matanya, kini mengalir sendiri di pipinya tak bisa ditahan.
****
Jose mendorong kuat wanita asing yang mendadak datang dan beralasan sakit parah namun setelah berbagai drama sakitnya selama hampir 6 jam ternyata dia hanya ingin menggoda sang dokter.
Beberapa kali wanita itu selalu mencari alasan untuk dapat memeluk Jose dan menggodaanya, berpura-pura lemas, berpura-pura pingsan namun tangannya erat menggenggam tangan Jose, berpura-pura kakinya sangat lemah hingga tak bisa ke kamar mandi sendiri, berpura-pura mual dan pusing, lalu muntah dan sengaja membasahi pakaiannya yang tipis sehingga Jose terpaksa harus memakaikan pakaian perawat padanya. Wanita itu terus menggunakan segala alasan lainnya supaya dapat terus bersama Jose di klinik, hingga akhirnya dia menggunakan cara terakhir yaitu mencium Jose dengan paksa.
"Apa yang kau lakukan?!" Seru Jose saat akhirnya bibir mereka terlepas.
"Aku menyukaimu dokter, kumohon jadikan aku milikmu." Sahut wanita itu dengan berlenggok berusaha mendekati Jose lagi dengan tersenyum menggoda.
"Gila! Aku tidak mengenalmu! Apa tujuanmu?!" Seru Jose lagi.
"Tapi aku sangat mengenalmu dokter, dan asal kau tahu, kemampuanku dalam memuaskan juniormu jauh melebihi Palloma." Sahut wanita itu dan berusaha meraih junior Jose dibalik celananya.
Jose terus menghindari wanita itu, mereka sudah bagaikan tikus dan kucing yang saling berkejaran mengeliling ruangan klinik itu.
"Pergilah! Aku benar-benar tidak menginginkanmu!" Seru Jose terus menghindar dari wanita itu.
"Ayolah! Apa kurangnya aku dibanding Harlot sialan murahan itu?!" Ucap wanita itu mulai kesal dengan Jose.
"Sudah cukup! Katakan padaku! Apa tujuanmu sebenarnya?! Bagaimana kau tahu bahwa aku menginginkan Palloma?!" Bentak Jose merasa tidak terima dengan ucapan wanita itu yang menjelekkan Palloma.
"Aku selalu memperhatikanmu dokter, setiap malam kau terus berusaha mendekati Harlot itu. Aku hanya ingin menghiburmu saja, siapa tahu kau sedang merasa frustasi karena tak pernah berhasil mendapatkan perhatian dia." Sahut wanita itu akhirnya duduk karena sudah lelah.
"Kau sudah lihat kalau aku tetap dalam keadaan baik, sekarang pergilah! Carilah pria yang memang sedang frustasi di luar sana. Aku harus kembali bekerja menjaga klinik." Ucap Jose dan kembali memeriksa obat-obatan yang tersedia.
"Kau bisa menghubungiku disini, jika kau membutuhkanku." Sahut wanita itu dengan putus asa keluar dari klinik.
Jose meraih kertas dengan tulisan Abigail dan nomor teleponnya. Jose lalu meremas kertas itu dan membuangnya ke tong sampah.
"Wanita gila!" Rutuk Jose kesal saat melihat ke jam dinding dan menyadari betapa lamanya wanita itu membuang waktu Jose.
****
Palloma sungguh tak mengerti kenapa saat ini dia justru tidak mampu memejamkan matanya. Bahkan sampai matahari sudah terbit pun dia masih terus teringat akan kejadian yang dilihatnya tadi dan airmatanya terus mengalir, kekecewaan terlalu dalam dia rasakan.
"Ternyata dia sama saja dengan pria lainnya! Carlos sungguh buta menilai dokter m***m itu!" Omel Palloma kesal sendiri.
"Sejak awal aku sudah benar! Aku tidak boleh dekat dengannya apalagi memulai sesuatu yang hanya akan berakhir dengan aku menjadi seorang korban!" Tekad dalam diri Palloma semakin kuat untuk tidak melayani apapun maksud Jose terhadapnya.
Palloma terlanjur kecewa melihat kejadian tadi, dia melihat betapa bergairahnya Abigail mendapatkan ciuman dari bibir Jose. Adegan ciuman yang b*******h itupun terus terlintas di pikiran Palloma, bayangan bergairahnya Abigail yang dicium Jose itu memang mengecewakan dirinya, namun juga memicu gairahnya dan tanpa sadar membuat Palloma berfantasi liar tentang seks antara Abigail dan Jose.
"Senikmat itukah bibirnya? Abigail sungguh terlihat sangat b*******h padahal baru di bibir. Eeeuuughhh.... Saat ini Abigail pasti sedang merasakan bibir dan lidahnya di intinya. Ssshhhhh....... rasanya pasti sangat nikmat. Ya.... dilihat dari permainan bibirnya, pasti sangat nikmat.. aaahhhh...." Fantasi Palloma terus mengalir dan membuat tangannya kini bermain sendiri di tubuhnya, semakin memicu gairahnya terlebih dia saat ini mengusap sendiri intinya sambil memejamkan matanya.
Palloma akhirnya membayangkan bahwa Jose sedang memainkan inti bawahnya dengan jari dan lidahnya. Palloma berfantasi ikut bergabung dengan seks Abigail dan Jose. Dia terus mengocok sendiri dengan jarinya keluar masuk dalam lobang intinya. Terus dan terus semakin melelehkan cairan gairahnya, membayangkan Abigail bermain di pucuk dadanya sedangkan Jose bermain di inti bawahnya. Palloma tak puas dengan jari-jarinya, hingga dia membuka laci nakasnya dan mengeluarkan dildo nya, ya dildo berukuran super itu akhirnya menggantikan jari-jarinya bergetar maksimal mengocok dalam intinya.
Palloma mengubah posisinya menjadi tengkurap, dan menungging di bagian panggulnya, masih bermain dildonya terus membayangkan bahwa Jose lah yang sedang mendorong juniornya ke dalam inti Palloma, dan Abigail sedang berdiri mengangkangi pantatnya, sengaja menghadapkan intinya pada lidah Jose.
Aaaaahhh.....
Ooouhhhh..... yeeaaahhhhsssssss.....
Come on......yeeeeessss.... Faster..... Yeassssshhhhh..... Aaaaahhhhhhh.....
Oouuuhhhh..... Cum.... cum......
AAAAAAAAHHHHHH!!!!!!!
Palloma akhirnya mendapatkan orgasmenya dengan dildo dan fantasi liarnya yang belum pernah dia lakukan. Palloma selalu menolak untuk bermain threesome selama ini dengan dua wanita dan satu pria, selama ini Palloma selalu ingin menjadi satu-satunya wanita diantara beberapa pria. Palloma tidak pernah ingin menjadi lesbi dengan melakukan seks juga dengan sesama wanita. Tapi pagi ini dia telah melanggar segala aturannya sendiri.
Palloma mulai mengatur napasnya yang memburu cepat karena o*****e yang nikmat. Palloma mulai menurunkan level dildonya, perlahan dia masih menikmati orgasmenya, lalu akhirnya mencabut dildonya setelah dia benar-benar puas.
Palloma lalu membersihkan dildonya dari cairan orgasmenya, dan menyimpannya lagi, lalu membersihkan dirinya untuk segera berangkat ke rumah Tuan Jack dan melakukan pekerjaan rutinnya.
****
"Selamat pagi Tuan Jack." Sapa Palloma dan mendapati pria itu sedang sarapan sambil memangku seorang wanita dengan d**a yang sudah menyembul keluar dari pakaiannya. Tuan Jack sungguh gila, membiarkan semua pekerjanya menyaksikan adegan seksnya dimanapun dalam rumah ini. Wanita itu juga tidak merasa malu menunjukkan tubuhnya di hadapan para pengawal tuan Jack yang berjaga di sekitarnya.
"Pagi Palloma, cepatlah hentikan teriakan ayahku itu! Dia terus memanggilmu sejak matahari belum terbit tadi! membuat telingaku sakit! Sungguh merepotkan!" Sahut Tuan Jack.
"Baik Tuan." Ucap Palloma dan segera masuk ke kamar ayahnya Jack.
"Palloma.... kau terlambat lagi pagi ini! Lama-lama aku akan minta pada Jack supaya kau bekerja menginap saja disini!" Omel tua bangka itu tak sanggup menahan nafsu seksnya. Padahal dia hanya sanggup bermain 10 menit saja dan langsung kelelahan bahkan tertidur.
Palloma pun segera melepaskan seluruh pakaian di tubuh Tuan Hogward lalu membersihkan dulu juniornya dengan kain basah yang hangat, sambil mengurutnya pelan, semakin membuat juniornya tegak berdiri dan pria tua itu sudah memejamkan matanya sambil mendesah nikmat.
Palloma mengganti kain basah itu dengan tangannya sendiri yang telah diolesi pelumas khusus, lalu diapun segera melepas celana dalamnya dan mengangkat roknya lalu duduk di atas junior itu, memasukkan ke dalam intinya sendiri. Palloma mulai bergerak naik turun, terkadang sengaja menurunkan tubuhnya dan menyodorkan pucuk dadanya untuk dihisap oleh pria tua itu.
Tak lama pria tua itu sudah mencapai o*****e nya dan kelelahan. Palloma tak pernah merasakan apapun selama bermain dengan pria tua itu. Palloma segera turun dan kembali memakai celana dalamnya, lalu mengangkat tubuh pria tua itu dan membawanya berendam di kamar mandi, memandikannya dan segera menyiapkannya dengan pakaian bersih lalu mendudukkan ke kursi rodanya. Palloma memberinya sarapan, lalu pergi dan mengerjakan pekerjaan mencucinya.
Palloma terus mengerjakan segala rutinitas kesibukannya, bahkan dia sengaja membantu pelayan rumah dalam membersihkan semua perabot di rumah Tuan Jack. Palloma terus diam tak bicara apapun, hanya bekerja, bekerja dan bekerja. Dia sangat ingin melupakan bayangan kejadian saat pagi subuh tadi.
Palloma sendiri tak mengerti bagaimana dia bisa menjadi sangat kecewa pada Jose saat melihat pria itu b******u penuh gairah dengan Abigail.