COLD WEDDING - EP01

1255 Kata
"Jika semua orang punya mimpi, maka impianku hanya satu, yaitu hanya memilikimu." - Aleana Kenya - ----- ** ----- Dering alarm yang keras membuat wanita itu menggeliat dan mendengus sebal. Posisinya berganti menjadi duduk ditepi ranjang. Tangannya terangkat keatas untuk menggelung rambut yang cukup berantakan. Dengan mata yang masih terpejam, wanita itu menghentakan kaki dengan sebal menuju kamar mandi. Sesampainya dikamar mandi, wanita itu berhenti tepat disebuah cermin berukuran sedang. Usapan dipelupuk matanya membuat kesadarannya sedikit demi sedikit pulih. Kelopak mata yang sudah terbuka, kini memusatkan pandangan ke cermin. Senyum dibibirnya mengembang, entah apa yang dipikirkan wanita itu. Tangan yang sedari tadi bertumpu pada wastafel, kini terangkat memegang pipi. "Kalau bukan buat Arka males banget bangun sepagi ini," ucapnya sambil mengambil haduk kecil disebelah kiri cermin. *** Pagi hari adalah hari sibuk orang – orang. Ke kantor, ke kampus, atau bahkan kegiatan lain. Tapi, tidak terkecuali dengan wanita pirang berkuncir satu yang hanya duduk didepan caffe sambil memandangi sebuah foto. Senyum lebar tak pernah pudar dari bibir Alea. Tidak lama setelah itu, muncul laki-laki jakung menghampiri wanita itu dari arah belakang. Kehadirannya tak dihiraukan oleh wanita itu, meski Alea menyadari kehadirannya. "Kamu ngapain pagi-pagi ke caffe Abang?" tanyanya sambil duduk mengambil bangku di depan Alea. "Eh Abang, Lea cuma mampir sebentar sebelum ke kantornya Arka," dengan manis Alea memamerkan deretan gigi putihnya. Edgar terbiasa melihat adiknya seperti ini. Dia mendengus napasnya panjang. “Arka lagi? kamu gak bosen ngejar Arka?" kali ini Edgar berbicara dengan nada yang cukup serius. Alea yang mendengarnya menjadi kesal. "Abang apaan sih. Bukannya dukung adiknya!" sebalnya. "Kamu sudah besar Lea, kamu bisa bedain mana yang baik dan buruk buat kamu, seharusnya kamu sadar bahwa Arka nggak tertarik sama kamu dari dulu maupun sekarang. Seharusnya kamu bisa sadar, menerima kenyataan.” Alea mendengus nafasnya dengan kasar. Perkataan Edgar tamparann untuk dirinya. Bagaimana tidak, semua ucapan Edgar memang benar. Namun dewi batin Alea menolak. “Abangnya Lea yang paling jelekk. Ini bukan sekali dua kalinya Abang bilang gini ke aku. Udah sering Lea denger Abang kaya gini. Lea masih punya banyak waktu untuk mencintai Arka. Buat Arka cinta sama Lea. Jadi Abang gak usah khawatir." Alea kemudian beralih menatap foto Arka ditangannya, senyumnya pun kembali mengembang. "Delapan tahun seharusnya cukup buat kamu sadar bahwa cinta kamu itu semu. Jangan habiskan waktu kamu cuma buat Arka, Alea. Mending kamu kuliah aja yang bener.” "Abang apaansih, pagi - pagi nggak jelas kayak begini. Sampe mulut Abang berbisa pun Lea tetep cinta Arka. Ibaratnya tuh Lea kaya Juliet sedangkan Arka kaya Romeo. Kita terpisahkan oleh racun Bang, bukan restu Abang hahaha." "Kamu ini dinasihatin Abang gak pernah didengar! Abang aduin kamu sama Papah!” "Cerewet banget dih!" Gadis tersebut bangkit dari kursi sambil menekuk wajahnya masam. Sementara Edgar yang masih duduk di kursi, memijat pangkal hidungnya merasa pusing. "Astaga adik gue susah bener dikasih tau!"Edgar menggelengkan kepala. *** Arka mengecek satu persatu dokumen mengenai proyek kontruksi villa miliknya yang ada di Bogor. Beberapa berkas pengajuan kerjasama telah sampai ditangannya. Namun, dia masih harus mengecek satu persatu secara teliti sebelum menandatanganinya. Tok tok! "Masuk!" Seorang wanita berambut hitam panjang, memasuki ruangannya dengan sopan. Menghampiri Arka. "Permisi Pak, Nona Alea ingin bertemu dengan Bapak." Arka terdiam dari kegiatannya. Dia lalu mendongak menatap datar karyawan wanitanya. “Suruh dia pergi, saya tidak ingin diganggu." Tangannya memberi isyarat untuk pergi. Namun, saat sekertaris Arka berbalik, wanita pirang masuk menerobos ruangan Arka dengan santainya. Kakinya menghentak kesal dengan wajah yang cemberut. Anya selaku sekretaris Arka, mencoba menahan Alea yang masuk menyelonong. “Mohon maaf Nona Alea, Pak Arka tidak bisa di ganggu saat ini. Beliau sedang sibuk!” Alea menatap menyalang Anya, sekretaris Arka, “Apa kamu liat – liat! Diem aja kamu, nggak usah sok – sok untuk ngelarang saya!” Alea mencoba mendekati Arka dengan berkacak pinggang. "Arka kok jahat sih!" "Ngapain kesini?" Arka menatap dingin. Alea yang di tatap dingin, malah membalasnya dengan senyuman hangat. Netranya menatap netra milik Arka sambil duduk di sofa. "Nemuin Arka emang nggak boleh?" "Nggak!" Alea tertawa kecil, "Lucu banget sih pacar aku!'' Hening tak ada tanggapan sama sekali dari Arka. Namun, Alea tetap saja terus berbicara meski tak mendapat tanggapan sama sekali. "Dady - able banget tau kamu, Ka. Udah cocok jadi ayah dari anak - anak aku," lanjut wanita itu. Arka yang di gombalin oleh Alea, menghela napasnya kesal. "Pulang aja, saya sibuk!" usirnya tanpa menoleh. "Sibuk apaan. Orang aku udah cek jadwal kamu seharian free nggak ada rapat," Alea terkikik melihat raut muka Arka. “Terserah!” “Kamu jangan bikin aku gemes dong, nanti aku kebelit nikah nggak tanggung jawab haha!” Kali ini Arka menyerah. Percuma melawan Alea. Wanita itu sangat keras kepala. Berbicara dengan wanita itu ibarat berbicara dengan batu, malah berakhir seperti orang gila yang ada. Alea pun menikmati menatap Arka yang sedang bekerja. Dia menatapnya dari jauh sudah sangat senang. Andai Arka tau, jauh di dalam perutnya, saat ini terdapat ribuat kupu - kupu yang seolah terbang. Sangat mengasikan! "Arka, aku duduk disini ya. Kalau butuh bantuan, bilang. Aku siap bantu kamu kok, calon suami!” Tak ada respon apapun dari Arka. Pria itu hanya sibuk pada berkas kantornya. Boleh Alea memagic dirinya menjadi sebuah kertas yang penting untuk Arka? Jika bisa, Alea akan merubah diri dengan bantuan ibu peri. Kegiatannya saat ini hanya menatap Arka dari jarak jauh. Laki - laki itu adalah cinta pertamanya. Pria yang mengisi hatinya bertahun - tahun. Andai Arka memahami dirinya sekali saja. Berada di dalam posisinya, pasti dia tak akan seacuh itu dengannya. Wanita itu menunggu Arka, sambil mengambil majalah yang berada di meja depannya. Satu persatu halamannya dibaca, meski tak ada yang menarik. Akhirnya Alea meletakan kembali majalahnya dimeja. Kakinya disilangkan kedepan lurus untuk mengusir rasa pegal. Karena terlalu bosan, dia berakhir menguap kencang. "Hoam! Gak betah banget. Tapi… Mau gimana lagi, demi Arka!” gumamnya. Arka mendengar gumaman Alea, dan akhirnya menoleh. "Tidur disana!” Alea melebarkan mata, "Beneran boleh?" "Hm." Alea yang girang kemudian menghampiri Arka dan memeluk Arka kencang. "Makasih Arka! Pengertian banget…" ucap Alea girang. Wanita itu kemudian melangkah ke kamar yang ada diruangan Arka. Kamar itu memang tak pernah digunakan pria itu, mengingat Arka yang workaholic dan tak pernah beristirahat saat jam kerja. Dia adalah orang yang tak suka menunda perkerjaan, dan bermalas - malasan. Alea yang sudah berada di kamar itu, langsung menerjang kasur besar itu dan merentangkan tubuhnya. "Ah, punggungku…" Wanita itu menatap ke sekitar. Dia merasa sangat senang berada disini. "Nggak pernah dipakai, tapi rapinya kebangetan. Arka… Arka..." Tak lama setelah itu Alea sudah tertidur pulas dengan mulut yang sedikit demi sedikit terbuka lebar. Tak lama, seisi ruangan di susul oleh dengkuran yang cukup keras. Jam kerja Arka nampaknya sudah habis. Saat Arka hendak keluar dari ruangannya, laki - laki itu mendengar dengkuran yang sangat kencang. Arka kemudian menuju ke sumber suara untuk memastikannya. Arka, pria itu melihat Alea yang terbaring dengan mulut yang terbuka. Tanpa sadar, laki - laki itu tersenyum tipis. Arka mendekat ke arah Alea membenahi posisi wanita itu agar tak terjatuh dan menyelimutinya hingga batas dadaa. Setelah itu Arka kembali keluar dari ruangannya. "Permisi Pak, saya ingin membersihkan kamar!" ucap cleaning service "Tak perlu, biarkan dia istirahat." "Baiklah Pak." Cleaning service itu keluar dari ruangan Arka. Dengan perasaan yang campur aduk penasaran, “Sebenarnya, Pak Arka suka sama Non Alea atau nggak? Kok perhatian saya lihat tadi?” gumamnya. *** Hi jangan lupa klik tanda love untuk masukin ke library kalian dan jangan lupa follow author. Terimakasih.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN