3

1054 Kata
Carmilla menarik kembali tangannya kemudian berkacak pinggang. "Jangan nakal Mr. Blade, aku sudah senang berkenalan denganmu dan kuharap kita bisa berteman dengan baik, boleh?" Austin tak perlu berpikir panjang, pria itu menerima ajakan Carmilla. Selanjutnya, Carmilla memang merasa bahwa dia sedang kacau sekarang ini, maka dari itu, dia harus pulang terlebih lagi sudah malam dan dia tidak boleh keluar sampai larut malam. "Sial, kalau bukan karena Kyler sialan itu, aku takkan seperti ini," kesal Carmilla yang membuat Austin harus menegurnya untuk tidak mengumpat. "Santailah, Nona. Jangan sampai kau memakanku sebagai objek pemuasan dari hasrat ingin membunuhmu itu." Yah, Austin harus mengatakan ini agar dia selamat dari amukan Carmilla, karena dia menjadi ngeri ketika melihat Carmilla dengan penampilan kacaunya. "Entah kenapa, tatapanmulah yang ingin memakanku Mr. Blade." Mendengar balasan Carmilla, membuat Austin tertawa. "Kau bisa saja." "Aku bisa menebakmu karena kau memiliki wajah yang m-e-s-u-m, apalagi ruangan rahasiamu itu penuh dengan barang menjijikkan di sana," ucap Carmilla dan Austin menggaruk tengkuknya karena salah tingkah. "Hei, berhentilah mengungkit aibku yang satu itu, lagipula aku sendirian di sini, tujuan dari adanya ruangan itu agar aku bisa menyembunyikan kekasihku jika sewaktu-waktu orang tua atau saudaraku datang berkunjung di saat yang tidak tepat," balas Austin dan Carmilla langsung memujinya dengan kata cerdas. "Tentu," bangga Austin pada dirinya. "Baiklah, apa kau ingin bermalam di sini? Aku dengan senang hati akan menyiapkanmu kamar, atau kau ingin tidur bersamaku?" tawar Austin dengan alis yang dinaikturunkan. "Aku tidak akan yakin jika kau tidak menghamiliku malam ini Austin, jika aku tidur bersamamu," jawab Carmilla, sekaligus pertanda bahwa dia menolaknya dengan halus. "Ah, kau tidak asyik sama sekali, kalau begitu apa kau mau kuantar? Kau tidak perlu securiga itu padaku, karena aku tulus membantumu malam ini, apalagi setelah mendapatkan 5000 dollar dari pria itu, dan aku juga mengkhawatirkan mereka jika sewaktu-waktu menemukanmu," ujar Austin dan Carmilla membenarkan kalimat pria itu, bahwa mereka bisa saja menemukannya, apalagi di raya kota dan dia berjalan kaki seorang diri menuju rumah. "Terima kasih banyak Austin, kau benar-benar menolongku hari ini," balas Carmilla. "Tidak gratis, kau harus membayarnya di ranjang besok, setuju?" "Setuju, setelah aku memotong masa depanmu itu!" jawab Carmilla dengan senyum penuh arti, yang membuat Austin meralat kalimatnya bahwa dia bercanda saja. "Tidak perlu sesinis itu untuk menatapku, Carmilla. Aku hanya bercanda, okay?" "Terserah padamu." Sebenarnya, Carmilla sangat terkejut jika Austin mendapat 5000 dollar pada p-r-i-a h-i-d-u-n-g b-e-l-a-n-g yang mengejarnya tadi, dia juga sedikit penasaran, bentuk apa perjanjiannya? Semakin penasaran, akhirnya membuatnya menyahut juga. "Austin, apa kau menyepakati sesuatu kepada pria itu setelah mendapatkan 5000 dollar?" "Tentu, karena mereka telah memorakporandakan rumahku bahkan sampai memecahkan guci milik ibuku, tentu ibu akan marah jika aku tidak menggantinya," jawab Austin dan Carmilla merasa lega setelah mengetahui yang sebenarnya. "Aku bertanya karena takut jika kau menjualku juga," balas Carmilla. "Hei, aku tak sekeji itu kepada seorang wanita, walau aku nakal ataupun b-a-j-i-n-g-a-n, aku tak mau menghancurkan mereka." "Kenapa kau bisa berpikir seperti itu?" "Ibu dan kakakku seorang wanita, jika ada yang melukai mereka, aku akan marah besar dan membunuh pelakunya, dan dari situlah aku juga berpikir bahwa melukai wanita lain akan membuat keluarganya pun terluka," jawab Austin. "Aku tidak yakin dengan jawabanmu," balas Carmilla. "Mengapa?" "Dari tampangmu saja, kau seperti penculik wanita," jawab Carmilla bercanda, kemudian tertawa puas setelah melihat kekesalan Austin. "Yah betul, aku penculik wanita dan yang akan kuculik adalah dirimu dan mari berpesta malam ini," balas Austin pula kemudian mengeluarkan kekehan jahatnya. Sontak, Carmilla merasa waspada dan menjauh dari Austin, dan hal yang sama pun dilakukan oleh Austin, yaitu tertawa puas melihat ketakutan Carmilla padanya. "Ha ha ha, kau terjebak pula, aku hanya bercanda." Carmilla merasa berbeda malam ini, dia senang berkenalan dengan Mr. Blade, dia hangat dan menyenangkan. "Terima kasih, aku beruntung ditolong olehmu." Setelah bercakap panjang di rumah Austin, pemilik rumah memutuskan untuk mengantar Carmilla ke rumahnya, ketika di perjalanan, mereka kembali berbincang di mana Austin bertanya banyak hal. "Pacarmu itu gila sampai-sampai menjualmu, akan tetapi ... dia takkan seberani itu jika tidak ada penyebabnya, kira-kira, apa yang kau lakukan padanya?" "Tidak ada yang aneh juga tidak ada yang membuat hatinya sakit hati karenaku, karena hubungan kami baik-baik saja sebelumnya, aku hanya mendengar kalimatnya bahwa dia terpaksa," jawab Carmilla. "Kemungkinan besar, dia membutuhkan uang," balas Austin. "Aku juga berprisangka seperti itu saat dia menjualku, dan aku tidak menyangka padanya, kenapa dia tidak meminta bantuan kalau memang membutuhkannya? Apalagi dia menjualku dengan harga yang tidak seberapa, apakah aku semurah itu?" Austin memelankan laju kendaraannya kemudian berhenti di sisi jalan. Austin dengan serius menatap Carmilla, kemudian melayangkan pertanyaan, "Apa kau masih perawan?" "Tentu, aku pantang melepaskan mahkotaku sebelum menikah, saat aku berpacaran dengan Kyler, kami hanya sebatas berciuman saja, tidak lebih," jawab Carmilla. "Hm, menarik. Walau mahkota itu sudah biasa di kalangan kita, tapi masih ada saja yang memertahankannya," balas Austin. "Memangnya kenapa? Aku heran kepada banyak orang yang menganggap aneh jika masih ada gadis di umur 22 tahun, terserah orang, itu hak masing-masing dan memiliki pikiran masing-masing pula, mereka tidak berhak mengatur dan men-judge seenaknya, terkadang aku selalu sebal ketika memikirkannya," balas Carmilla pula dengan nada yang menggeram, Austin merasa lucu melihat respon wanita ini, ada ketertarikan tersendiri yang membuatnya nyaman untuk berteman. "Yah, aku pun merasa bersyukur bertemu denganmu malam ini, Mrs. Brigitta." .... "Terima kasih banyak, Austin. Sebelum kau pulang, kau wajib membagikan kontakmu padaku, karena kita telah berteman bukan?" Austin membenarkan pertanyaan Carmilla, dia pun ingin meminta kontak wanita itu, tapi egonya menghalang dan ia bersyukur jika Carmilla tanpa gengsi meminta tanpa merasa malu sedikit pun, Austin merasa pengecut jadinya. "Bilang saja jika kau akan rindu jika aku meninggalkanmu nanti," canda Austin dan Carmilla menendang tulang kering pria itu dan membuatnya mengeluh kesakitan. "D-a-m-n! Kau kasar sekali, aku hanya bercanda," sebal Austin. "Kau sendiri yang memancing Mr. Blade, cepat berikan kontakmu atau aku berubah pikiran," balas Carmilla juga ikut jengkel. "Kenapa kau yang marah?" tanya Austin heran, kemudian memberikan kontaknya pada wanita garang di depannya ini. "Terima kasih, sekarang pergilah tapi jangan lupa untuk berhati-hati, Mr. Blade." "Perhatian sekali, kembali terima kasih, Mrs. Blade." Carmilla melototkan matanya pada Austin dan pria itu malah tertawa puas kemudian meninggalkannya. "Senang mengenalmu, Mr. Blade. Apakah aku harus berterima kasih kepada kekasih sialanku itu? Karena dialah, kita bisa bertemu," gumam Carmilla tersenyum kecil, kemudian menggelengkan kepalanya berulang kali karena merasa, bahwa kejadian malam ini benar-benar di luar dugaannya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN