AKU CEMBURU

714 Kata
Pagi ini jadwal padat sekali , kuliahku sudah mulai masuk. Toko coffe juga lagi rame – ramenya, takkala kada aku berfikir dunia tidak adil untukku banyak sekali pengorbanan yang harus aku lakukan. Sembari bersiap – siap handphon ku berbunyi nyaring ternyata Andreas menelfonku “ Selamat pagi tuan putri Rea “ godanya jangan heran Andreas sering memanggilku seperti ini “ ih apaan sih udah tua juga tuan putri mulu “ sahutku yang sedikit tersipu akan rayuannya “ dah mandi belom aku dibawah nih , berangkat bareng ya “ “ iya bentar “ Aku bergegas bersiap siap karena Andreas sudah menungguku dibawah kontrakan kecil asal kalian tau Andreas sudah sering melakukan hal ini menjemputku, menemaniku terkadang ada rasa heran apakah dia tidak memiliki sedikit perasaan unttukku ? ataukah aku hanya di anggap bestfriend baginya ? namun ah sudahlah kurasa itu hanyalah khayalanku saja yang terpenting aku masih ingin bersamanya dengan perasaan yang ku penda mini. “ Lets’s go “ ajakku. Namun tanpa kalian duga bisa bisanya Andreas melotot tercengang tanpa kedip , bukannya apa tatapanya bikin salah tingkah. Ketika aku hendak mengobrol kepadanya karena kejadian tatapannya tadi ia mengucap terlebih dahulu  “ cantik banget hari ini mau kemana “ jawabnya dengan senyum manis di bibirnya Sontak aku terkejut ada apa dengannya , mengapa tiba tiba menjadi aneh, perasaan ini berkecamuk namun bagaimana aku mengatakan bahwa hatiku bergejolak kencang. “ kuliah lah masa nguli aneh banget “ aku langsung mengalihkan pandanganku berharap tidak akan membuat Andreas curiga bahwa aku sedang salting. “ oh yaudah “ Kita berjalan bersama menuju kampus, aku dengan Andreas berbeda fakultas aku menagambil jurusan psikologi sedangkan Andreas ingin menjadi seorang dokter lebih tepatnya dokter bedah. aku juga sedikit penasaran kenapa ia ingin menjadi seorang ahli bedah , karna menurutku aku harus tau semua tentang pria yang kucintai saat ini. “ kalau nanti selesai bilang ya aku jemput, kata Mr. Wang café rame nanti “ teriaknya sambil mengayuh sepedanya “ oke siap “ * * Aku berjalan menuju fakultasku, mengapa aku memilih mengambil jurusan itu karena lebih tepatnya psikologi sudah membantuku meringankan traumatik masa kecilku sedikit demi sedikit mimppi buruk itu jarang kembali. Saat berjalan tiba tiba aku menyenggol sosok pria tinggi memakai pakaian hem hitam dengan jam tangan perak di tangannya. Badan besar yang membuatku mendongak keatas melihatnya “ maaf aku tidak sengaja “ pintaku yang sedang sibuk mengambil buku buku yang terjatuh akibat tabrakan tadi. “ ga punya mata ? kalau jalan lihat lihat “ sahutnya dengan nada sinis “ aku minta maaf, ini bukumu “ pintaku sekali lagi namun sayangnya ia mengabaikanku, tidak menengokku sama sekali. Sorot mata tajam itu membuatku bergidik , sampai aku lupa bahwa bukunya tertinggal. * * Pembelajaran telah usai aku hendak menelfon Andreas yang katanya kalau selesai telfon saja , namun saat aku mulai membuka handphoneku tiba tiba ia berdiri didepanku. Bagaimana bisa pria ini dia bilang jika aku selesai baru menelfonnya , namun ia berkata “ kan aku ga bilang kalau aku udah selesai aku jemput kamu “ itulah yang membuatku jatuh hati padanya rasa pedulinya kepadaku teramat besar. Di tengah perjalanan pulang aku bertemu dengan teman sekelasku namanya Tony , ia cukup popular dikalangan jurusanku pasalnya ia memiliki raut wajah yang tampan dengan campuran ras jepang yang membuat kalangan wanita tergila gila. Ia menyapaku dngan keras dan tak luput juga ia merangkulku dengan senyuman yang merekah. Tony juga salah satu sahabatku dia juga sering kali memabntu tugas tugasku di kampus. “ Re besok jangan lupa ke caffe ya “ katanya yang masih meraangkulku dengan erat “ Iya jangan khawatir , anak anak yang laen juga jangan lupa “ “ Kalau itu mah siap boss” Namun satu aku melupakan sesuatu di asik kita berbincang satu sama lain ada sosok pira berdiri di sampingku dengan tatapan sinis siiapa lagi kalau bukan Andreas aku melupakan dia , oh tuhan kok bisa aku melupakan dia. Andreas menatap Tony dengan tatapan tajam , Tony yang merasa atmosfer sekitar sudah tidak enak ia memutuskan untuk pulang. Aku yang mencoba mengbrol dengan Andreas hanya menerima kebisuaannya. Baru kali ini aku melihat Andreas bersikap tidak ramah padahal dia juga tau bahwa Tony adalah sahabatku juga. Di tengah kebisuan ini akhirnya Andreas kembali berbicara, namun kalimat yang ia lontarkan membuatku terkejut ingin rasanya aku pergi dari bumi ini “ AKU CEMBURU "
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN