Pengkhianatan

1308 Kata
Aletta sedang berlatih di dalam kamarnya sedangkan Yohan berjaga di luar kamar. Terdengar suara Yohan yang memanggil Bos Naga dari dalam, Aletta segera memposisikan dirinya duduk di meja rias sambil memoles gincu warna merah pada bibirnya. Aletta segera menoleh ke arah pintu saat pintu terbuka. "Tuan Naga. Kebetulan sekali, aku baru ingin pergi mencari Anda. Sudah lama kita tidak bertemu sejak makan malam kemarin." Aletta menghampiri Winaga dan memberi senyuman manisnya. Winaga merangkul pinggang Aletta. "Aku merindukanmu. Namun, aku ingin bertanya satu hal kepadamu. Jawablah dengan jujur." "Tentu. Apa yang hendak Tuan Naga tanyakan, sepertinya hal serius?" Aletta bertanya sebab tiba-tiba ada Eira muncul di depan pintu. "Apa ada hal yang kamu rahasiakan dariku?" Aletta merangkul pinggang Winaga dan menatapnya. "Menurut Tuan Naga, apa tatapanku ini menjawab pertanyaan Anda?" Winaga menatap mata Aletta, biru jernih tak mungkin ada kebohongan di dalamnya. "Iya, aku sudah tahu jawabannya. Aku juga ingin memberitahumu, malam ini aku akan sangat sibuk. Mungkin beberapa hari ini aku tidak bisa menemuimu. Bila kamu merasa bosan, kamu bisa pergi keluar bersama Yohan." "Baiklah, Tuan Naga tetaplah waspada dan hati-hati dimanapun Anda berada. Aku akan selalu mendoakan keselamatanmu", ucap Aletta sambil memeluk erat Winaga. Eira membuang muka saat Aletta memeluk Winaga. Dia menahan amarahnya. Sebelum meninggalkan kamar Aletta, Eira berpesan kepada Yohan untuk selalu mengawasinya dan melapor bila ada hal yang mencurigakan. "Sial, wanita itu benar-benar telah menghasut pikiran Naga sehingga dia tidak berkutik di depan wanita itu. Gua pikir Naga akan bersikap keras namun sikap macam apa tadi? Bertanya selembut itu, menjijikkan", geram Eira. Setelah Winaga meninggalkan kamar Aletta, dia merasa ada hal yang sedang terjadi. Aletta memutuskan untuk menyelidikinya. Dia mengatakan kepada Yohan kalau dia ingin beristirahat lebih awal. Lalu Aletta segera berganti pakaian serba hitam dan mengenakan penutup wajah. Dia keluar kamarnya dari jendela kecil kamar mandi lalu diam-diam masuk ke dalam bagasi mobil Winaga. ****** Di ruangan lain, Andreas sangat antusias mempelajari cara pembuatan bom. Dia memperhatikan dengan seksama cara merakitnya dari awal mulai dari yang paling mudah dan dia berhasil membuatnya. "Aku berhasil, Jeane. Ini sangat mudah dan menyenangkan." "Tentu, ini bom sederhana, pemula pasti berhasil membuatnya. Besok, kita akan merakit yang tingkatannya lebih sulit, ada kabel paralel untuk mengelabui penjinak bom. Di tahap ini, kebanyakan pemula akan gagal." "Tetapi, hasilnya pasti berbeda bila pemula itu adalah aku. Aku ini cepat belajar dan cepat tanggap, sesulit dan serumit apapun pasti bisa ku pecahkan." "Percaya diri memang penting tapi kalau ketinggian juga bahaya." "Ucapan memang hanya sekedar kata tapi kalau tindakan nyata tidak ada yang bisa membantahnya, bukan begitu? Kita lihat saja hasilnya besok." "Setuju." "Kalau begitu, sampai jumpa besok", ucap Andreas sambil melambaikan tangan. Jeane membalas dengan menganggukkan kepalanya sekali. Jeane kembali ke kamarnya namun tidak menemukan Wesley. Dia mencoba menghubunginya tetapi tidak diangkat juga. Ternyata Wesley sedang berada di ruang kerja Winaga. Dia sedang duduk di kursi Winaga sambil mengangkat kakinya ke meja. "Malam ini akan menentukan nasib gua. Bila Beatrix berhasil diringkus polisi, Winaga pasti menyelamatkannya dan disaat itu, Carlos akan menghabisinya dan gua akan menjadi pengganti Winaga di tempat ini. Pikirnya, gua bodoh mau memberitahukan markas gudang senjata ini kepadanya. Carlos, Carlos, biar elu dan Naga yang bertarung habis-habisan dan gua hanya perlu menunggu kabar baik disini." ****** Setelah kejadian di balai pengobatan, Wesley menghubungi Wu Ling. Dia ingin membuat kesepakatan dengan Carlos Santos. Dia telah muak tidak dihargai oleh Naga. Jadi, Wesley menemui Carlos Santos di sebuah hotel dan menceritakan tentang Beatrix. Beatrix adalah pemimpin di belakang Winaga. Beatrix menyalurkan senjata kepada para pembeli ilegal. Tujuannya hanya satu yaitu ingin menangkap dirinya. Carlos akhirnya tahu kalau Beatrix adalah istri dari Alberto Bastian, agen khusus yang pernah menjadi mata-mata di markasnya. Saat itu, Alberto nyaris menangkapnya namun dia berhasil lolos. Dia pun membalas Alberto dengan memasang bom pada mobilnya tetapi sayang Alberto selamat dan hanya putrinya yang meledak di dalam mobil. Setelah itu, Carlos harus bersembunyi lama dari pengejaran polisi sehingga dia tidak mencari tahu lagi kabar tentang Alberto dan keluarganya. Bisnisnya pun berkembang pesat sehingga dia melupakan kejadian itu begitu saja dan fokus pada bisnisnya. "Salahku, tidak menghabisi sampai ke akar saat itu. Jadi, Beatrix sudah lama mengincarku. Dia berupaya keras menjadi pemasok senjata untuk menangkapku. Mengapa dia bisa berpikiran ke arah sana? Dia pasti beranggapan aku mempunyai penyokong dalam persediaan senjata namun yang dia tidak tahu penyokong ku bukanlah dari senjata ilegal tetapi senjata yang legal. Bodoh sekali, bertahun-tahun menyimpan dendam kepadaku atas kematian putrinya. Kini, aku akan membuatnya bertemu langsung dengan putrinya untuk melepas rindu." Wesley dan Carlos membuat kesepakatan. Carlos akan menjadikan Wesley kaki tangannya dalam bisnis perdagangan senjata setelah menghabisi Beatrix dan Winaga. Carlos menjanjikan kehidupannya akan aman, tenteram dan makmur. Lalu Wesley mengatur agar terjadi transaksi jual beli senjata dalam jumlah besar dengan nama pembeli yang dirahasiakan. Beatrix pasti terpancing dan mengira bahwa pembelinya kemungkinan Carlos. Setelah kesepakatan tercapai, mereka akan melakukan transaksi dan di saat itulah polisi akan datang dan meringkus mereka. Beatrix akan tertangkap sedangkan Carlos akan dengan mudahnya bebas. Lalu Winaga akan berusaha menyelamatkan Beatrix dan Carlos akan menghabisinya. Carlos beranggapan setelah berhasil menghabisi Winaga maka menghabisi Wesley hanyalah hal sepele. Tetapi Wesley tidak sebodoh itu, setelah Winaga mati di tangan Carlos tentu dia akan menjadi pemimpin menggantikan Winaga. Untuk apa dia menjadi ekor kalau bisa menjadi kepala? Wesley berusaha mengadu domba mereka untuk kepentingan pribadinya sendiri. Siapapun nanti yang kalah, dia tidak akan dirugikan. Bila Carlos gagal, Wesley masih memiliki alibi untuk menyelamatkan dirinya. Dan bila Carlos berhasil, dia akan melawan Carlos dan dirinya akan menjadi penguasa nomor 1 yang disegani. "Carlos pasti kehilangan banyak anak buahnya bila melawan Naga dan di saat itu gua akan dengan mudah menyingkirkannya. Sekali tepuk, 2 lalat mati di tangan gua. Bukankah ide gua ini brilian?", tawa Wesley. Jeane menemukan Wesley di ruang kerja Winaga. "Sayang, apa yang kamu lakukan disini?" "Aku hanya sedang menikmati duduk di kursi ini. Mungkin tidak lama lagi aku bisa duduk di sini." "Sayang, jaga bicaramu. Kursi itu mengemban tugas yang berat dan hanya Naga yang mampu mengembannya." "Beruntung, aku masih sangat membutuhkanmu di sisiku saat ini, bila tidak aku pasti sudah mencekikmu. Kamu meremehkanku Jeane, harusnya kamu mendukungku. Perasaanku padamu juga telah lama hilang, jadi setelah aku berhasil menjadi pemimpin aku juga akan menggantikanmu dengan Aletta", gumam Wesley dalam hatinya. Wesley dan Jeane telah menjalin hubungan lebih dari 12 tahun. Saat itu, Jeane masih remaja berusia 15 tahun dan Wesley 16 tahun. Mereka bersekolah di sekolah yang sama, saling jatuh cinta. Kejadian yang menimpa Winaga dan dia dinyatakan menghilang membuat hubungan Jeane dan Wesley semakin dekat. Wesley berjanji akan menjaga dan melindungi Jeane dengan tulus. Namun, seiring berjalannya waktu dan Wesley mendapat kepercayaan dari Winaga. Cinta Wesley memudar, antara bosan dan ingin berpetualang dengan hal baru yang jauh lebih menyenangkan diluar sana yang bisa dia dapatkan, dia tidak ingin hanya bertahan dengan Jeane yang serasa telah habis dia jelajahi. ****** Wesley tersenyum kepada Jeane. "Kamu benar sayang, kalau begitu bagaimana kalau aku menggendongmu sampai kamar lalu kita bercinta semalaman?" "Ayo", ucap Jeane sambil merangkul leher Wesley. Wesley segera menggendongnya menuju kamar. Andreas melihat mereka lalu membalikkan badannya. "Andai kita bertemu lebih awal, kamu pasti lebih memilihku ketimbang si Wesley itu. Apa bagusnya dia? Kurus kering, tidak atletis sepertiku. Aku jauh sepuluh kali lipat lebih baik darinya dari segi manapun." Andreas memutuskan untuk mencari Aletta di kamarnya karena dia merasa bosan. Di rumah semegah dan seluas ini tetapi begitu sunyi hanya ada beberapa penjaga yang berjaga. Dia pun merasa heran dan menyadari mobil Winaga dan anak buahnya tidak ada di parkiran. "Apa Winaga dan anak buahnya sedang keluar? Lalu Aletta, apa dia ikut bersama Winaga? Tetapi mengapa dia tidak mengabariku?" Untuk memastikan itu, Andreas mencari Aletta di kamarnya dan bertemu Yohan. Yohan memberitahu Andreas kalau Aletta ingin istirahat lebih awal. Andreas merasa janggal lalu menyelinap masuk ke kamar Aletta dan benar saja dia tidak menemukan Aletta di kamarnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN