Sang bayi yang masih digendong oleh Anis, mendadak menangis sangat keras. Padahal sebelumnya ia tidur nyenyak. Tangisannya menjadi pusat perhatian yang baru. Anis berjalan mendekati Ruma, segera memberikan cucunya pada sang ibu. "Laper mungkin sayang." "Iya, Buk." Ruma mendekap putranya dengan sayang. Anis menggeser sebuah kursi plastik supaya ia bisa duduk. Umi mengambil sebuah tas berisi penuh, meletakkannya di bawah kaki Ruma, supaya kakinya tidak menggantung. Dan tidak membengkak karena penumpukan cairan. Ruma pun tak ragu segera menyusui sang bayi. Tapi putranya menolak. Ternyata dia tidak lapar. Ia masih saja terus menangis. "Dia buang air besar mungkin." Umi kali ini. Ia segera membantu untuk melihat apakah cucunya buang air besar atau tidak. Ternyat

