Tasya terkurung di dalam sebuah kamar sempit yang hanya diterangi oleh lampu redup. Bau parfum mahal bercampur dengan aroma ruangan yang terlalu lama tertutup, menciptakan udara yang terasa sesak. Kamar itu sebenarnya cukup mewah untuk ukuran apartemen mahasiswa—ranjang queen-size dengan sprei sutra, lemari pakaian besar dengan pintu kaca, serta meja rias yang penuh dengan peralatan makeup dan botol-botol parfum berjejer rapi. Namun, bagi Tasya, semua itu tidak ada artinya. Karena saat ini, ia dalam posisi yang jauh dari kata nyaman. Tubuhnya lemas, punggungnya terasa pegal karena duduk di lantai selama berjam-jam tanpa bisa bergerak bebas. Pergelangan tangannya terasa sakit karena diikat dengan tali nilon kasar di belakang punggungnya. Kakinya juga diikat, membuatnya hanya bisa bergerak

