"Sorry." Hanya satu kata itu yang keluar dari bibir Athaya. Tanpa penjelasan. Tanpa argumen. Tanpa usaha untuk menjelaskan apa pun. Setelah itu, ia langsung bangkit dari kursinya, memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jaketnya, dan berjalan pergi tanpa menoleh sedikit pun. Langkahnya tegap, tapi ada sesuatu dalam cara ia berjalan yang terasa… berbeda. Seolah ia sendiri pun tidak yakin dengan keputusannya. Adel hanya bisa memandangi punggungnya yang semakin menjauh, rasa kesal dan frustrasi menggelegak di dadanya. Ia benar-benar tidak habis pikir. Apa maksud dari semua ini? Ia datang untuk bicara baik-baik. Untuk memberi Athaya kesempatan mengambil keputusan sebelum semuanya terlambat. Tapi jawaban yang ia dapatkan hanyalah satu kata permintaan maaf yang terdengar lebih sepe

