Memasuki tahun terakhirnya di University of Cambridge, Fabian berhadapan dengan tantangan terbesar dalam hidup akademiknya: penelitian akhir. Ia memilih topik yang ambisius, “Penerapan Kecerdasan Buatan dalam Forensik Digital untuk Analisis Kejahatan Dunia Maya.” Pilihan ini bukanlah kebetulan. Fabian merasa penelitian ini tidak hanya sejalan dengan perkembangan teknologi mutakhir, tetapi juga memiliki relevansi mendalam dengan perjalanan pribadinya—misi yang selama ini diam-diam ia emban untuk mencari kebenaran di balik tragedi yang melibatkan Adel dan Abel, dua sosok yang tidak hanya dekat dengan hidupnya, tetapi juga membentuk sebagian besar identitas dan tujuan hidupnya. Setiap malam, ketika Fabian larut dalam pengembangan algoritma atau menelaah jurnal-jurnal akademik, pikirannya s

