Udara malam terasa dingin menusuk kulit, tapi bagi Tasya, dinginnya udara bukanlah apa-apa dibandingkan dengan kengerian yang masih mengguncang tubuhnya. Mobil yang membawanya pergi dari neraka kini telah melaju menjauh, meninggalkannya sendirian di pinggir jalan yang sepi. Lampu jalan menerangi wajahnya yang basah oleh air mata. Lututnya lemas, membuatnya hampir terjatuh jika saja ia tidak segera berpegangan pada tiang listrik di dekatnya. Tangisnya pecah lagi. Bukan hanya karena ketakutan, tapi juga karena kehancuran yang baru saja mereka tanamkan dalam hidupnya. Video itu. Ancaman mereka. Ia tidak bisa melupakan suara Sonya yang dingin saat mengatakan bahwa jika ia berani membuka mulut, maka video itu akan tersebar. Bayangan wajah Shenzy yang penuh kemarahan, tatapan puas Melly, da

