Malam semakin larut. Jarum jam di dinding kamar sudah menunjukkan pukul dua dini hari, namun tidur nyenyak tampaknya masih enggan menyapa Adeeva. Ia terbangun dengan perasaan tidak nyaman, bukan karena mimpi buruk, tetapi karena tubuhnya yang terasa gelisah tanpa alasan yang jelas. Dengan gerakan malas, ia mengangkat tubuhnya dari posisi berbaring, lalu duduk di pinggir ranjang. Mata setengah terpejam, ia mengusap wajah dengan kedua tangan, mencoba mengusir kantuk yang masih menggantung di kelopak matanya. Udara malam di kamar ini cukup sejuk, namun tidak cukup untuk membantunya kembali tidur. Ia melirik ke arah sofa di sudut kamar, tempat Athaya berbaring. Cowok itu masih tidur, tampak tenang dalam posisi miring dengan satu tangan menyangga kepala. Napasnya teratur, wajahnya santai, sea

