Ratu

2331 Kata

"Maaf ya, Man." Lagi-lagi, hanya itu yang keluar dari mulut Duta. Kata-kata yang seolah menjadi kalimat sakti baginya setiap kali situasi seperti ini terjadi. Seolah-olah dengan mengucapkannya, semuanya akan baik-baik saja. Seolah-olah luka yang ia goreskan di hati Manda bisa sembuh begitu saja. Manda menarik napas dalam. Udara malam yang dingin menusuk paru-parunya, tetapi entah mengapa, tetap tak mampu mendinginkan hatinya yang sedang panas. Ia menatap Duta, yang berdiri di hadapannya dengan ekspresi penuh penyesalan, seakan ia benar-benar merasa bersalah. Tapi bagi Manda, itu tidak cukup. Tidak pernah cukup. Ini bukan kali pertama. Ia sudah terlalu sering berada di posisi ini—berdiri di hadapan Duta, mendengar permintaan maaf yang sama, merasakan sakit yang sama. Namun, yang pa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN