Mengejar Senja

1973 Kata

Ali menarik napas dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Perlahan, ia menarik kursi di dekat tempat tidur Senja dan duduk. Matanya tak lepas dari wajah perempuan itu—pucat, lemah, tapi tetap saja Senja yang ia kenal. Ia menyandarkan punggungnya ke kursi, berusaha menenangkan pikirannya yang masih berkecamuk. Rasanya ada begitu banyak hal yang ingin ia katakan, tapi untuk saat ini, ia hanya ingin memastikan Senja baik-baik saja. Beberapa menit berlalu dalam diam. Satu-satunya suara yang terdengar hanyalah bunyi monitor medis yang berdetak stabil dan tarikan napas Senja yang pelan. Lalu, tiba-tiba, tubuh Senja sedikit bergerak. Kelopak matanya bergetar sebelum akhirnya perlahan terbuka. Ali langsung mencondongkan tubuhnya ke depan. "Senja?" Senja mengerjap beberapa kali, menyesua

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN