MALU

2009 Kata

Ponsel itu jatuh begitu saja dari tangan Athaya, mendarat dengan bunyi "thud" di lantai kayu apartemen. Tapi itu bukan hal yang utama sekarang. Yang utama adalah… mata Adeeva yang melebar, penuh keterkejutan, kekagetan, dan mungkin sedikit horor. Dan sebelum Athaya sempat mengatakan apa pun untuk menjelaskan kehadirannya di sini, suara nyaring Adeeva memenuhi ruangan. "WOI! LO NGAPAIN DI SINI?!" Teriakan itu begitu lantang, menggema di apartemen yang awalnya tenang. Athaya langsung mengerjapkan mata, tersentak oleh volume suara gadis itu. Tapi apa boleh buat? Ia memang salah masuk tanpa izin. Sementara itu, Adeeva sendiri masih berdiri terpaku di tempatnya, wajahnya memerah dalam sekejap. Bukan karena marah—meskipun marah juga, sih—tapi lebih karena MALU. Bagaimana tidak?! Ia sedan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN