Terlihat wajah keterkejutan dari laki-laki berkumis itu. Beberapa orang berbisik padanya lalu salah satunya mendekatiku. "Pak Tarno mau bicara, ada yang ingin disampaikan," ucapnya padaku hampir tak terdengar. Aku hanya mengangguk lalu meletakkan pengeras suara. Jika sudah setuju, mengapa tak langsung mengatakan iya? "Nak, kita bicara di dalam sini dulu sebentar," ujar Bu Marni mendekatiku. Tampak Pak Tarno juga Dahlia mengikuti kami masuk ke dalam ruangan. Aku rasa itu kamar Dahlia. Ada foto gadis itu tanpa hijab. Dahlia segera menelungkupkan fotonya dengan cepat. Ck! Lelucon. "Kenapa Nak Aditya tak memberitahu kalau mau langsung akad?" tanya Bu Marni dengan suara lembut. "Bukankah mempercepat hal baik itu baik?" tanyaku berbalik. Dahlia menatapku tajam. "Tapi proses perni

