BAB 48_DUA PEREMPUAN

867 Kata

@Kediaman Hadi Pratama Malam itu, Indri menghampiri suaminya yang sedang duduk di balkon. Hadi tampak tercenung menatap langit malam. "Gimana keadaan menantumu!? Sekalian sama besanmu?" sindir Indri. "Dahlia semakin membaik. Mungkin lusa dia bisa pulang. Ibunya juga sudah membaik. Tentang ayahnya, dia akan menerima hukumannya yang sepadan." Tangan Indri menyodorkan minuman madu hangat pada suaminya. "Minumlah. Itu bisa mengembalikan moodmu, Pa," saran Indri. Hadi hanya diam saja. Pikirannya mulai terganggu. Tentang enam bulan itu. Mengapa ia sekarang ragu? Kehilangan Dahlia di rumahnya baru beberapa hari sudah membuatnya tak tenang. Memang jauh di dalam lubuk hatinya, selama ini ia mendambakan anak perempuan. "Pa. Karena posisi CEO sekarang kosong, gimana kalau Dareen saja yang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN