Pemuda itu langsung menerobos masuk hingga Belinda hampir saja tersungkur. "Eee ... Na-Nak Dareen. Ki-kirain siapa," ujar Yuni antara kaget dan senang. "Siapa kalian?! Ini sudah tengah malam! Kalian bisa kuteriaki maling!" Imron berang dan sudah bersiap dengan tongkat baseballnya. "Putri bapak ini sudah menyerang perusahaan tempatnya bekerja. Wanita bodoh. Cepat, ambil laptop dan ponsel yang kamu pakai untuk menyebarkan berita itu!" perintah Dareen menghadap Belinda. "A-aapa maksudmu, Dareen?" Belinda mendekati pemuda itu. "Karena perbuatanmu itu, banyak investor akan ragu dengan kredibilitas CEO. Itu tempatmu kerja, Bel! Kenapa tak kamu pakai otakmu itu, ha?!" "Aku ... aku ...." "Jangan banyak alasan. Aku sudah tahu. Keberadaanmu sebagai pemilik akun sedang dicari ayahku.

