23 | Rindu Terlarang

1799 Kata

                "Kenapa diem aja dari tadi Na?" Ervan menoleh pada perempuan yang duduk di kursi penumpang sebelahnya. Irina sejak tadi sepulang dari memeriksakan kehamilannya tetap memilih sibuk memainkan ponsel dari pada mengajak Ervan berbincang seperti sebelum-sebelumnya. Sungguh tidak seperti Irina yang biasanya banyak bicara kan? Perempuan yang kini badannya sedikit berisi itu semakin memberengut mendengar pertanyaan suaminya? Entah hilang kemana kepekaan Ervan ini, hingga memahami perempuan yang sudah sepuluh tahun mendampinginya saja tak bisa. Irina menurunkan ponsel hingga ke atas pangkuannya. "Abang tuh ya, sampe kapan sih mau hindari pertanyaanku?" "Pertanyaan yang mana?" ulang lelaki itu benar-benar tak paham. Ervan sampai menurunkan kecepatan mobilnya demi menoleh dan men

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN