Mencari Iklan

1148 Kata
Sama seperti sebelumnya, ia langsung bicara pada intinya yang mana ia mencari pekerjaan di sana. “Ah, lowongan ya.” Si wanita menanggapi, Katarina langsung mengangguk. “Kau terlambat satu hari, satu lowongan sudah terisi kemarin. Untuk saat ini kami belum memerlukan pekerja wanita.” Wanita kasir itu lanjut bicara mengungkapkan kabar yang tidak membuat perasaan Katarina lebih baik. Ia malah tampak kecewa kali ini. “Seperti itu ya.” Katarina menunduk menggumam lemah. Saat ia akan bergerak membalikkan badan, tiba-tiba si kasir buka suara. “Jika dilihat dari penampilanmu, kau masih sekolah, bukan?” tanyanya. Katarina mengangkat wajah lalu menganggukkan kepalanya. “Ya. Seperti itu.” Katarina menjawab pelan tanpa semangat. “Kau membutuhkan pekerjaan selama musim panas?” kasir itu mengajukan pertanyaan lagi. Kadang ada anak sekolah yang perlu pekerjaan selama musim panas berlangsung atau sepanjang masa sekolah. Maka dari itu, wanita kasir tersebut mengajukan pertanyaan ini. “Ya, aku sangat membutuhkannya. Mungkin selama aku sekolah.” Katarina membalas. Si wanita kasir agak mencondongkan tubuh ke depan untuk memperpendek jarak dengan Katarina, ia bahkan menyangga dagunya. “Kalau boleh kusarankan, coba cari berita lowongan pekerjaan di koran atau poster. Mungkin saja ada yang bisa kau datangi.” Akhirnya si wanita kasir mengatakan maksud dari perkataannya mengajak katarina berbicara, ia memberikan usulan. Katarina merasa agak bodoh karena sejak pagi ini sampai siang ia sama sekali tak memikirkan hal itu. Padahal, mungkin saja akan lebih cepat apabila ia mencari terlebih dulu sebelum melamar. “Begitu ya, aku tidak mencoba melakukannya.” “Tidak ada salahnya mencoba. Omong-omong, apa kau bisa pindah tempat?” Wanita itu kembali berdiri tegak lalu memberi isyarat pada katarina bahwa ada orang lain di belakang gadis itu. Katerina menoleh ke belakang, ia mendapati bahwa sudah ada empat orang yang mengantre. “Ah, maaf. Aku menghalangi jalan.” Katarina sesegera mungkin menyngkir sehingga beberapa pembeli yang sudah berjajar mengantre bisa sesegera mungkin untuk segera melakukan transaksi. Setelah mengucapkan terima kasih, Katarina segera meninggalkan mini market itu. Rasa panas kembali menerpanya ketika ia keluar dari mini market, sungguh suhu yang panas membuatnya sangat kegerahan. Ia memiliki dorongan untuk kembali masuk ke dalam minimarket agar tubuhnya kembali terasa sejuk, tapi ia menahannya lalu segera lanjut berjalan menyusuri trotoar setelah meninggalkan halaman mini market itu. Sudah beberapa tempat dirinya datangi, sudah ke sana ke sini ia mencari informasi mengenai pekerjaan yang mungkin bisa dirinya ambil, tapi semuanya nihil. “Sudah siang, aku masih belum mendapatkan pekerjaan yang kuinginkan. Sialnya aku benar-benar tak memiliki uang.” Pada saat itulah perutnya terasa lapar. Sepertinya waktu sudah lewat tengah hari, maka dari itu ia mulai merasa lapar lagi. Karena ia tidak kunjung mendapatkan pekerjaan setelah perjalanan yang panjang, maka Katarina memutuskan untuk pulang. Selain ia akan beristirahat, ia juga perlu makan. Hanya ada makanan rumahan saja yang bisa memenuhi kebutuhannya saat ini. Sambil berjalan pulang, Katarina mencari iklan lowongan pekerjaan yang bisa dirinya ambil. *** Di dalam rumah, setelah melakukan rutinitas pribadi, ia akhirnya mencari berita tentang lowongan kerja yang bisa dirinya ambil dengan jarak tempuh yang tidak terlalu jauh. Berdasarkan iklan dari televisi dan iklan koran, tidak ada pekerjaan khusus untuk anak sekolah, apalagi pekerja paruh waktu. Sudah dua jam lamanya, Katarina masih belum menemukan pekerjaan yang bisa dirinya ambil, ia sampai bosan membaca dan melihat-lihat. Pada akhir nya ia mengacak rambut lalu merebahkan tubuhnya di atas sofa. “Percuma saja, tidak ada pekerjaan yang bisa kuambil. Ini benar-benar menyusahkan. Padahal ini adalah awal dari hidup normal yang kujalani.” Katarina bergumam menggerutu sendiri. “Kenapa bisa tidak ada satu pun iklan yang kutemukan? Apa kota ini benar-benar sangat payah? Terlalu payah sehingga satu gadis sangat sulit untuk mencari dan mendapatkan pekerjaan?” Katarina berbicara sendiri. Ia menggeleng lalu mengembuskan napas lelah. “Aku benar-benar tidak menyangka bahwa hidup normal tidaklah mudah, apalagi berusaha menjadi orang baik.” Ia berucap pelan. Terbayang tiba-tiba dalam pikiran Katarina mengenai ia yang begitu mudahnya mendapatkan uang apabila dirinya menjadi orang yang jahat, ia bisa menggunakan kekuatannya untuk mengambil keuntungan dari orang-orang. Hal seperti itu tidak sulit untuk dilakukan, mencuri adalah sesuatu yang sangat mudah untuk dirinya lakukan dengan bantuan kekuatan yang dimilikinya. Apalagi entah mengapa, selain perasaan yang bergejolak, ia merasa bahwa kekuatan yang dirinya miliki sangat mendukungnya untuk melakukan tindak kejahatan. “Tidak, aku tidak akan pernah melakukan hal itu. Sangat besar risiko yang harus kuambil.” Katarina menggeleng keras. Ia akan menekan keinginannya itu, ia berusaha keras agar tidak menggunakan kekuatannya untuk hal-hal yang terpikirkan oleh otak jahatnya. “Aku akan menggunakan kekuatan ini untuk mempertahankan diri, aku tak boleh mengubah prinsipku. Aku tak boleh melakukan kejahatan.” Katarina mempertegas menguatkan diri untuk melawan dorongan itu. Apabila ia menggunakan kekuatan itu untuk tindak kejahatan, maka kerugian yang akan dihasilkan sangat besar. Kemungkinan besar juga akan banyak darah yang tumpah. Katarina bukan sok suci atau menjadi orang baik. Mengenai membunuh, ia sudah beberapa kali melakukanya, tapi hal itu beralasan. Katarina membunuh untuk membela diri, ia tidak akan membunuh tanpa alasan, apalagi ia harus membunuh karena kekuatan yang digunakan untuk kejahatan. “Huh, sebaiknya aku lanjut mencari iklan.” Katarina yang tidak ingin memikirkan mengenai kejahatan apa saja yang bisa dirinya lakukan, ia segera menyibukkan diri untuk mencari iklan lowongan kerja yang mungkin saja bisa dirinya ambil. Hari itu Katarina menghabiskan sisa hari untuk beristirahat dan mencari informasi mengenai lowongan kerja. Ia melakukan pencarian ke mana pun yang bisa dirinya temukan. Televisi menyala tanpa menjadi perhatiannya, ia fokus mencari iklan di koran yang saat ini dirinya pegang. Tak terasa, waktu sudah berlalu, malam pun tiba di mana keadaan di luar sudah gelap. Katarina merasa frustrasi karena ia tidak menemukan satu pun iklan pekerjaan yang menerima pekerja paruh waktu. Ada satu pekerjaan yang benar-benar bebas dan bisa membuat dirinya mendapatkan uang harian. Pekerjaan itu adalah menerima titipan anak selama beberapa jam atau bahkan seharian penuh, bayaran yang didapatkan tentu lumayan untuk pekerjaan satu hari yang tidak terlalu berat itu. Sayangnya, ada satu masalah. Katarina tidak berpengalaman dengan anak-anak, ia tidak tahu bagaimana caranya mengurus anak-anak. Lingkungan tempat dirinya hidup sebelumnya tidak terdapat anak-anak. Hanya ada dirinya dan teman-teman seusianya saja, ia tidak pernah melihat anak-anak apalagi mengurusi mereka. Maka dari itu, meski ada pekerjaan yang bisa diambil, ia tidak melakukannya. Bisa berbahaya apabila ia memaksakan diri. Mengurus anak bukan sesuatu yang mudah dilakukan, harus ada keterampilan khusus dari itu. Dengan rasa kesal karena tidak mendapatkan apa-apa, Katarina mengisi perutnya yang sepanjang siang dibiarkan kosong. Untunglah di rumah itu ada stok makanan yang sangat banyak, hal itu membuat Katarina tidak akan kelaparan meski saat ini ia benar-benar tidak memiliki uang. Setelah menyelesaikan makan malam, Katarina beranjak menuju kamar lalu segera tidur. Ia sidak bersemangat melakukan apa-apa ketika ia kesal karena masih belum juga ada kabar baik mengenai pekerjaan. Malam itu, Katarina tidak memimpikan adegan yang ada di laboratorium, malah ia memimpikan hal lain yang aneh dan membingungkan, mimpi itu segera terlupakan ketika esoknya Katarina terbangun.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN