Beginning after end 2
Tawa membahana itu memenuhi ruangan saat seorang pria tersungkur di atas lantai dengan tubuh yang tak berdaya. Dia meremas dadanya yang terasa terbakar. Setelah meminum anggur yang di sediakan oleh pelayan entah kenapa dia langsung kehilangan kekuatannya.
Suara langkah kaki yang menggema diikuti suara tawa yang membahana membuat pria itu mendongak, lalu saat melihat siapa sosok itu dia memincingkan mata seolah tak percaya.
"Kau!" Erang pria itu dengan suara tertahan saat merasakan sakit yang kembali dia rasakan di bagian dadanya, sialan apa yang sudah wanita itu lakukan pada dirinya. Bahkan kepada seroang raja yang agung seperti dirinya kini.
Sungguh terkutuk wanita ini.
"Kenapa rajaku, apa kau membutuhkan bantuan dari bawahan mu yang rendah ini?" Ucap suara mendayu disertai suara yang terdengar memiliki kebencian di dalamnya. Dia membungkuk seperti biasanya, seolah memberi penghormatan kepada sang raja yang saat ini tersungkur tak berdaya di atas lantai.
"Aku tidak menyangka, rajaku yang agung, rajaku yang sungguh berkuasa, bisa tergeletak bahkan rela mencium ujung sepatuku." Tawa si wanita dengan wajah angkuh dan congkak, dia menatap sang raja yang saat ini berusaha merangkak di kakinya dengan suara tersengal, sepertinya akan mendekati akhir hidupnya.
"Oh, rajaku yang malang." Wanita itu menunduk, tepat di hadapan sang raja yang berusaha untuk mempertahankan kesadarannya. "Siapa yang sudah berani melakukan ini padamu, sungguh tega sekali orang yang lancang melakukan ini."
"K ... Kau ... A-aku ta...u ini se...nya ad-alah u...ulahmu!" Ucap sang raja dengan suara terputus karena rasa sesak dan sakit yang dia rasakan sungguh luar bias, bahkan saat ini dia tidak bisa menggunakan kekuatan untuk menetralkan segala jenis racun. Sepertinya wanita itu sudah memasukan racun yang mematikan ke dalam minumannya, apakah ini semua sudah direncakan oleh wanita ini.
Fluxy. Dia adalah salah satu sahabat yang sudah mendampingi sang raja dari mereka belum memiliki apa-apa, wanita itu adalah orang kepercayaan sang raja dalam segala hal, tapi sepertinya raja tidak menyadari, jika semua yang wanita itu lakukan hanyalah untuk mencapai semua tujuannya, posisi raja yang seharusnya menjadi miliknya, kini dia sudah merebut posisi itu, posisi yang mana sangat dia inginkan, tapi kedatangan Abigail membuat Fluxy kehilangan segalanya. Dia tersingkir karena Abigail memiliki potensi yang luar biasa, dan dia hanya bisa melihat sembari mengigit jari.
Tapi sekarang. Semua sudah berbalik. Abigail terlalu percaya pada dirinya dan membuat dirinya bisa bergerak leluasa dan merencanakan semua ini dengan matang.
"Jika memang aku, lalu kenapa?" Ucap Fluxy, wanita itu berdiri lalu menatap rendah Abigail yang masih berusaha untuk bertahan.
"Kau tahu! Sejak awal aku sudah menginginkan posisi ini. Ratu, aku ingin menjadi seorang ratu dan menguasai segalanya, tapi kenapa kau malah datang dan merusak segalanya, kau bilang, kau tidak pernah berminat menduduki posisi raja, tapi kenapa kau malah merebutnya dariku!"
Yah, jika saja Abigail masih memegang kata-katanya, dia tidak akan melakukan hal sejahat ini pada orang yang sudah bersamanya sejak lama, sahabat sejak mereka berusaha mengumpulkan kekuatan dan hingga mereka mencapai kejayaan, tapi semua itu sudah berlaku, Abigail malah melupakan kalimatnya dan mengingkari sumpahnya untuk tidak menduduki posisi raja. Perbuatan itu tentu saja membuat Fluxy marah. Dia merasa Abigail hanya memanfaatkan dirinya.
Padahal jika di pikir lagi. Abigail melakukan itu untuk melindungi sahabatnya itu, menjadi penguasa bukanlah segalanya, ada banyak hal yang harus di urus, dan kini sepertinya Abigail tahu kenapa Fluxy sangat ingin mendapatkan posisi itu. Dia ingin menguasai dan memiliki semua hak yang ada di benua ini, sungguh, dia benci dengan semua hal itu.
Abigail tak bisa berbuat apa-apa, tenggorokannya terasa kering bahkan suaranya tak bisa terucap karena hal itu. Racun yang mengalir dalam dirinya seolah sudah membuat tubuhnya mati rasa. Inilah akhir dari hidupnya.
"Kau terlalu angkuh dan menganggap jika kau akan baik-baik saja jika menjadi seorang raja, tapi sekarang?" Fluxy menendang tubuh Abigail hingga membuat pria itu terlentang. "Kau hanyalah seonggok sampah yang tak berguna di hadapanku, kau hanya sampah yang bisa ku singkirkan kapan saja saat aku menginginkannya."
Lalu tawa itu menggelegar, hal itu membuat Abigail menggenggam tangannya dengan erat, dia bersumpah hari itu, jika saja dia diberi kesempatan untuk memulai segalanya, dia akan memperbaiki dan mencegah hal ini terjadi, setelah sekian lama dia baru menyadari kebodohannya.
Pantas saja selama ini Fluxy selalu saja menentang keputusannya yang selalu ingin memprioritaskan rakyat dari Sagala hal, menciptakan dunia yang damai tanpa ada selisih paham dan mencegah stone jatuh ke tangan orang yang salah, tanpa dia sadari, dia malah mempercayakan semua stone pada Fluxy, stone yang memiliki sumber untuk membuat orang memiliki sebuah kemampuan, dia salah. Selama ini dia berpikir jika Fluxy akan ada di pihaknya, tapi ternyata wanita itu malah bertindak sendiri.
"Kau sungguh menyedihkan, kau malah menyerahkan semua sumber kekuatan yang tak terbatas itu kepadaku. Dan berpikir aku akan ada di pihak mu." Fluxy menyeringai. Dia sangat puas saat melihat bagaimana Abigail tak berdaya di bawahnya. "Kau sungguh bodoh, tapi aku berterima kasih kepadamu karena kau, semua rencana yang sudah sangat lama aku susun berjalan dengan sangat lancar."
Fluxy mengeluarkan belati miliknya, lalu berjongkok di hadapan pria itu. "Sekarang. Matilah dengan tenang dan serahkan semua kekuasaan kepadaku." Dan setelahnya, tanpa memberi ampun sedikitpun Fluxy dia menyingkirkan Abigail dengan sangat mudah seperti halnya yang dia inginkan selama ini. Dia tersenyum puas, sepertinya semua yang dia inginkan akan menjadi miliknya sebentar lagi.
---
Selama hidupnya, Abigail tidak pernah menyangka jika dia akan dikhianati seperti ini. Dia berpikir Fluxy adalah orang yang bisa dia percaya, bahkan saat pertama kali perkenalan dirinya, wanita itu memiliki satu tujuan yang sama dengan dirinya, menggulingkan sang raja dan menciptakan dunia baru dengan kekuatan yang dia dapatkan.
Stone, satu benda yang muncul secara tiba-tiba dan membuat orang yang menemukan benda itu mampu memiliki kekuatan di luar nalar, bahkan keseimbangan benua hampir saja terguncang karena kekuatan dari batu energi yang mereka sebut dengan stone.
Monster mengerikan pun muncul bersamaan dengan keberadaan stone itu. Lalu tangan jagat dan orang yang memikirkan kepentingannya sendiri datang dan mencari semua stone untuk memperkuat dan menindas mereka yang lemah.
Dunia menjadi kacau setelah kemunculan stone dan membuat mereka rakus akan kekuatan, melupakan bagaimana pentingnya kehidupan di dunia, dan bagaimana perasaan orang-orang yang tak berdaya. Mereka semakin gencar menindas dan membunuh orang yang melawan mereka.
Hal itu membuat Abigail marah, dan bertekad untuk menyingkirkan siapa saja yang berbuat semena-mena, dia bergerak untuk membinasakan orang-orang, dan menciptakan sebuah negara tanpa ada kekuatan di dalamnya.
Tapi setelah dia mencapai hal itu, dia malah tidak menyangka jika salah satu orang yang dia percaya sudah termakan oleh keserakahan dan membelot, menusuk dirinya dari belakang dan mengakhiri hidupnya, dia berakhir, tujuan dan perjuangannya selama ini berakhir hanya seorang yang dia percaya sebelumnya, sungguh siapa yang menyangka jika dia akan berakhir seperti ini.
Mati di tangan wanita uang sudah sangat dia percaya sebelumnya.
Abigail menarik kedua sudut bibirnya. Sepertinya dia akan mengingat semua penghianatan ini dan berpikir jika dirinya benar-benar bodoh.
Andai saja waktu bisa terulang kembali. Maka Abigail akan mencegah semua hal ini terjadi, dia kan mencegah segala hal yang akan mengancam keselamatan umat manusia.
Kini dia kembali, apa yang dia inginkan benar-benar terjadi, tapi saat dirinya sadar dari kejadian mengenaskan itu, dia kembali di dirinya yang masih berusia sepuluh tahun. Seorang remaja yang tidak memiliki kekuatan sama sekali. Dan saat dia berpikir jika dunia ini belum memulai penemuan stone, nyatanya dia salah. Saat dia kembali membuka matanya, dunia ini malah sudah memiliki sosok yang sudah bisa mengendalikan kekuatan dasar mereka. Banyak hal yang berubah saat dirinya kembali ke sepuluh tahun yang lalu.
Sepertinya perubahan terjadi saat dirinya kembali, tuhan tidak semudah itu memberi kesempatan untuk dirinya. Sepetinya dia memang harus berjuang dengan hal yang baru.
Tapi untuk meyakinkan semua itu. Dia mencoba menuju satu tempat di mana dirinya menemukan stone pertamanya, dan saat dia melihat jika stone itu benar-benar masih ada. Abigail merasa jika umat manusia belum menyadari hal itu, mereka hanya terfokus dengan kekuatan mereka tanpa tahu jika stone itu ada.
Lalu beberapa waktu setelahnya dia menemukan beberapa stone dan satu stone langka yang bisa meningkatkan kekuatannya, sungguh dia sendiri tidak pernah menyangka jika nasib akan berpihak kepadanya.
Hanya saja kini Abigail harus berhadapan dengan seekor monster yang memiliki kekuatan sangat dahsyat, monster yang baru saja mengalahkan dua orang yang memiliki kekuatan yang sungguh luar biasa. Dia masih bersembunyi di balik batu jauh di atas area pertempuran itu.
Diam Abigail menyusun rencananya, dia sangat tahu monster ada di depan sana. Pengalaman dan ingatan tempo dulu yang masih dia ingat dengan sempurna membuat dirinya berisikan sangat tenang.
Abigail menunggu, menunggu hingga semua benar-benar berakhir. Dia harus bersabar untuk mencapai suatu keberhasilan, bertindak ceroboh hanya akan membuat dirinya terjebak suatu keadaan yang tidak menguntungkan.
Bayangan penghianatan Fluxy masih sangat jelas di ingatannya, rasa sakit atas luka itu masih menganga di sana. Dia harus bertindak sangat hati-hati sekarang.
Terlebih di sana masih ada seorang perempuan yang memancarkan kekuatannya dengan sangat ganas. Dua seolah memfokuskan seluruh kekuatannya di ujung tangannya.
Y12, berusaha untuk mengalahkan blue dragon dalam satu serangan, apakah dia bisa berhasil mengalahkan makhluk kuat yang bahkan seorang kesatria paladin saja akan sulit mengalahkan naga itu seorang diri.
"Baiklah, kita lihat akan sejauh mana dia bertahan." Abigail masih menunggu dengan sabar, mencari kesempatan untuk mendapatkan apa yang dia perlukan. Setidaknya sedikit lagi dan dia akan mendapatkannya.
Y12 masih fokus dengan mantranya, lalu tak lama setelahnya sebuah sihir tingkat atas itu keluar dan langsung menyerang blue dragon hingga membuat makhluk itu mengerang dengan kuat.
Suaranya bahkan hampir mengoyak telinga Abigail, membuat dia harus menutup telinga dengan kedua tangannya.
Kekuatan sihir dari y12 tidak bisa diremehkan begitu saja, dia sungguh berhasil mendesak blue dragon, tapi tanpa y12 sadari, sisik naga biru itu tidak mudah di tembus bahkan dengan kemampuan sihir seperti itu. Terlebih sisik itu sangat tebal dan memiliki sihir perlindungan di sana.
"Pertarungan yang sia-sia." Gumang Abigail saat melihat wanita itu kehabisan tenaganya, dia terlihat panik di sana, apalagi saat blue dragon itu menyerang langsung kearahnya, sepertinya dia akan menyusul y8 sebentar lagi.
Dan setelah y12 mati, maka Abigail akan menyerang blue dragon. Bukankah ini keuntungan yang luar biasa dan sangat jarang terjadi, apalagi sisik blue dragon memiliki harga yang sangat mahal, Abigail tidak akan bingung lagi sekarang. Dia akan menunggu sedikit lebih lama lagi.
hingga saat yang dinantikan akhirnya datang. Y12 menjerit saat serangan blue dragon berhasil mengenai dirinya, wanita itu langsung tergeletak di sana. Dan setelahnya adalah pertempuran Abigail dengan blue dragon itu.
Abigail bergerak cepat. Dia langsung mengarahkan pedang miliknya kearah blue dragon, lalu secepat yang dia bisa. Dia menatap ke punggung blue dragon, di mana titik buta milik makhluk itu berada. Dia akan menyerang dengan trik yang dulu dia gunakan.
Menyerang titik buta makhluk itu dan bertahan di sana, dia akan mencongkel sisik naga dan menyerang dari dalam menggunakan racun laba-laba yang dia dapatkan tadi.
Hanya saja tidak semudah yang dia bayangkan. Pertahanan blue dragon sangat kuat, bahkan satu guncang saja hampir membuat Abigail terpental dari sana. Tapi seperti biasa, pengalaman adalah sesuatu yang sangat berharga, dia bisa dengan mudah mengatasi hal itu dan mencegah untuk dirinya terpental dari sana. Dia akan bertahan sedikit lagi.
"Tidak semudah itu, ini bukan kali pertama aku menghadapi mu." Ucap Abigail dengan santai. Dia masih bertahan dengan senjata yang dia miliki, laku terus menebar racun kedalam daging blue dragon dan berusaha melukai makhluk biru dari dalam. Dia butuh waktu sedikit lebih lama lagi sebelum menggunakan seluruh kekuatannya, dia akan segera berhasil setelah ini.
Hanya waktu dan pengalaman yang akan berhasil menguasai pertarungan.