“Kenapa kamu melamun?” tanya Kevin seraya mengguitku. Aku tersenyum dan menelan kembali memorabilia indahku tentangnya. “Tidak apa-apa,” jawabku. Lily sudah tidak terlihat lagi batang hidungnya. Sesaat yang lalu dia masih berada di sampingku. Tidak heran. Dia pasti sedang mengobrol dengan teman-temannya yang lain. Kevin pun meninggalkanku saat seorang temannya memanggilnya. Sedari tadi memang belum ada seorang pun yang menegurku. Mendadak aku menjadi orang paling kuper atau memang semua teman-temanku tidak ada di pesta ini. Tidak boleh. Aku tidak boleh berpikiran seperti itu. Sesuatu menubrukku dengan keras saat aku berjalan sambil memperhatikan Kevin dari kejauhan. Tubuhku tertolak mundur seketika dan suara rintihan pelan terdengar samar-samar. Aku menoleh dan tertegun saat itu juga.

