Pagi ini aku seperti biasa, berkeliling mencari orang-orang yang punya perlatan elektronik rusak dan bersedia memakai jasaku. Sampai aku pulang belum ada yang mengisi kantongku. Sebenarnya bukan semata karena uang, aku hanya ingin sesuatu untuk dikerjakan. Uang milikku sejak SMA hingga sekarang masih terus bertambah bukan malah berkurang. Dulu sebagai atlet aku juga mendapatkan gaji, lulus SMA aku bekerja dan tidak sulit bagiku menyekolahkan Farhan. Lagi pula dia sebenarnya tidak terlalu butuh bantuanku. Farhan cerdas, dia punya beasiswa sendiri dan tipe pekerja kerasnya itu selalu bermanfaat. Aku pulang ke rumah jam masih menunjukkan pukul 09.10. Tenyata masih pagi, tapi bajuku sudah basah oleh keringat. Aku sedang memasak air untuk kopiku lalu Alvarez menelepon. “Tidak biasanya kamu men

